LIX

275 30 0
                                    

Kevin bangun di jam setengah 6 pagi. Sebenarnya, Ia tak perlu bangun sepagi ini, namun ini sudah menjadi kebiasaan.

"Jom, lo lupa shalat subuh ya?" tanya Kevin dengan suara serak khas bangun tidur.

"Hm? jam berapa ini?" tanya Rian setengah sadar.

"Setengah 6," kata Kevin sambil mengucek matanya.

"HAH? ya Allah, lupa gue," kata Rian langsung berdiri dari kasurnya sedangkan Kevin hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Kevin yang baru bangun tidur, langsung duduk, berdoa, minum air putih dan langsung keluar kamar. Di luar masih sangat sepi ya karena ini masih jam setengah 6 pagi dan sudah tidak ada latihan.

"Cie yang bangun pagi, tegang nanti sore ya Pak?" ledek Ginting saat baru keluar kamar.

"Iya Ting, gue takut gagal aja," kata Kevin.

"Santai Bro, tebakan gue bener 6 tahun lalu. Lo ada rasa kan," kata Ginting sambil duduk di sofa tepatnya di sebelah Kevin.

"Dari awal gue lihat dia di Istora sebenernya Ting. Tapi waktu gue tanya dia masih baru mau SMA, gak mungkin pacaran kan," kata Kevin yang diangguki Ginting.

"Gue gak tahu reaksinya bakal seneng atau sedih," tanbah kevin yang membuat Ginting bingung.

"Ya seneng lah Vin, di lamar kok sedih?" tanya Ginting bingung.

"Gak ada papa mama nya," kata Kevin

"Oh iya, lo berusaha kuatin aja. Gue yakin pake banget, lo itu obat terbaik buat dia bahkan lebih dari Jojo sekalipun," kata Ginting.

"Dia juga obat terbaik buat gue," tambah Kevin.

1 jam kemudian, Kevin sudah selesai mandi dan sedang duduk-duduk di kasurnya sedangkan Rian masih mandi.

Kevin membuka kotak cincin yang nanti akan menjadi saksi bisu kisah cinta mereka.

Sekarang sudah jam setengah 8 pagi, Ia akan pergi terlebih dahulu karena akan menjemput Clarrence.

"Ting, Jar, Jo, gue berangkat duluan ya. Nanti ketemu di Ancol. Jangan telat, telat di tinggal," kata Kevin

"Sip," kata Fajar sambil mengacungkan ibu jarinya.

Si luar asrama, sudah ada Daniel, Leo, Pram dan Yere yang sudah siap dengan barang-barang mereka.

"Pram, Yer, Le, Niel, gue duluan ya, jangan telat, telat ditinggal," kata Kevin.

"Siap Koh," jawab Yere.

Kevin sudah kangen berat dengan Clarrence. Seminggu ini sengaja dia bilang tidak bisa bertemu karena ada pekerjaan. Padahal, seminggu ini dia sibuk dengan persiapan ini semua.

Hanya butuh waktu 20 menit, Kevin sudah sampai di depan rumah Clarrence. Ia turun dari mobil, berjalan ke teras depan rumah lalu memencet bel.

Clarrence's pov

Aku kangen banget sama Ko Kevin. Kebetulan seminggu ini aku cukup sibuk bekerja karena akan ada projek baru dari perusahaanku.

Baru saja aku ingin turun ke lantai bawah, suara bel berbunyi. Pasti itu Ko Kevin.

Aku membuka pintu itu dan dengan gerakan cepat Ia memelukku.

"Koko kangen banget," kata Ko Kevin di dalam pelukan.

"Sama baby, udah ayo berangkat takut macet," kataku.

Kita pun masuk ke mobil dan memulai perjalanan ke Ancol. Selama perjalanan, tak sedetik pun Ko Kevin melepaskan genggaman tangan kirinya dengan tangan kananku.

Way To Home | Kevin Sanjaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang