Jillian memasuki restoran tempat di berlangsungkannya pertemuan Glam Society malam ini. Waitress mengantarkannya masuk ke dalam ruangan private yang di sewa khusus untuk pertemuan tersebut.
"Hai..." Jillian menyapa mereka satu persatu. Walau baru beberapa kali pertemuannya dengan para member, ia terlihat cocok berinteraksi dengan mereka. Saat ia sakitpun mereka menunjukkan perhatian dengan menjenguknya.
Jillian mengalihkan pandangannya kepada Gabby yang sekarang sedang menatapnya tajam. Jillian pun tak kalah gentar memberikan tatapan tajam pada Gabby. Jika bisa memunculkan laser dari mata mereka, pasti laser tersebut akan memantul ke arah lain karena sama-sama kuat.
"Jill, waitress bertanya kau ingin memesan apa." Ujar Flow yang berada di sampingnya karena Jillian tidak menghiraukan waitress yang bertanya padanya.
"Oh maaf." Jillian tersenyum pada waitress tersebut. Jillian membaca menu disana dan mengucapkan pesanannya pada waitress tersebut.
"Kenapa datang terlambat? Bahkan yang lain sudah mulai menyantap makanan." Tanya Flow karena Jillian baru datang ketika makanan sudah di sajikan.
"Aku ketiduran." Jillian berencana mengistirahatkan tubuhnya sebentar setelah memposting barang endorse-an, namun dirinya malah ketiduran.
"Dasar. Aku makan duluan ya." Ucap Flow karena makanan Jillian belum datang.
"Iya, santai saja, Flow." Jawab Jillian.
"Jill?" Itu adalah suara Clara, salah satu member Glam Society.
"Ya?" Jillian menoleh pada Clara yang berada di sisi sebelahnya.
"Aku baru membuka toko cake. Berapa fee mu jika di posting ke akun media sosialmu, Jill?" Tanya Clara karena ia membutuhkan jasa Jillian agar tokonya lebih di kenal publik.
"Benarkah, selamat ya atas usaha barumu?" Jillian tersenyum pada Clara. "Kirimkan saja cakenya tidak perlu membayarku, nanti aku posting, oke??"
"Jangan seperti itu, aku kan menggunakan jasamu, sudah sepantasnya aku membayarmu, Jill." Ucap Clara tidak enak hati.
"Cukup membayarku dengan cake yang kau kirimkan, itu bayaranku." Jawab Jillian ramah. Tidak mungkin ia meminta bayaran pada temannya.
"Terima kasih, kapan-kapan akan aku kirimkan." Ujar Clara. Benar kata teman-temannya jika Jillian orang yang cukup friendly.
Jillian mengangguk dan tersenyum. Ia senang dapat membantu Clara.
"Terima kasih." Ucap Jillian pada waitress yang menyajikan pesanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Changes Everything
General Fiction🔥 belum sempat revisi dan cerita ini termasuk cerita pertama saya. Mohon dimaklumi kalau ada banyak kesalahan dalam penulisan. Air mata terus mengalir deras kala mengingat bagaimana dirinya difitnah dan dipermalukan. Ia telah mengecewakan papanya...