Part 36

150K 17.7K 490
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon di ingatkan ya 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon di ingatkan ya 😙

☘️☘️☘️

"Jill, kau merajuk?" Liam naik ke atas ranjang, menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang.

"Pipiku akan melar jika terus kau tarik!" Kesal Jillian, kemudian memunggungi suaminya.

Liam mengulum senyum, "apa salah jika gemas pada istriku sendiri?"

Jillian membalikkan tubuhnya, "Aku bukan bayi! Aku juga tidak menggemaskan." Setelahnya ia memunggungi suaminya kembali.

Wajah Liam menjadi berbinar karena terpikirkan sesuatu. "Jill?" Panggilnya.

"Hmm?" Gumam Jillian tanpa menghadap suaminya.

"Jill??" Panggilnya lagi.

"Apa?"

"Jill???" Ulang Liam ketiga kalinya. "Sopanlah pada suamimu, tidak baik berbicara pada suamimu dengan memunggungi seperti ini."

Jillian membalikkan tubuhnya. "Apa, Liam?" Ucapnya lembut, tidak ingin di cap sebagai istri durhaka. Berkata dengan menatap wajah tampan suaminya.

"Tentang ucapanmu tadi?" Liam berkata ambigu.

Jillian mengerutkan dahinya, "apa? Ucapan yang mana?" Tanya Jillian, suaminya memang hoby berkata tidak langsung pada intinya.

"Bayi?" Jawab Liam singkat.

"Ya, aku bukan bayi. Aku tidak menggemaskan seperti bayi." Ulang Jillian menanggapi pertanyaan suaminya.

"Tidak. Bukan itu maksudku." Liam berkata tidak langsung pada intinya.

"Lalu? Ini bukan kuis, kau selalu seperti itu, tidak berbicara pada intinya." Kesal Jillian.

Liam menelan ludahnya sebelum berucap. "Apa kau tidak ingin memiliki bayi?"

"Tentu saja ing...," spontan Jillian menghentikan ucapannya ketika sadar bagaimana proses menghasilkan bayi. Jillian menggulirkan matanya ke arah lain, merasa panas dingin mengetahui maksud pertanyaan Liam.

"Kenapa tidak di lanjutkan?" Liam menyipitkan matanya.

Jillian melirik suaminya beberapa kali. Tidak tau harus menjawab apa.

Liam merebahkan dirinya, menarik Jillian agar mendekat padanya, menjadikan lengannya sebagai sandaran kepala Jillian. Keduanya dalam posisi miring dan saling berhadapan. "Bagaimana perasaanmu padaku?" Tanya Liam tiba-tiba.

Second Life Changes EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang