Bagian 37. Hadiah Untuk Juno

678 83 9
                                    

Jika ditanya siapa orang yang paling bahagia di dunia, pasti orang-orang akan kompak menjawab Alvaro Juno Rajendra.

Orang-orang bilang kehidupan Juno itu nyaris sempurna. Juno lahir di tengah-tengah keluarga yang harmonis. Dari dia lahir sampai usianya akan menginjak 18 tahun, dia selalu mendapat limpahan kasih sayang dari orang-orang terdekatnya.

Walaupun banyak yang bilang Juno itu urakan, brandalan, tukang berantem, tukang bolos, namun untuk keluarga, dia tetap Juno kecilnya, si jagoan keluarga Lee.

Juno tidak pernah meminta dimana dia akan dilahirkan. Tapi ketika dia lahir di tengah-tengah Huang Renjun dan Lee jeno dan menjadi bagian dari keluarga kecil itu, Juno selalu mengucap syukur diam-diam. Bukan atas kehidupan mewahnya, bukan juga karena barang-barang branded yang selalu orangtuanya hadiahkan untuknya, Juno bersyukur karena memiliki orangtua yang selalu sportif dan mendukungnya disaat orang-orang diluaran sana menyebut-nyebut dirinya tukang pembuat masalah.

Dibalik semua kenakalan-kenakalannya selama ini, Daddy Jeno dan Papa Renjun tidak pernah benar-benar marah padanya. Bukannya mereka terlalu memanjakannya, Renjun dan Jeno hanya percaya kepada anaknya. Dan setiap Juno bertanya apakah mereka malu memiliki seorang anak sepertinya, kedua orangtuanya akan kompak menjawab kalau Juno adalah anugerah terindah yang Tuhan titipkan untuk mereka. Juno adalah harta yang paling berharga di dalam keluarga dan sering kali orangtuanya berkata kalau mereka sangat menyayanginya.

Juno bahagia? Tentu saja. Tidak ada anak yang tidak bahagia diberi perhatian seperti itu. Juno selalu mengucap syukur, dan dia tengah berusaha untuk mengembalikan nama baik orangtuanya dengan cara menjadi anak yang baik dan penurut.

Juno akan membuktikan ke semua orang kalau dia pantas menjadi anak Lee Jeno dan Huang Renjun. Dan dia akan berusaha untuk membuat mereka bangga.

Banyak orang yang ingin berada di posisinya. Lagi-lagi karena kehidupan Juno itu nyaris sempurna. Orangtua yang menyayanginya, belum lagi sahabat-sahabat yang selalu ada bersamanya.

Dan Juno ingat, dua minggu lagi usianya genap 18 tahun. Dia sudah memiliki KTP, tentu saja. Tapi bukankah itu masih terlalu lama untuk sebuah kejutan?

Sebenarnya, Juno bukan tipe orang yang mengharapkan hadiah di hari ulang tahunnya. Namun tetap saja orang-orang terdekatnya selalu memberikan barang atau minimal meneraktirnya di restoran mahal.

Tapi tahun ini, Juno benar-benar dibuat terkejut. Dia sebenarnya tidak ingin terlalu percaya diri kalau itu hadiah untuk pertambahan usianya, namun ketika Papa berdiri bersama daddy dan Cello serta dia yang langsung disambut pelukan hangat oleh Papa, Juno benar-benar tidak bisa berkata apapun.

"Selamat ulang tahun sayangnya, Papa. Ini emang lebih cepat dua minggu tapi doa papa untuk Juno bukan hanya di hari ulang tahun tapi setiap hari." Papa Renjun memeluknya dengan erat dan mengecupi seluruh bagian wajahnya dan disusul oleh daddy Jeno yang juga memeluknya dengan erat lalu diakhiri oleh Cello yang mengecup kedua pipinya.

Juno masih terdiam, mencerna semuanya. Dari dia turun dari motornya sampai berdiri di depan garasi, fokusnya benar-benar mengarah ke sebuah mobil putih yang terparkir tepat di belakang daddy.

Juno tentu saja tau itu mobil apa karena belakangan ini dia selalu melihatnya di majalah. Dan melihat senyum jahil daddy, Juno yakin itu bukan mobil miliknya, daddy sudah berhenti membeli mobil sejak dimarahi oleh Papa karena ketahuan membeli Porsche secara selundupan dan dititipkan di rumah uncle Eric setahun yang lalu.

"Dad.." Anak itu menoleh ke sang ayah dan lagi-lagi Jeno serta Renjun hanya tersenyum penuh arti.

Ini nyata, sebuah Maserati MC20 terparkir dengan gagah di depan matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SweetsaltTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang