Chapter 34

3.7K 289 12
                                    

TIT

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TIT .. Tit .. Tit..

Bunyi mesin patient monitor didengar sayu oleh manusia-manusia didalam wad itu .

Sudah cukup 10 hari Irene Sarah koma .

10 hari juga 7 manusia ini tidak pernah meninggalkan sisinya . Masing-masing sentiasa berbicara dengan Irene Sarah meski gadis itu sedang lena .

Kenapa ? Kata Airiz , pesakit didalam koma 50-50 akan mendengar kata-kata semangat yang kita beri kepada mereka .

Sebab itu , tak tertinggal sesaat pun 7 hati ini memberi kata-kata semangat buat Irene Sarah dan yang paling kuat adalah hati yang sentiasa untuk Irene Sarah , Mikael Rayyan .

Tak pernah sekalipun selepas pulang dari Sepanyol dia meninggalkan sisi gadis itu . Rata-rata kerjanya di arahkan pekerja di syarikat untuk uruskan .

Kalau dia terpaksa sekalipun , dia akan bekerja dari wad .

"Korang nak makan apa ? Aku belikan " ujar Eiden sambil bangun mewakili diri untuk turun ke cafe hari ini. Yang lain saling berpandangan .

"Aku ikutlah " ucap Rayden .

"I pun . I tak tahu nak order apa " balas Rina pula .

"Kau , Mika ? " tanya Adam . Masing-masing yang sudah berdiri memandang Mikael Rayyan .

"Just coffee " balasnya sepatah . Tangannya mengusap lembut tangan Irene Sarah yang di drip .

"Kau dah 2 hari tak makan Mika " tegas Eiden membuatkan Mikael Rayyan mengeluh . Dua hari je , tak mati lagi .

"Aku takde selera "

"Kalau Irene bangun nanti tiba-tiba pula kau demam macam mana ? Cuba jangan degil " marah Eiden . Kang tak pasal yang koma bangun , yang jaga sakit .

Mikael Rayyan mengeluh lagi . Tak habis-habis mereka mengugutnya . Tidak tahukah seleranya hilang bila setiap kali melihat keadaan Irene Sarah sebegitu ?

"Beli jelah apa-apa " ujarnya sebelum menekup muka ke tilam . Dia tak larat . Dia penat mental . Dia penat nak cakap dia kuat padahal dia tak .

Bunyi pintu ditutup membuatkan dia terus lepas tangis .

Hatinya sakit melihat gadis dia dalam keadaan begini . Walaupun sudah stabil , tapi gadis ini masih belum sedarkan diri membuatkan hatinya gelisah.

"Sampai bila kau nak tidur Irene ? " ucapnya dengan tangisan . Tangan masih erat menggengam tangan gadis itu .

10 hari yang sepi , 10 hari yang menyakitkan , 10 hari kerinduan .

"Tak cukup lagi ke 10 hari , sayang ?"

Mikael Rayyan angkat muka . Air mata mengalir tanpa henti . Merah muka menahan esakkan .

Mereka yang lain di luar pintu mendengar tangisan Mikael Rayyan memandang antara satu sama lain . Rasa kasihan pada Mikael Rayyan menggunung .

His Baby Girl : My GangstarWhere stories live. Discover now