45- KEJANGGALAN

387 29 1
                                        

Bagaimana aku bisa melupakanmu sedangkan disini banyak sekali yang mengingatkan diriku kepada dirimu. Apalagi kenangan yang kita buat seakan kembali terulang dengan kehadirannya.

_Revanza Arfandy Bratadikara

45- Kejanggalan

Revan berdiri di balkon kamarnya. Ia menghirup udara malam yang terasa sangat menusuk di kulitnya. Netranya menatap sekitaran komplek yang telah sepi, tak ada seorangpun yang terlihat dalam pandangan Revan. Sunyi, gelap dan sendiri—selalu saja seperti ini.

Udara malam saat ini sangat dingin menurutnya, mungkin karena hujan akan turun. Akan tetapi, Revan memilih acuh terhadap kondisi tubuhnya. Ia justru tetap berdiri di balkon kamarnya dengan menggunakan kaos lengan pendek dan dengan celana yang pendek pula.

 Ia justru tetap berdiri di balkon kamarnya dengan menggunakan kaos lengan pendek dan dengan celana yang pendek pula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya beban pikiran Revan semakin bertambah setelah kejadian tadi siang di danau yang biasa ia kunjungi. Kehadiran Stella disana membuat Revan kembali bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, mengapa dia bisa ada di sana? Tidak mungkin jika hanya kebetulan saja seperti yang gadis itu ucapkan.

Flashback on

"Kenapa Lo ada disini Stella?" Revan mengulang pertanyaannya kembali.

"Y-ya emang salah gitu gue ada disini?" Jawab Stella dengan sedikit ketakutan karena Revan terus menatap tajam ke arahnya.

"Gue kan udah jelasin ke Lo, kalau tempat ini cuma gue sama Salsa yang tau. Kenapa Lo bisa sampai kesini? Darimana Lo tau tempat ini?" Tanya Revan berturut-turut.

Stella nampak kebingungan menjawab pertanyaan dari Revan. Ia mencengkram erat gagang payung yang sedang ia pegang. "Gue nggak tau, tiba-tiba aja kaki gue ngarahin gue buat kesini" sahutnya dengan lirih.

Revan mengernyitkan keningnya. "Apa?! Ngomong yang jelas napa!" Tegasnya.

"Gue juga nggak tau kenapa tiba-tiba bisa kesini! Padahal gue nggak tau ini dimana. Kaki gue yang ngarahin gue buat kesini Revan!" Sahutnya lantang.

Revan berjalan mendekati Stella, membuat gadis itu refleks melangkah mundur untuk menghindari Revan yang terus menyeringai ke arahnya.

"Your answer really doesn't make sense Stella ... Nggak mungkin kalau tiba-tiba Lo ada disini kalau Lo sendiri nggak tau tempat ini" bisik Revan dengan suara seraknya.

"Apa mau Lo? Gue udah jawab sejujur-jujurnya. Apa Lo mau bilang kalau gue bohong ke Lo? BIG MISTAKE! I never dare to lie a people" bantah Stella seraya menunjuk wajah Revan.

"Gue emang nggak tau tempat ini, jangankan tau—liat aja baru kali ini. Tapi entah kenapa gue ngerasa familiar disini, rasanya gue pernah kesini tapi nggak tau. Oke! Gue rasa ini emang sedikit aneh apalagi penjelasan gue yang kurang masuk akal. Tapi sejauh ini gue emang berusaha buat jujur dan bilang apa adanya ke Lo dan ke semua orang."

REVANZA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang