Bagian 4. Papan Nama

949 118 19
                                    

Happy Sunday💚💚

***

Apa sih yang paling menyenangkan dari Masa Orientasi Siswa Baru atau anak-anak jaman sekarang memanggilnya MOS? Pasti kebanyakan karena mereka pengen ketemu temen baru kan? Atau ada juga yang udah nandain beberapa kakak OSIS yang ganteng/cantik buat nanti dijadiin gebetan.

Ayo siapa yang kaya gitu?

Hampir 90% anak-anak yang baru lulus SMP itu menunggu-nunggu banget jadwal MOS. Katanya pengen cepet jadi anak SMA biar keren. Keren apanya?

Tapi gimana kalo acara MOS itu menjadi acara yang paling membosankan? Kaya buat apa sih? Toh tanpa dijelasin sama kakak-kakak OSIS juga nanti mereka bisa hapal sendiri sama semua peraturan sekolah bahkan gedung-gedungnya?

Dan itu yang dirasain sama Alvaro Juno Rajendra.

Cowok yang masih pake seragam putih birunya itu malah pergi ke kantin padahal dari speaker ketua OSIS udah koar-koar nyuruh semua peserta MOS buat kumpul di lapangan karena bentar lagi mau diadain acara apel.

Cowok itu sekarang udah nyari tempat paling pojok terus ngerebahin tubuhnya di kursi panjang.

"Hahhhh..." Helaan napas keluar dari bibirnya. Juno menutup wajahnya dengan papan nama yang terbuat dari kardus yang dilapis karton terus mulai memejamkan matanya dan bersiap akan petualangannya di alam mimpi sebelum sebuah tangan menarik telinganya sehingga anak itu langsung bangkit.

"Aduhhh.." Juno meringis. Membuka matanya dan menatap anak OSIS dengan dongkol bikin si anak OSIS itu semakin menarik telinganya membuat pekikan nyaringnya menggema di kantin yang sepi.

"Jangan kdrt dong! Gue aduin ke Komnas perlindungan anak lo! Orangtua gue aja gak pernah main tangan— A-ADUH!" Juno semakin mengaduh ketika jeweran itu semakin kuat bahkan sampai membuat telinganya merah.

"Bukannya ikut apel malah bolos ke kantin. Lo itu lagi MOS! Bisa gak jadi anak baik lima hari aja?"

"Kok ngatur?— eh iya ampun aduh lepas dong, gimana kalo telinga gue copot? Lu mau tanggung jawab?"

"Sopan!"

"Ck." Si sulung Lee itu berdecak. "Senioritas mulu, basi."

"Lo.." si anak OSIS itu menatapnya geram. "Ayo ikut gue!"

"Mau kemana? Males ah gue mau tidur." Juno udah mau siap-siap ngerebahin lagi tubuhnya sebelum kerah kemejanya ditarik membuatnya mau tak mau ikut ke lapangan dengan posisi tubuh yang ditarik-tarik, disaksikan sama semua orang yang berada di lapangan.

Dan di depan barisan, Juno bisa melihat Nata menggelengkan kepalanya sedangkan dia cuma senyum-senyum.

"Liat, orang lain berdiri panas-panas di lapangan buat ngikutin apel tapi dia? Dia malah pergi ke kantin dan tidur. Apa sikap kaya gini mencerminkan seorang siswa?" Seorang ketua OSIS yang berdiri di atas podium langsung noleh ke Juno yang sekarang udah berdiri di depan, disaksikan sama semua peserta MOS yang mulai bisik-bisik.  Tapi kebanyakan bisik-bisik mengagumi ketampanannya sih, apalagi cewek-cewek yang terlihat malu-malu kucing, Juno yang liat itu ngernyit, dipikir dia suka kali ya sama cewek-cewek itu?

"Alvaro Juno Rajendra, SMP Garuda. Sekolah elit tapi kelakuan gini, coba disini siapa yang dari SMP Garuda?"

Dan Juno liat ada beberapa tangan yang diangkat ke atas, termasuk di barisan kanan, anak-anak yang sepertinya melanggar.

Sialan Gavin! Juno udah mau misuh tapi temennya itu cuma nyengir sambil dadah-dadah.

"Lo push up 100 kali terus nanti ikut baris sama anak-anak itu." Si ketua OSIS itu turun dari podium setelah ngeintruksiin semua peserta MOS buat masuk ke kelas masing-masing, kecuali anak-anak yang melanggar, harus diberi hukuman dulu.

SweetsaltTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang