Bagian 6. Ngedate?

808 122 13
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Juno!"

Juno yang baru aja mau naik ke tangga langsung noleh waktu seseorang neriakin namanya. Cowok itu ngerutin keningnya pas liat Rengga yang lari nyamperin bikin orang-orang yang ada disana langsung pada noleh ke arahnya. Berita tadi di kantin pasti udah nyebar ke semua penjuru sekolah. Bukan hal aneh, apapun yang dilakukan Juno pasti akan cepat diketahui oleh orang-orang mengingat seberpengaruh itu Juno di sekolah.

"Aku mau ngomong."

"Lo udah ngomong." Balas Juno cepat, natap cowok yang lebih pendek dari dia.

Rengga ngehela napas, ngeliatin orang-orang yang masih pada natap ke arah mereka. Juno yang ngerti itu langsung ikut noleh, bener aja, ada lumayan banyak siswa disana.

"Bubar." Cowok itu berkata tegas dan entah menggunakan sihir apa, orang-orang itu langsung membubarkan diri sehingga kini disana hanya ada mereka berdua.

"Apa?" Si sulung Lee itu melipat kedua tangannya di depan dada, masih memperhatikan Rengga yang menunduk.

"Aku gak mau."

"Gak mau apa?"

"Gak mau jadi pacar kamu." Rengga memberanikan diri untuk mendongak, menatap manik legam Juno. Karena posisinya Juno berdiri di anak tangga sedangkan Rengga di lantai, Juno terlihat sangat menjulang.

"Apa gue pernah minta pendapat lo?" Cowok itu turun sehingga kini berhadapan langsung dengan pacarnya. "Perkataan gue tadi itu mutlak, dan gue gak butuh pendapat lo mau atau nggak jadi pacar gue karena mau lo nolak pun, status lo gak akan pernah berubah."

"Tapi Juno-"

"Gak ada tapi-tapian, nanti pulang sekolah gue jemput di kelas." Juno ngusak rambut hitam Rengga terus langsung balik badan, naik ke lantai dua meninggalkan Rengga dengan helaan napas yang panjang.

Bener kata Nata, Juno itu orang yang paling keras kepala.

***

Dan bener aja, sebelum bel pulang berbunyi, Juno udah berdiri di depan kelas 12A, menyandarkan tubuhnya ke tembok dengan tangan yang sibuk main hape, lagi mabar sama Cakra.

Sebenernya kelasnya belum bubaran, tapi karena Juno gak suka sama matematika, dia langsung ngambil tasnya terus keluar kelas padahal guru udah beberapa kali neriakin namanya.

Juno peduli? Nggak.

Lagian pelajaran matematika di jam terakhir itu bikin emosi jiwa. Udah ngantuk, lapar, disuruh ngitung lagi. Gak, Juno gak suka. Dia mending mabal ke kantin atau ke perpustakaan, buat tidur maksudnya. Kan lumayan ada AC.

Selesai mabar, Juno langsung masukin hapenya ke saku celananya terus ngelirik jam tangannya, masih ada lima menit lagi sebelum bel. Bosen, kalo bukan karena Rengga, Juno gak akan mau pegal-pegal berdiri disini. Ngapain juga?

SweetsaltTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang