🔥 belum sempat revisi dan cerita ini termasuk cerita pertama saya. Mohon dimaklumi kalau ada banyak kesalahan dalam penulisan.
Air mata terus mengalir deras kala mengingat bagaimana dirinya difitnah dan dipermalukan. Ia telah mengecewakan papanya...
"Tapi masih banyak yang belum di foto, Nona." Ujar Mila.
"Yang di sebelah sana juga belum, Nona." Sahut Ana.
Jillian mengedarkan pandanganya ke sekitar kemudian menghela napas, masih banyak product-product yang harus ia review untuk di upload ke akun sosial medianya. Beberapa minggu ini Jillian terlihat menggemparkan dengan menjadi selebgram dadakan, tidak hanya di dalam kota bahkan yang berada di luar kota berbondong-bondong mengendorse Jillian. Tidak hanya mendapat barang atau makanan gratis tapi pundi-pundi uang juga mengalir deras ke dalam rekeningnya.
Kecantikan Jillian membuat publik tertarik, pengikut di inst*gramnya bahkan hampir 500 rb. Wajah cantik, keseksiannya dan gaya berpakaiannya yang fashionable membuat publik ingin selalu mengikuti keseharian Jillian melalui postingan Jillian di inst*gram.
Karena kepopulerannya, para pebisnis memilih Jillian untuk mereka endorse. Sudah terbukti product mereka laku keras setelah di posting oleh Jillian.
Hidup Jillian benar-benar berubah, dari yang sebelumnya ia wanita biasa sekarang memiliki kepopuleran yang menyamai selebristis.
"Baiklah, ayo kita lanjutkan." Ujar Jillian pada Ana dan Mila, merekalah yang membantu Jillian sehari-harinya. Ana dan Mila seakan merangkap menjadi Manager Jillian sekarang, merekalah yang memilah barang mana saja yang harus di posting terlebih dahulu sesuai urutan. Jika ada yang menginginkan jasa Jillian maka harus menghubungi Jillian melalui mereka.
"Semangat, Nona." Ucap Ana dan Mila bersamaan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pintu kamar Rosa di buka dengan kasar, Rosa memegangi dadanya karena kaget. "Apa kau ingin membunuh mama!?" Kesal Rosa pada Gabby karena tidak mengetuk pintu kamarnya terlebih dahulu.
Gabby melenggang masuk tidak menghiraukan kekesalan Rosa. "Ini tidak bisa di biarkan, Ma!" Gabby duduk di sofa dengan kasar.
Rosa menatap Gabby penuh tanya. Gabby terlihat marah dan gusar. "Apa yang terjadi?" Rosa duduk di samping Gabby.