XXXVII

277 25 0
                                    

Belum lama Willy ada di Jakarta, sekarang Ia harus ikut ke China untuk meliput China Open dan World Tour Final. Tentu saja, aku ikut mengantarnya ke bandara. Di bandara pun aku tidak hanya melihat dia, semua rombongan Indonesia, mulai dari tim official hingga atlet dan pelatih ada disana dan aku melihat ko Kevin tanpa Letta. 

"Goodluck ya babe, safe flight," kataku lalu memeluk Willy.

"Thank you babe," balas Willy lalu Ia pergi ke suatu tempat katanya ada briefing untuk tim wartawan PBSI.

Jadi sekarang aku hanya menunggu sambil berdiri, tidak melakukan apapun.

Kevin pov

"Eh... anjir... itu Clarrence kan Vin?" kata Fajar

"Iya," balasku lesu.

"Woi.... dia pelukan sama Willy, anak baru PBSI kan itu," kata Fajar heboh.

"Yatuhan...." lirihku.

"Vin... lo kalo ada masalah di selesain, jangan ngumpet. Gue tau lo ada masalah kan sama Clarrence," kata Fajar yang entah mengapa tiba-tiba menjadi bijak.

Berhubung gue cuma sama Fajar berdua di tempat yang lumayan jauh dari kerumunan, gue akhirnya cerita ke Fajar, lagian ini salah gue. 

"Vin vin, Clarrence itu tulus cinta sama lo, lo sia siain orang sebaik dia?" Kata Fajar.

Gue gak pikir panjang, gue kasih balik kalung itu ke Clarrence. Karena selama ini, kalung yang Clarrence balikin ke gue, itu gue pake. Gue juga belum cerita ke siapapun tentang Willy yang gue denger itu.

"Nik... ini kalung kamu, jangan di lepas ya," kataku sambil melepas kalung itu dari leher gue.

"Oh.. gak ya makasih," balasnya lalu pergi ninggalin gue.

GUE NYESEL SENYESEL-NYESELNYA. GUENYA JUGA BODOH UDAH TAU LETTA ITU BEDA AGAMA MASIH DIPERTAHANIN.

Gue balik ke tempat Fajar nunggu gue. Kayanya dia lihat kejadian tadi deh, sumpah gue mau nangis tapi ini bandara.

"Sikap dia yang kaya gitu gak biasa banget Vin. Gue rasa dia udah beneran kecewa sama lo," kata Fajar sambil nepuk bahu gue. 

"Gue terlalu masalah dia gak terima ini, tapi gue lihat di leher dia, udah ada kalung baru. Gue tahu dia gak mungkin bela-bela in beli kalung couple kalau dia gak cinta sama seseorang," kataku lirih.

"Gue bakal bantu lo," balas Fajar lalu ninggalin gue.

pov off

Aku tak bermaksud menolak Ko Kevin dengan se cuek itu, tetapi sudah ada hati yang harus ku jaga. Aku tahu bagaimana sakitnya di selingkuhin dan aku gak mau Willy ngerasin itu karena aku menerima kembali kalung yang waktu itu ku kembalikan ke Ko Kevin, karena itu kalung penuh memori ku dengan Ko Kevin. Ko Kevin sudah tidak ada dalam hidupku sekarang dan hanya tertulis sebagai cerita masa lalu.

"Goodluck Wil," kataku sambil memeluknya untuk terakhir kali dan akan bertemu tahun depan.

"Jaga diri ya di Indonesia, kalau ada apa-apa jangan takut buat kabarin aku. Stay safe sayang," balas Willy.

Aku langsung pergi keluar bandara dan tidak melihat Ko Kevin lagi saat itu.

Di Indonesia, aku ya hanya bekerja dan sekarang, perusahaan ini sepenuhnya aku yang handle. Anak-anak kantor juga tahunya cuma sekarang ini aku yang pegang dan tidak ada yang taahu masalahku dengan Ko Kevin. Willy pun tidak tahu sepenuhnya.

Aku yang sedang bersantai di ruang tengah sendirian, sedang membuka-buka galeri dan menemukan foto-foto lamaku dengan Ko Kevin. Kangennnnn bangetttt tapi aku gak yakin ini semua akan bisa kembali seperti dulu.

Way To Home | Kevin Sanjaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang