XLII

314 28 11
                                    

"Permisi Kak, saya cek dulu ya," kata dokter yang baru saja masuk.

"Iya dok, oh iya dok, ini rumah sakit mana ya?" tanyaku.

"Jakarta Kak, kemarin ditangani di Papua namun alat medis yang ada tidak bisa menangani," balas dokter itu.

"Ini kamar ICU dok?" tanyaku lagi.

"Iya kak, karena kemarin di kaki ada luka bekas peluru, dan ada diagnosa geger otak berat, tetapi ini sudah jauh lebih baik," kata dokter itu.

Aku tidak kaget lagi karena memang aku merasa kepalaku sangat sakit dan kepalaku sering terhantam tembok di dorong Willy.

"Kapan saya bisa ke kamar inap biasa dok?" tanyaku.

"Sekarang sudah bisa karena keadaannya sudah semakin stabil," kata dokter tersebut jelas aku senang.

Kevin pov

Perjalanan ke Jakarta berasa lama banget. Perjalanan 8 jam itu Clarrence dinyatakan kritis dan alat medis tidak dapat menangani. Sampai di Jakarta, Ia langsung dilarikan ke rumah sakit, gue cuma nganter sampai di rumah sakit lalu gue balik ke pelatnas, semua pada nungguin kabar gue karena selama di Papua gak ada sinyal.

Gue parkir jam 3 pagi.

"Permisi Pak, saya Kevin," kata gue saat mau masuk ke asrama.

"Yaampun Mas, selamat Alhamdullilah," kata penjaga asrama lalu membukakan pintu.

Gue udah bener bener kacau, pipi gue ada luka dan lebam karena disana gue sempet baku hantam sama Willy, gue gak bisa tahan emosi liat muka orang bangsat itu.

tok tok tok

"Jom bukain," kata gue sambil sedikit teriak karena gue yakin kalau gue cuma ketok biasa, Jombang gak bakal bangun.

Kayaknya yang lain pada sadar gue pulang dan pada keluar kamar.

"KEVIN?" teriak Fajar dengan mata yang sudah terbuka lebar.

"VIN? INI BENERAN LO?" teriak Ginting.

"Iyalah, cepet ini Jombang gak bukain pintu," kata gue sambil masih gedor-gedor pintu.

"Apa sih Ting masih jam 3 ju- KEVIN? SUMPAH INI LO VIN?" kata Jombang.

"Iya Jom, cepetan gue mau masuk, yang lainnya balik tidur sana keponya besok aja capek gue," kata gue lalu masuk ke kamar dan mengunci pintu.

"Vin, lo kapan balik?" tanya Jombang dengan mata yang sudah terbuka sempurna.

"Ini baru aja, gue mau mandi obatin luka gue dikit terus gue mau ke rumah sakit," kata gue langsung keluar kamar buat ke kamar mandi.

Beres mandi, Jombang udah gak ada di kamar, kayaknya dia lagi Sholat Subuh. Gue langsung ke kamar nyari P3K punya gue. Pipi gue perih banget kemarin kena pisaunya Willy sedikit, tapi sakitan Clarrence pasti.

"Vin, lo mau kemana jam 4 pagi gini?" tanya Fajar yang lihat gue udah rapi mau keluar asrama.

"Rumah sakit," jawab gue singkat dan langsung mau keluar asrama.

"RUMAH SAKIT? mau ke Clarrence?" tanya Fajar.

"Iya, gue berangkat dulu ya Jar," pamit gue.

Gue cepet cepet lari ke parkiran buat nyetir mobil ke rumah sakit. Untung masih jam 4 pagi, jadi keadaan jalan masih sangat sepi.

"Permisi Dok, pasien atas nama Clarrence dimana ya?" tanyaku terengah-engah di UGD.

"Ada di ICU Pak, keadaannya kritis. Apakah bapak keluarga? saya antarkan," jawab dokter itu, kaki gue lemes denger kata-kata kritis.

Way To Home | Kevin Sanjaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang