38- RENCANA PENGHANCURAN

474 35 8
                                    

Apakah semua orang hanya menganggap ku sebagai boneka? Yang hanya dibuat untuk dipermainkan. Hey! Saya manusia, saya juga mempunyai hati!

_Revanza Arfandy Bratadikara

38- Rencana Penghancuran

"Eits santai bro, gue disini cuma mau bilang sesuatu sih sama Lo. Kata bokap Lo pulang sekolah harus balik ke rumah buat nyiapin acara besok."

"Acara apa?" Tanya Revan penasaran.

"Ya acara apa lagi kalau bukan acara pertunangan Lo sama Nabilla"

Deg!
Tangan Revan terkepal erat mendengar itu. Bagaimana mungkin mereka memutuskan sesuatu tanpa persetujuan darinya? Apalagi ini, menyangkut masa depannya.

"Apa-apaan kalian, memutuskan sesuatu tanpa persetujuan dari gue!! Kalian gila!" sentak Revan penuh emosi. Wajahnya memerah menandakan dirinya sangat marah sekarang.

"Terserah, gue nggak peduli. Yang penting jangan lupa buat pulang ke rumah bokap bukan ke rumah Lo sendiri" ucap Bara dengan santainya.

"Gue nggak mau pulang kesana! Siapa Lo nyuruh-nyuruh gue?! Gue nggak Sudi berurusan lagi sama Lo ataupun papah" ucap Revan penuh penekanan.

"Sebenernya gue juga nggak Sudi ngomong sama Lo, tapi gue terpaksa. Ingat besok Lo harus datang ke rumah bokap dan jangan ada alasan apapun!" geram Bara.

"Gue nggak akan pergi ke sana. Apa yang lo bisa lakuin sekarang? Mau ngancem gue? Lo Nggak bisa! Karena Lo nggak ada lagi bahan ancaman buat nakutin gue disini."
Revan tersenyum tipis setelah mengatakan itu.

"Lo udah terlanjur masuk ke permainan kita, jadi mau nggak mau Lo harus menyelesaikan semuanya." senyum Revan memudar saat mendengar perkataan Bara.

"Kalian bener-bener gila!" murka Revan.

"Lo bilang gue gila? Lo sendiri kali yang gila gara-gara ditinggal Salsa." Bara tersenyum menyeringai.

Revan benar-benar dibuat marah olehnya. Sedari tadi Bara selalu memancing emosinya dengan perkataan-perkataan unfaedah yang dia keluarkan.

"Eh, ada apanih bro. Sorry kita datangnya telat" Gilang dan Arbi yang baru saja muncul langsung berdiri disebelah Revan.

"Gue tebak dia bikin masalah lagi" ucap Arbi dengan menatap wajah Bara dengan tajam.

"Wah!! Bikin masalah apa dia Van? Baku hantam aja yuk sekalian itung-itung olahraga siang" Gilang menyingsingkan lengan bajunya sebagai tanda dia siap untuk berkelahi.

"Kalian berdua diem dulu. Ini urusan gue sama Bara" peringat Revan.

"Kita cuma mau bantuin Lo Van. Gue tau pasti si Baranjing buat masalah lagi, iyakan?" tanya Gilang sangat yakin.

"Apaan dateng-dateng main nuduh aja. Kalau nggak tau masalahnya lebih baik diem deh Lo!" Peringat Reno dengan bersedikap dada. Wajah laki-laki itu selalu saja tidak berekspresi alias datar.

"Bener tuh, lebih baik diem deh lo" ucap Vino menimpali.

"Wahai para anjing-anjing laknat, gue lagi nggak ngomong sama Lo berdua ya .... Jadi diem aja oke? Nggak dikasih tulang loh nanti"

REVANZA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang