Part 48

137K 16.5K 1.8K
                                    

Hai Readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai Readers...
Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon di ingatkan ya 😙

☘️☘️☘️

"Tuan Anson, anda bisa mendengar saya?" Tanya dokter yang melihat pasien sudah membuka matanya.

Anson mengedipkan matanya, tanda jika ia memahami pertanyaan dokter.

Anson mengedarkan pandangannya ke sekitar, mengumpulkan kesadarannya dan menggali ingatan terakhirnya. Tidak menyangka pertemuan terakhirnya dengan Rosa membuatnya berakhir di rumah sakit.

Anson menitihkan air mata kala mengingat ucapan Rosa yang berencana melenyapkan putrinya. "Bagaimana keadaan Jill?" Batin Anson dalam hati. Ia berharap rencana Rosa gagal.

"Jika kondisi anda sudah stabil, kami akan melepaskan ventilator." Ucap dokter tersebut ketika Anson menggerakkan bibirnya. Ventilator membantu pasien bernapas. Alat ini dihubungkan dengan selang yang bisa dimasukkan lewat hidung, mulut, atau tenggorokan. Setelah di lepas, pasien bisa berkomunikasi dan bernapas secara normal.

"Dok, pasien sepertinya ingin mengucapkan sesuatu?" Ujar suster pada dokter ketika melihat Anson mengarahkan telunjuknya ke pintu.

"Tuan Anson? Apa yang ingin anda katakan?"
Tanya dokter tersebut.

"Mungkin pasien ingin bertemu dengan keluarganya, Dok." Suster menyampaikan pendapatnya.

Dokter tersebut mengangguk. "Tuan Anson, keluarga anda pasti senang melihat anda sudah sadar." Ucap dokter tersebut di sela kegiatannya memeriksa kondisi Anson. "Karena anda baru sadar dari koma, saya sarankan jangan terlalu berpikir yang berat, anda harus menjaga emosi agar kondisi anda tetap stabil." Dokter memberikan sarannya kepada Anson. "Baiklah, saya akan memberikan kabar gembira ini untuk keluarga anda."

Usai melakukan pemeriksaan atas kondisi Anson, dokter dan perawat keluar dari ruangan tersebut.

"Permisi?" Dokter tersebut mendatangi Liam dan Jillian yang duduk di bangku.

"Ya, Dok?" Jillian bangkit dari duduknya.

Dokter tersebut tersenyum, "ada kabar baik untuk anda, Tuan Anson sudah sadar."

Jillian menoleh pada Liam, mereka saling pandang setelah mendengar kabar tersebut.

Raut kaget dan bahagia bercampur menjadi satu. "Apa saya boleh menemui papa sekarang?" Tanya Jillian pada dokter, tidak sabar ingin segera melihat papanya.

"Tentu. Jika kondisi Tuan Anson terus menunjukkan perkembangan, Tuan Anson bisa di pindahkan ke rawat inap." Ujar dokter tersebut. "Silahkan, anda bisa masuk ke dalam."

Jillian mengangguk. "Terima kasih banyak, Dok."

Liam dan Jillian terlihat tergesa masuk ke dalam, ini adalah kabar yang setiap hari mereka nantikan.

Second Life Changes EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang