🔥 belum sempat revisi dan cerita ini termasuk cerita pertama saya. Mohon dimaklumi kalau ada banyak kesalahan dalam penulisan.
Air mata terus mengalir deras kala mengingat bagaimana dirinya difitnah dan dipermalukan. Ia telah mengecewakan papanya...
Jillian duduk di sofa ruangan tersebut sembari bermain ponsel.
Beberapa menit kemudian Liam menyelesaikan pekerjaannya. Ia beranjak dari kursi kebesarannya untuk menghampiri Jillian.
Jillian meletakkan ponselnya ketika Liam mendekat. "Kau yang memasaknya?" Tanya Liam setelah makanan tersebut tersaji di meja.
"Iya, di bantu Ana dan Mila." Tangannya dengan cekatan menyiapkan makan siang Liam. "Ayo makan." Ujar Jillian ketika Liam hanya diam tidak memulai makannya.
"Suapi." Ucap Liam datar dengan mata terus menatap Jillian.
Jillian mendelik. "Apa kau sedang bertingkah menjadi bocah?
"Turuti perintah suamimu, Jill." Ucapnya tidak menghiraukan pertanyaan Jillian sebelumnya.
Jillian mencebikkan bibirnya, "kau selalu memanfaatkan statusmu."
"Dan kau selalu menurutinya bukan?" Ujar Liam menimpali.
"Papa selalu berkata jika aku harus menghormati dan menuruti perintah suamiku. Selama dalam hal positif tentu saja." Jillian menjelaskan apa yang selalu papanya ajarkan.
"Papa berhasil sepertinya, aku bangga atas ajaran papa padamu." Ucap Liam dengan jujur karena nyatanya Jillian tidak pernah menyulitkan dirinya selama ini.
"Tentu." Jawab Jillian dengan bangga.
Liam menerima sodoran sendok di depan mulutnya. "Kau tidak makan?"
Jillian menggeleng. "Aku masih kenyang." Tangannya terus menyuapi Liam. "Enak?"
"Masakanmu selalu enak." Jujur Liam. "Apa mama tirimu yang mengajarimu memasak?"
"Bukan, pelayan di rumah papa yang mengajarkanku." Selama Rosa menjadi nyonya Hilary tidak sekalipun ia menginjak dapur, jadi tidak mungkin untuk mengajari Jillian. "Kau tau, dulu aku tidak mempunyai kegiatan. Keseharianku terlalu monoton." Curhat Jillian pada Liam.
"Sekarang sudah tidak lagi bukan?" Jawab Liam menanggapi di sela kunyahannya.
Jillian tersenyum. "Aku bahkan terlalu sibuk sekarang." Ia harus melakukan tanggung jawabnya untuk memposting barang endorse setiap harinya.
"Aku tidak menyangka mempunyai istri terkenal sekarang." Goda Liam.
"Aku pun begitu." Jillian tertawa kecil. "Setelah aku bergabung di Glam Society dan menjadi model butik Lily, tawaran datang begitu saja."
"Apa pendapatanmu banyak sampai kau tidak pernah menggunakan uang bulanan yang aku berikan padamu?" Selama ini Liam memberikan salah satu kartu debitnya pada Jillian, namun Jillian jarang sekali menggunakannya.