XI

371 45 1
                                    

1 bulan berlalu, aku masih benar-benar khawatir. Aku khawatir orang tuaku kenapa-napa di Amerika. Bahkan sekarang di Indonesia sudah ada kasus Covid-19. Di Amerika, kasus sudah mencapai 1 juta lebih dan menjadi salah satu yang terparah di dunia.

"Ko.. gimana ya mama sama papa" kataku lesu

"Koko juga mikir gitu sih nik, cuma ya mau gimana lagi" kata ko Kevin

"Mereka hati-hati banget sih cuma bukan berarti gak akan kena Covid" kataku yang dibalas dengan anggukan kepala ko Kevin

Beberapa hari berlalu, aku merasakan perasaan yang sangat tidak enak, aku mencoba berpikir postif tapi tidak bisa. Tepat 1 minggu setelah percakapanku dengan ko Kevin itu, aku mendapat kabar yang sangat tidak enak. Kedua orang tuaku terpapar virus Covid-19 di Amerika. Hatiku benar-benar hancur dan tidak tahu harus apa. 

"Ko.. hikss hikss.. mama papa.. hiks kena Covid.. hiks hiks" kataku saat baru saja menerima kabar itu dari pesan teks dari mamaku

"HAH? BENERAN NIK? KAPAN?" kata ko Kevin terkejut melihat ke arahku

"Hikss hiks barusan banget ini hiks hiks" kataku sambil menunjukkan pesan teks dari mamaku

Ko Kevin langsung merangkulku dan menguatkanku udah selalu berpikir positif. Aku tahu dia juga pasti sangat sedih karena ko Kevin sudah dianggap menjadi anaknya sendiri. Benar saja perasaan tidak enakku itu terjadi hari ini. 12 hari berlalu, mama dan papa belum kunjung sembuh, bahkan kondisinya sudah cukup parah. Amerika juga sudah sangat parah dalam kasus Covid-19 sampai rumah sakit sudah penuh tidak dapat merawat pasien Covid lagi.

Malamnya, aku mendapat telepon dari telepon tidak dikenal dengan kode telepon +1 berarti telepon dari Amerika. Hatiku sudah campur aduk, tegang, sedih, khawatir semua menjadi 1. Aku melihat ko Kevin yang juga melihat kearah ponselku.

Kevin pov

Gw tahu bagaimana perasaan Clarrence sekarang. Terlihat dari raut wajahnya yang sangat cemas, takut, sedih, khawatir dan terlihat sudah mau menangis. Gw menyuruhnya untuk segera mengangkat telepon dari nomor kode Amerika tersebut dan sepertinya itu nomor dari rumah sakit. 

".........."

"Yes, I am the daughter of Mr and Mrs Bailey" (Iya, saya adalah anak dari Bapak dan Ibu Bailey)

".........."

"WHAT?! no, you are lying, my parents are still alive!" (Apa? tidak, kamu berbohong, orang tua saya masih hidup!)

".........."

"Please save my parents doc... please... I'm not ready..." (Tolong selamatkan orang tua saya dok... tolong... saya belum siap...)

".........."

"NO....., I will contact you soon, thank you" (TIDAK....., saya akan menghubungimu secepatnya, terima kasih)

(telepon dimatikan)

"HUAAAA KOKOOO...... MAMA PAPA HIKS HIKS HIKS HIKS HIKS, HUAAAA" 

Tanpa berpikir lama gw langsung memeluknya, sangat hancur hatiku melihatnya seperti ini. Salah satu orang yang berhasil buat gw jatuh cinta kepada wanita yang bukan keluarga, dan udah gw anggap jadi adik gw sendiri. Bahkan tanpa gw sadar, gw juga sudah menitihkan air mata. Inilah air mata perasaan pertama yang keluar setelah Asian Games 2018. Hancur...

"Nonik udah gak tau mau hidup gimana. Lebih baik mati nyusul mama papa hikss hikss" kata dia yang buat gw shock berat

"Hey, gak boleh bilang gitu, liat koko sini" kataku sambil memegang kepalanya dan kuhadapkan ke mukaku

Way To Home | Kevin Sanjaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang