XVII

326 40 3
                                    

"Ngantuk" kataku sesaat setelah pesawat lepas landas

"Pasti tidur kemaleman karena belajar" kata ko Kevin

"Iya, hehe" balasku sambil tertawa kecil

"Kebiasaan. Yaudah, sini tidur" kata ko Kevin sambil menepuk pundaknya. Aku kaget, karena ini pertama kalinya Ia berperilaku se manis ini di depan publik

"Gapapa?" tanyaku memastikan

"Ya Tuhan nonik" balas ko Kevin yang artinya 'iya'

Aku tidur di pundak ko Kevin selama perjalanan. Ko Kevin duduk di kursi tengah. Di sebelah kirinya ada aku dan sebelah kanannya ada bapak-bapak.

"Nik.. udah sampe" kata ko Kevin membangunkanku

"Hm..." balasku setengah sadar

Kita turun dari pesawat dan segera ke tempat pengambilan bagasi. Ternyata bandara Juanda sangat ramai. Sudah seperti tidak ada Covid. Ko Kevin reflek menggandengku mungkin jaga-jaga agar kita tidak terpisah di keadaan bandara yang sangat ramai.

"Permisi, ini benar ya Kevin Sanjaya?" sapa orang yang tidak kami kenal, sepertinya ini penggemar ko Kevin

"Iya, benar" balas ko Kevin santai. Sebenarnya aku ingin sedikit menjauh agar tidak menimbulkan berita yang tidak-tidak, tetapi ko Kevin malah semakin menggeratkan tautan tangan kita

"Boleh minta foto tidak?" kata orang tersebut

"Boleh" balas ko Kevin

Mereka berfoto seperti biasa dan ko Kevin tidak melepaskan gandengan tangannya sama sekali. Aku memang sedikit menjauh tetapi tangan kita tetap bergandengan. Di Surabaya kali ini, kita tidur di rumahku yang di Surabaya. Sekarang, Surabaya adalah rumahku karena tidak ada lagi keluargaku yang tinggal di kota kelahiranku, Jember. Rumah disana sudah dijual seusai meninggalnya kedua orang tuaku.

"Ko, kita kemana-mana pake mobil siapa ini?" tanyaku kebingungan. Mobilku yang di Surabaya dijual karena tidak ada yang pakai, supirku juga sudah mengundurkan diri.

"Beli aja, sekalian buat disini" kata ko Kevin dengan sangat mudah, kukira bercanda

"Behh... iya deh sultan. Yang bener ko.. gimana" tanyaku balik

"Loh beneran beli kok.." kata ko Kevin

"Terus kalau udah ke Jakarta mobilnya gimana?" tanyaku lagi

"Ya dibawa ke Jakarta, beres to" balasnya yang ku iya kan saja

Ko Kevin tidak main-main dengan perkataannya. Ia benar-benar beli mobil sesaat setelah sampai di Surabaya. Kami pulang ke rumah untuk istirahat. Sehari itu, kita tidak keluar kemanapun sama sekali. Makan kami beli dengan ojek.

"Besok mau kemana?" tanyaku ke ko Kevin saat bersantai di rumah

"Keliling Surabaya kulineran pinggir jalan. Gimana?" tanya ko Kevin

"Boleh" balasku

Keesokan harinya kita benar-benar bangun pagi. Kami sengaja tidak makan agar bisa makan puas nantinya. Pertama, kita menuju ke jalan Tunjungan. Disana banyak sekali tempat makan pinggir jalan. Ada resto dan juga ada pedagang kaki lima. Saat diperjalanan ko Kevin berkata sangat random

"Nik, kamu beneran mau tinggal selamanya di Finlandia?" tanya ko Kevin sambil menyetir

"Iya, kenapa?" balasku

"Koko berat buat ngelepasin, meskipun udah janji akan terus kasih kabar, tapi gak ada yang bisa menjamin 100% akan terus contact an, dan juga kita pasti akan sangat-sangat lama gak ketemu" kata ko Kevin

Way To Home | Kevin Sanjaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang