XXI

330 46 4
                                    

Setelah pesan teks tersebut, aku sudah tidak sama sekali saling memberi kabar dengan Kelly

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pesan teks tersebut, aku sudah tidak sama sekali saling memberi kabar dengan Kelly. Begitu juga dengan Rion. Mereka berdua memblokir nomorku. Benar-benar orang keterlaluan, tidak tahu diri.

"HAHHH......" kataku melepaskan semua emosiku di kamar asrama

"Kenapa sih harus kenal mereka berdua, cuma bawa masalah aja" kataku sambil menangis di kamar

Aku membuka ponselku dan melihat foto-foto di galeri. Aku menemukan banyak sekali kenangan-kenangan indahku bersama ko Kevin. 

"Miss you" kataku samabil menangis dan melihat dengan jeli foto ko Kevin yang masih ada di galeri ponselku

Disaat ini, aku sudah membulatkan keputusanku untuk tidak jadi tinggal di Finlandia untuk selamanya. Aku sudah trauma, bahkan negara impianku ini juga memberi dampak buruk untuk psikisku. Selama 2 tahun ini, aku tidak pernah keluar dari Finlandia. Liburpun, aku hanya berjalan-jalan keliling Finlandia, tetapi tidak keluar negeri.

"Aghh........" teriakku sambil memegang kepalaku

"1 bulan lagi olimpiade Paris... skripsiku usah selesai, tinggal mendapatkan tanda tangan dosen. Kemudian sidang dan lulus. Mungkin sudah saatnya aku pergi menonton olimpiade" kataku dalam hati

Segera aku membuka laptop, mencari tiket pesawat, kamar hotel, tiket menonton olimpiade, dan segela keperluanku untuk 1 bulan lagi yang akan berangkat ke Paris. Perjalanan dari Helsinki ke Paris juga hanya sekittar 3 jam. Ini termasuk waktu yang cepat.

Selama 1 bulan itu, aku selalu menangis setiap hari, setiap malam. Aku masih benar-benar sakit hati dengan apa yang baru saja terjadi kapadaku. Orang yang aku percaya saja mengecewakanku. Beberapa kali Rion mengajakku bertemu. Ia mengirim permintaan itu lewat surat yang Ia masukkan ke kotak surat di asrama. Tetapi, aku tidak pernah menghiraukan dan langsung aku buang.

Hari ini adalah waktu dimana aku akan berangkat ke Paris, Perancis. Aku cukup senang hari ini tetapi tetap, rasa sedih itu belum sepenuhnya menghilang dariku. Setiap malam aku selalu menangis dan menyalahkan diriku sendiri. 

Aku pergi berangkat ke Paris sendirian. Sejak dulu, aku memang sangat suka travelling sendiri. Setelah menempuh perjalanan udara selama 3 jam, akhirnya aku sampai di Paris dengan selamat. Disini sangat sangat ramai. Aku tahu ini juga pasti karena olimpiade.  Aku sudah terbiasa keliling dunia sendirian, jadi aku tidak panik saat melihat keadaan bandara yang sangat ramai.

Disana, transportasi mudah, mereka sering berjalan kaki kemana-mana. Dari bandara menuju hotel aku menggunakan taxi bandara. Sedangkan dari hotel ke tempat-tempat lain aku memilih untuk berjalan kaki saja.

"Akhirnya, Paris..." kataku sambil membaringkan tubuhku di kasur hotel

Jarak dari hotel meuju ke stadion bulutangkis olimpiade relatif dekat. Hanya berkisar 15 menit jalan kaki. Malam itu, aku sangat lapar, aku memilih untuk jalan keluar hotel mencari makanan pinggir jalan di kota Paris. Suasana disana benar-benar berhasil membuatku tenang.

"Kak Apri... kok aku kayak kenal dia ya" kata seserang yang aku kenali suaranya

"Siapa? eh jangan bilang itu..." balas kak Apri

"Clarrence kan" balas kak Grego. Iya, itu adlah kak Apri dan kak Grego. Sekarang, semu atlet sudah boleh keluar dari athlete village. Saat olimpiade 2020, tidak ada yang boleh keluar dari tempat itu karena adanya virus Covid-19.

"Nonik... kamu kemana aja selama ini" kata kak Grego menghampiriku. Kak Grego adalah atlet perempuan yang aku paling dekat. Benar-benar seperti sahabat 1 angkatan.

"Eh.. beneran ka Grego?" balasku terkejut

"Iya dong.... kangen banget" kata kak Grego memelukku

"Sama kak.... selama ini aku kuliah kak. Sosial media semua aku matikan, nomor telepon juga harus pake nomor lokal Finlandia" balasku

"Yah... pantes ngilang" balas kak Apri

"Halo kak Apri... aaa kangen banget sama kak Apri" balasku sambil memeluk kak Apri

Disana kita hanya berbincang santai. Mereka menanyakan mengapa aku bisa di Paris sedangkan aku berkuliah di Finlandia. Aku menjelaskan semua alasannya bahwa aku akan menonton olimpiade Paris 2024. Tetapi sepertinya, mereka menyadari kalau kantong mataku terlalu tebal. Kantong mata itu disebabkan karena aku setiap hari selalu menangis.

"Sebentar deh.. kantong matamu besar banget... kamu lagi sakit?" kata kak Grego

"E-eh engga kok" kataku terbata-bata sambil memegang kantong mataku. Aku tidak mau seorangpun tahu soal permasalahanku ini, dan memang belum ada yang tahu.

"Engga-engga pasti ada sesuatu. Kenapa nik? kamu kebiasaan mendem masalah" kata kak Grego yang membuatku tidak bisa mengelak lagi.

"E-eh, jadi kak Grego sama kak Apri tahu kan kalau nonik ke Finlandia itu untuk selamanya, berkerja dan menikah disana. Tapi, calonku ternyata hiks hiks... sorry kak. Pacarku selingkuh. Jadi ya... balik Indonesia. Belum ada satupun yang tahu dan jangan ceritain siapa-siapa ya kak" kataku dan tidak bisa menahan tangis.

"Yaampun.... k-kamu diselingkuhin, yang sabar ya nik" kata kak Grego terkejut dan langsung memelukku.

Malam itu, aku cerita sangat banyak masalah yang selama ini aku pendam. Aku yakin, jika bersama mereka semua itu aman.

Waktu sangat cepat berlalu. Sudah saatnya aku kembali ke hotel dan mereka kembali ke athlete village.

Malam itu, aku masih menangis. Bahkan menangis kali ini semakin berat. Aku tidak bisa berbohong kalau aku sangat rindu dengan laki-laki yang tidak pernah mengecewakanku, ko Kevin.

Keesokan harinya, aku masih berkeliling di Paris, menikmati suasana Paris yang sungguh indah. Aku hanya butuh healing. Ohh iya, semalam aku sudah mendapatkan nomor telepon ko Kevin. Aku dapat dari kak Grego. Tetapi, aku tidak punya nyali yang sangat kuat untuk berani menghubungi ko Kevin.

5 hari berlalu di Paris, sekarang adalah hari pertama olimpiade bulutangkis di mulai. Aku berjalan dari hotel menuju ke stadion. Ternyata, keadaan stadion tidak seramai yang kubayangkan. Memang masih babak penyisihan, tetapi karena ini olimpiade aku mengira akan sangat ramai dan penuh.

Aku melihat jadwal bertanding, di hari itu ada 3 wakil Indonesia yang bermain. Ada The Minions, Fajri, dan ko Jojo. Aku duduk di bangku stadion cukup dekat dengan lapangan. Aku mencoba menggunakan baju setertutup mungkin agar tidak ada orang yang mengenaliku, aku belum siap. 

"Clarrence....." panggil seseorang dari arah kananku, itu aa Fajar. Sudah kuduga, aa Fajar mempunyai mata yang cukup jeli menurutku.

"Oh iya halo aa" sapaku

"Kamu kok bisa disni? kan kamu sekolahnya di Finlandia, disini sama siapa?" tanyanya

"Mau nonton olympic aa, sendiri sih ke Paris" balasku

"Sendiri? wah bahaya... kamu ikut aa aja yuk" kata aa Ajay yang membuatku curiga

"Kemana aa?" tanyaku lagi

"Udah ikut aja.. gak akan di apa-apain sumpah" katanya sambil menarik tanganku

"Iya-iya tapi lepasin dulu ini tangannya" kataku

Aku berjalan mengikuti arah aa Fajar berjalan. Aku tahu, dia membawaku ke ruang tunggu Indonesia. Aku ketar-ketir, karena aku benar-benar bbelum siap untuk bertemu dengan ko Kevin.

Publish: 9 Januari 2022

Clarrenceeee_


Way To Home | Kevin Sanjaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang