Hai Readers...
Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon di ingatkan ya 😙☘️☘️☘️
Gabby berjalan dengan dagu terangkat, melenggak-lenggokkan pinggulnya, dress ketat yang begitu minim membuatnya terlihat seksi, semua pria paruh baya yang berpapasan dengannya hampir meneteskan air liur mereka. Sebagian dari mereka tahu dari media jika Gabby adalah wanita bayaran. Namun, jika di suguhi pemandangan seperti sekarang, tentu saja mereka akan menikmatinya dengan sukarela.
Gabby masuk ke dalam lift menuju kamar kliennya berada. Klien Gabby kali ini memberikan bayaran yang cukup tinggi, tentu saja ia menuruti permintaan kliennya yang menyuruhnya datang ke hotel.
Gabby menekan bell kamar dimana kliennya berada.
Di balik pintu, Han terlihat panas dingin, tugasnya kali ini begitu berat. Han membuka pintu tersebut, menampilkan senyum menawannya pada Gabby. "Ayo, silahkan masuk." Ucap Han ramah, mempersilahkan Gabby masuk ke dalam.
Gabby mengamati kamar tersebut, ini merupakan kamar termewah di hotel tersebut. Gabby menoleh kepada kliennya. "Aku harus memanggilmu apa?"
"Apa itu penting?" Han menaikkan alisnya sebelah.
Gabby tertawa kecil. "Aku membutuhkan namamu."
"Untuk apa?" Jawab Han penasaran.
"Untuk mendesahkan namamu saat kita bermain nanti." Gabby tersenyum manis kepada kliennya. Ia pikir kliennya pria paruh baya, ternyata dugaannya salah, kliennya kali ini masih muda dan cukup tampan.
Han meremas tangannya, memaksakan senyumnya kepada Gabby. Ucapan Gabby sangat frontal menurutnya. "Namaku tidaklah penting. Kau bisa memanggilku sayang, baby, honey atau yang lainnya bukan?" Han tertawa dalam hati atas ucapan konyolnya barusan.
Gabby mendekat ke arah Han, mengalungkan kedua tangannya ke leher Han. "Sayang, kau sangat menggemaskan." Gabby tersenyum manis pada Han, menatap intens pada Han.
Han menahan napasnya, ia tidak pernah berada dalam posisi seintim ini dengan wanita. Bahkan dada Gabby sudah bersentuhan dengannya saat ini.
"Acnya cukup dingin, kenapa kau berkeringat, Sayang?" Gabby berjinjit untuk mengusap keringat di dahi Han.
Han berdehem, ia harus beracting sebaik mungkin di depan Gabby. "Aku berkeringat karena melihat kecantikanmu. Aku tidak salah membayarmu untuk menemaniku malam ini." Han menampilkan senyum cerahnya.
Gabby memegang satu tangan Han, membimbing tangan Han ke bokongnya.
Keringat Han semakin mengalir, tangannya sudah menyentuh bokong Gabby saat ini. "Bagaimana jika setelah ini aku trauma dengan wanita?!" Monolog konyol Han dalam hati. Baru sekali ini ia berdekatan dengan wanita dan sialnya wanita itu adalah Gabby, jika wanitanya tidak pernah di gunakan secara bergilir dan tidak seagresif Gabby saat ini, reaksinya mungkin berbeda. Bukannya bernafsu, Han ingin segera membersihkan diri karena merasa terkontaminasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Changes Everything
General Fiction🔥 belum sempat revisi dan cerita ini termasuk cerita pertama saya. Mohon dimaklumi kalau ada banyak kesalahan dalam penulisan. Air mata terus mengalir deras kala mengingat bagaimana dirinya difitnah dan dipermalukan. Ia telah mengecewakan papanya...