🔥 belum sempat revisi dan cerita ini termasuk cerita pertama saya. Mohon dimaklumi kalau ada banyak kesalahan dalam penulisan.
Air mata terus mengalir deras kala mengingat bagaimana dirinya difitnah dan dipermalukan. Ia telah mengecewakan papanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon di ingatkan ya 😙
☘️☘️☘️
Liam dan Jillian berada di bangku penumpang. Mobil yang di kemudikan Han tersebut akan mengantarkan Jillian terlebih dahulu untuk kembali ke rumah.
Han mengulum senyumnya ketika melirik kaca spion tengah, bosnya sedang menyandarkan kepalanya di bahu Jillian, imagenya sangat kontras ketika tidak bersama dengan sang istri, Liam yang ia kenal sebagai bos yang berwibawa, penuh keseriusan dan ketegasan, saat bersama sang istri bosnya tersebut bak anak anjing yang begitu manja dengan majikannya. Jika klien, kolega, karyawan atau kerabat Liam melihat pemandangan ini, pasti akan mengira jika bosnya tersebut memiliki kepribadian ganda.
Liam membawa punggung tangan Jillian untuk ia kecup. "Apa hatimu sedang bahagia saat ini, Jill?" Liam bertanya pendapat Jillian tentang perselingkuhan mama tirinya.
Jillian melirik Liam sekilas, "lumayan, akan lebih bahagia jika keduanya angkat kaki dari rumah papa, Liam."
"Su-a-mi-ku!" Ucap Liam dengan lamat-lamat. Ia sedikit menjauh dari Jillian, menatapnya dari atas sampai bawah. "Jika salah memanggil lagi aku akan menggigitmu di tempat lain." Ancam Liam dengan tatapan mengintimidasi istrinya.
Jillian menggeser duduknya, merasa kesal dengan suaminya tersebut. "Su-a-mi-ku, kenapa hoby sekali mengancam?" Protes Jillian, wajar jika ia sering lupa menyebut panggilan tersebut karena belum terbiasa.
"Yang jelas kau harus mematuhi perkataan suamimu." Liam menarik tubuh Jillian agar mendekat lagi padanya. Menyandarkan kepalanya kembali di bahu Jillian.
Jillian menghela napasnya, jika ia protes sudah pasti Liam akan mengucapkan kalimat andalannya.
Di depan, Han membekap mulut, menahan tawanya mendengar perdebatan pasangan suami istri yang sedang kasmaran di belakangnya. Liam yang selalu mengancam. Jillian yang terus pasrah dan mematuhi suaminya.
Mobil yang di kendarai Han sampai di rumah. "Aku kembali ke kantor dulu?" Pamit Liam pada istrinya.
Jillian mengangguk. Tangannya di cekal saat ingin turun dari mobil.
"Berikan ciuman untuk suamimu dulu sebelum turun, Jill." Pinta Liam.
Jillian mengecup pipi Liam. "Bekerjalah dengan semangat." Ucapnya setelah mendaratkan bibirnya di pipi Liam.