IV

743 59 2
                                    

Hari ini tanggal 18 Juli 2019 dimana masih digelar Indonesia Open babak 32 besar hari ketiga. Aku dan Clavita melakukan rutinitasku seperti beberapa hari lalu. Namun, aku dibuat terkejut dengan pesan teks yang masuk ke nomor ponselku. Baru saja aku akan membuka ponsel, ada notifikasi yang masuk. Mataku yang masih belum sadar sepenuhnya pun berusaha melihat darimana nomor tersebut. Ternyata, itu adalah nomor dari Ko Kevin. Segera aku simpan nomornya dan membalas pesan teks darinya.

Selesai semua urusan kami di hotel, kita langsung menuju ke Istora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai semua urusan kami di hotel, kita langsung menuju ke Istora. Meskipun beberapa hari ini kita selalu ke Istora, tetapi tidak ada rasa bosan sedikitpun. Sesampainya di Istora, kita memilih untuk membeli beberapa jajanan di depan pintu masuk Istora. 

"Clav, lu masuk sendiri gapapa kan?" tanyaku sambil tidak enak.

"Gapapa kok, gw udah hafal. Emang kenapa? di ajak ko Kevin ya?" tanyanya sambil sibuk memakan jajanan yang baru saja dia beli.

"Hehe, iya," jawabku sambil menggaruk kepala karena aku tidak enak dengan Clavita. Beruntungnya Ia selalu peka dan selalu memahamiku.

"Sip, kalau lu mau ke Istora, WA gw aja nanti gw kasih tau gw duduk sebelah mana. Eh lu hati-hati lo ya disini ramai," terang Clavita.

"Siap.., thank you Clav," jawabku sambil berlalu pergi.

Disinilah aku sekarang, berjalan sendiri menuju ke ruang tunggu Indonesia. Aku tahu dimana tempatnya, namun tidak boleh sembarang orang masuk. Kebetulan disana ada orang yang sedang menjaga players lounge. 

"Permisi kak, kakak ada keperluan apa ya?" tanya penjaga disana. Ku lihat dari kartu identitasnya bernama Pak Udin.

"Eh iya Pak, saya sudah ada janji dengan Kevin Sanjaya," jawabku sambil menunjukkan bukti pesan teksku dengan Ko Kevin.

"Baik kak, silahkan masuk," ujar Pak Udin.

Di dalam sana sangat luas dan sangat banyak ruang. Aku mecari dimana ruang dengan pintu bertuliskan "Indonesia". Akhirnya aku menemukan dimana ruang yang Ko Kevin maksud. Dengan segera aku membuka ponsel untuk mencari kontak ko Kevin. Aku tidak mau masuk sembarangan, apalagi tidak ada satupun atlet yang tahu siapa aku. Mungkin, hanya Ko Sinyo.

"Ko, Koko dimana? nonik di depan ruang Indo," tanyaku di panggilan telepon dengan Ko Kevin.

"Hah? udah sampai? sebentar koko keluar," jawab Ko Kevin.

"Oke ko," jawabku singkat .

Telepon itu seketika mati, mungkin Ko Kevin sudah mau membukakan pintu. Tak lama kemudian Ko Kevin membukakan pintu dan otomatis aku melihatnya. 

"Ayo sini masuk" ajak ko Kevin

"Gapapa ta Ko? nonik gak enak soalnya ini belum ada yang nonik kenal," jawabku.

"Gapapa lah, sudah sini," jawab KKo Kevin.

Disana suasana mulai canggung, tetapi entah mengapa Ko Kevin berjalan dengan sangat santai. Banyak atlet Indonesia yang menoleh ke arahku dan aku memberikan senyuman. Namun, juga ada beberapa atlet yang menyapaku dan pasti aku balas. Namun, ada satu atalet yang membuatku dan Ko Kevin berhenti berjalan, yaitu Kak Greysia Polii.

Way To Home | Kevin Sanjaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang