Liam masuk ke dalam kamar setelah Mila selesai membantu Jillian. Di ranjangnya, Liam melihat Jillian sedang bermain ponsel. Liam menelan salivanya melihat penampilan Jillian, istrinya tersebut terlihat seksi. Liam sering melihat wanita seksi, tapi jika melihat Jillian yang mengenakan pakaian seksi reaksinya berbeda.
Liam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, menyudahi pikirannya yang mulai liar. Ia menutup pintu kamarnya dan mematikan lampu utama kamar tersebut. "Taruh ponselmu, Jill. Sudah waktunya tidur."
"Iya." Patuh Jillian menuruti Suaminya.
Liam menuju walk in closet miliknya untuk berganti pakaian.
Jillian mengamati perlakuan manis Liam yang sekarang sedang menyelimutinya dengan hati-hati.
"Apa posisi kakimu sudah merasa nyaman?" Tanya Liam khawatir jika Jillian tidak nyaman dan membuat tidurnya nanti tidak nyenyak.
Jillian mengangguk. "Terima kasih." Ucap Jillian tidak lupa di sertai senyuman.
Liam mengecup kening Jillian. "Tidurlah."
Setelah mengucapkan hal tersebut Liam bersiap terlelap dengan posisi memunggungi Jillian.Jillian menggigit bibir bawahnya, tangannya berada tepat di depan jantungnya. Jika setiap hari seperti ini, ia takut jantungnya akan bermasalah karena selalu berdebar tidak normal ketika Liam berperilaku manis padanya.
"Kau bilang ingin merebut Liam, tingkahmu justru membuat Liam berpikir buruk padamu." Rosa memberikan nasehat pada Gabby.
Gabby mendengus, "biar saja! Jillian yang membuat aku kesal, Ma! Aku justru berharap dia tidak bisa berjalan selamanya!!"
"Jangan terlalu menunjukkan kebencianmu pada Jillian, itu akan mengacaukan rencana kita! Teruslah beracting baik pada semua orang." Kesal Rosa pada Gabby karena anaknya tidak bisa menahan diri.
"Kenapa hubungan mereka semakin dekat, Ma?!
Jika terus seperti itu, akan semakin susah aku merebut Liam darinya!" Gabby mencengkeram erat setir mobilnya, matanya menajam di penuhi amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Changes Everything
General Fiction🔥 belum sempat revisi dan cerita ini termasuk cerita pertama saya. Mohon dimaklumi kalau ada banyak kesalahan dalam penulisan. Air mata terus mengalir deras kala mengingat bagaimana dirinya difitnah dan dipermalukan. Ia telah mengecewakan papanya...