Rumah yang biasanya sepi itu kini tampak ramai. Karangan bunga duka cita juga memenuhi halaman luas rumah itu dan puluhan orang berbaju hitam terlihat berlalu-lalang.
Berita meninggalnya David Lee, salah satu pengusaha tersohor itu sudah menyebar luas membuat puluhan orang-orang yang pernah menjalin kerjasama dengannya berbondong-bondong datang hanya untuk mengucapkan bela sungkawanya kepada keluarga yang ditinggalkan. Di depan gerbang bahkan ada beberapa media yang ingin meliput kalau aja Mark berkata untuk menjaga privasi keluarga, dia menugaskan beberapa orang untuk menjaga gerbang dan hanya memperbolehkan orang-orang yang ingin melayat.
Di dalam rumah, Jeno masih terduduk di salah satu kursi bersama Renjun disampingnya. Sekarang pria itu sudah tidak menangis, namun siapa saja yang melihat matanya pasti tau betapa Jeno sangat kehilangan sosok ayahnya. Renjun juga dengan setia nemenin suaminya walaupun dia juga harus nerima beberapa tamu penting tapi untung aja Mark dan temen-temennya yang lain selalu membantu.
Pagi itu, Cello udah dua kali kehilangan kesadarannya. Anak itu terus-terusan menangis dan berakhir ambruk. Wajar saja, selama ini Cello sangat dekat dengan Opanya, anak itu terkesan lebih manja kepada opa dari pada Oma.
Cello merasa sangat kehilangan salah satu superheronya. Makanya ketika dia sadar, Papa Candra yang nemenin dan menjadi sandarannya sampai dia kedatangan Jiandra, kekasihnya.
Beda dengan Cello, Juno justru hanya terdiam. Anak itu tidak menangis, hanya duduk tak jauh dari tempat orangtuanya. Menatap jenazah opa dengan tatapan kosong, sesekali menghela napas berat tapi itu yang justru membuat temen-temennya khawatir makanya mereka silih berganti menemani cowok itu.
Juno emang belum nangis. Semalem waktu sadar dari pingsannya dan diberi tahu kalo opa udah gak ada, Juno sama sekali gak nangis. Anak itu hanya terdiam dengan tatapan kosong.
"Jun mau minum?" Sekarang giliran Vito yang menemani, yang lain lagi bantuin uncle Mark menyiapkan pemakaman. Juno cuma ngegeleng, masih menatap ke tengah ruangan dimana jasad sang opa disemayamkan.
Vito menghela napas, si cowok blesteran itu noleh ketika seseorang menepuk pundaknya. Masih menggeleng kepada Gavin yang nanya keadaan Juno.
Tadi kedua orangtuanya datang kesini. Orangtua Ezra juga yang ternyata temenan sama uncle Renjun. Dan dia baru sadar kalo orangtua mereka ternyata emang udah temenan dari dulu.
"Ada Rengga." Gavin ngebisikin Vito bikin cowok itu langsung ngangguk, dia nepuk pundak Juno.
"Gue ke depan dulu ya? Gak pa-pa kan disini?" Ujarnya yang lagi-lagi cuma dibales anggukan. Setelah itu dia jalan mengikuti Gavin, meninggalkan Juno dan Rengga yang berdiri tak jauh dari sana.
Tadi Rengga sampai kesana bersama Shaka tepat pukul tujuh pagi, halaman udah ramai oleh para pelayat makanya Rengga ngerasa sungkan untuk masuk. Dia diem dulu di depan dengan Abel dan yang lainnya, tapi begitu Gavin mengajaknya ke dalam, Rengga mulai berani masuk. Lagi pula dia belum mengucapkan turut berdukacita kepada keluarga Lee, dia juga ingin bertemu dengan Juno.
Dan begitu sampai, suasana di dalam ternyata lebih membuat dadanya nyeri, tangisan yang bersahut-sahutan menyambut kedatangannya. Dan Rengga bisa melihat pacarnya duduk bersama Vito di salah satu bangku, ada uncle Renjun dan uncle Jeno juga gak jauh dari sana.
Begitu Gavin mengangguk, Rengga mulai melangkah mendekat, duduk di samping Juno yang masih terdiam.
"Kita masih ada janji main golf." Juno ngomong tanpa menoleh. Rengga mengangguk, kemarin waktu menjenguk kan Juno bilang. Cowok itu ngusap pundak Juno bikin pacarnya itu langsung menoleh.
Rengga bisa liat tatapan itu kosong dengan sedikit lingkaran hitam di bawah matanya. Wajah Juno juga pucat dengan bibir yang bergetar. Rengga kembali mengusap pundak Juno sampai akhirnya Juno meletakan kepalanya di pundak sempit Rengga membuat Rengga langsung merengkuh tubuh itu dan saat itu juga tangisnya pecah, untuk pertama kalinya Juno menangis membuat Renjun yang duduk tak jauh darinya kembali meneteskan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetsalt
FanfictionDestiny 3rd book (disarankan baca destiny dan destiny 2.0 dulu biar nyambung) Yang Rengga inginkan hanyalah sekolah dengan tenang sampai hari kelulusannya nanti tapi semuanya berubah ketika seorang siswa paling berpengaruh di sekolah tiba-tiba mengh...