Bagian 23. Target Balas Dendam

714 102 8
                                    

Maverick keluar dari mobilnya dan berjalan dari halaman luas ke pintu besar di depannya. Pagi ini dia ada di kediaman Lee, iya Mave mau ketemu sama Nata, lebih tepatnya mau nganterin pacarnya sekolah sekalian ngomongin sesuatu.

Ini udah satu bulan lebih sejak beritanya menyebar dan Nata masih mengindarinya membuat si aktor sedikit jengah dan kangen, dia pengen ngobrol lagi sama pacar manisnya itu sekalian ngejelasin sesuatu karena selama satu bulan ini Nata selalu menolak. Waktu opa David meninggal dan mereka nginep aja Nata lebih milih tidur sama Cello, benar-benar menghindari interaksi apapun dengannya.

Awalnya Mave maklum, mungkin Nata masih butuh waktu tapi kali ini dia harus ngomong. Mereka juga gak mungkin kaya gini terus.

Disaat Maverick baru aja mau mencet bel di samping pintu, pintu besar itu udah terbuka lebih dahulu menampilkan Nata yang udah rapi pake seragamnya dan tas hitam yang bertengger di salah satu bahunya.

Kalo dipikir-pikir, Nata itu sebenernya ganteng. Coba aja dia bisa bersikap lebih tegas mungkin cowok itu bisa dapetin cewek-cewek cantik atau cowok manis namun sayangnya Nata udah mendeklarasikan dirinya jadi pihak bawah, dia lebih suka diperhatikan daripada memperhatikan. Dia lebih suka dimanjain daripada ngemanjain dan yang terpenting Nata cuma mau sama Maverick, bukan yang lain.

Maverick senyum, kangen banget dia tuh sama pacarnya. Dan pagi ini melihat Nata di depannya membuat moodnya yang sempat buruk itu kini membaik. Maverick udah maju satu langkah untuk merengkuh tubuh Nata namun sebelum itu Nata lebih dulu menjauh membuat si yang lebih tua mendesah kecewa.

"Nat.."

"Udah siang, aku mau berangkat sekolah." Nata udah mau pergi sebelum tangannya ditarik membuatnya menghembuskan napas kasar.

"Aku mau sekolah kak."

"Hari ini kakak yang anter."

"Aku bawa mobil sendiri." Nata melepaskan tangan Maverick yang menggenggamnya dan berjalan ke depan garasi dimana mobilnya udah siap karena tadi pagi-pagi supirnya udah memanaskan mobil itu.

"Lari terus, ngehindar terus. Kamu kapan mau dewasanya sih Nat? Kaya anak kecil."

Nata yang baru berjalan dua langkah langsung berhenti. Si anak SMA itu merasakan dadanya yang sesak namun Nata enggan untuk menoleh sampai dia ngerasa tubuhnya ditarik sehingga kini dia berhadapan dengan Maverick, sehingga kini dia bisa melihat tatapan cowok itu.

"Apa susahnya sih dengerin kakak dulu? Udah cukup Nat, mau sampe kapan kita kaya gini?" Maverick memegang kedua pundak Nata dan menatap maniknya walaupun Nata memilih menunduk memperhatikan aspal.

"Kakak harus apa lagi Nat? Kakak harus—"

"Kasih aku waktu—"

"Sampe kapan?" Maverick menyela cepat. Ditatapnya pacarnya itu sampai akhirnya Nata memberanikan diri untuk mendongak, balas menatap tatapan itu.

"Aku mohon kasih aku waktu sebentar lagi, aku lagi pengen sendiri dulu kak." Ujar Nata membuat genggaman Maverick terlepas dan momen itu dimanfaatkan si anak SMA untuk pergi dari sana, masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan rumah, meninggalkan Maverick yang masih berdiri disana dan Jaemin yang diam-diam melihat dari celah pintu.

Si ayah satu anak itu menghela napas lalu membuka pintu, menghampiri Maverick kemudian menepuk pelan pundaknya membuat si aktor langsung menoleh dan tersenyum sebelum mengambil tangan Jaemin untuk disalimi.

"Maafin Nata ya Mave? Kadang Nata emang belum bisa jadi dewasa." Jaemin ngusapin pundak Maverick yang dibalas anggukan, Maverick tau.

"Iya Mave ngerti, Pa." Ujarnya dengan senyuman. Jaemin balas tersenyum, kembali ngusapin pundak anak itu.

SweetsaltTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang