“Jangan salahkan seseorang tentang kesalahan mu sendiri. Jadilah orang yang bertanggung jawab dan tidak lari dari kesalahan. Apa yang kau tanam itulah yang kau tuai!”
_Revanza Arfandy Bratadikara
16- Kembali Berulah
"BIDAR!!! es campur 3 nasi goreng 3" gilang berteriak seraya menyodorkan uang kertas berwarna biru.
"Siap den Gilang! Ditunggu" sahut bi darmi dengan ramah.
Kantin sekolah hari ini terlihat sepi , entah kenapa. Biasanya saat jam istirahat kantin begitu ramai.
Ketiga laki laki bobrok itu berjalan menuju mejanya. Akan tetapi dari kejauhan Gilang melihat beberapa orang duduk di meja favorit mereka.
"Heh siapa tuh Van? Kok duduk dimeja kita?" Gilang menunjuk ke orang orang itu.
"Bara?" Gumam Revan
"Hah? Si bara?! Ngapain tuh orang duduk di meja kita?" Gilang mengernyitkan keningnya
"Cari masalah tuh anak!" Arbi menyatukan telapak tangannya dan menekannya hingga berbunyi 'kretek'. Mereka berjalan menghampiri bara dan teman temannya.
"Woi!!" Sentak Gilang seraya menggebrak meja nya. Semua orang yang ada di kantin langsung memusatkan pandangannya ke arah Gilang.
"Lo tau ini meja siapa?! Meja kita bertiga coy! Terus kenapa Lo duduk disini hah!!!" Gilang menatap tajam ke arah bara.
"Loh ini kantin. Bebas dong! Kita semua sekolah disini juga bayar. Ya nggak?" Bara menatap temannya satu persatu.
"Yoi bro! Jadi Lo semua nggak usah sok berkuasa disini!" Reno tersenyum menyeringai.
"Gausah cari masalah!" Cibir Arbi. Sedari tadi pria itu menahan amarahnya. Dia tidak ingin membuat keributan dan berakhir di ruang BK.
"Loh bukannya kalian yang cari masalah?" Ucap vino seraya menyeruput es teh nya.
"Apa mau Lo?" Revan menatap tajam kakak tirinya itu.
"Gausah bikin keributan disini!!" Sambungnya
"Mau gue? Mau gue cuma satu" bara tersenyum miring sembari mengeluarkan tatapan tajam bak elang ke wajah Revan.
"Lo mati!" Arbi dan Gilang yang mendengar itu membolakan mata nya. Tangan mereka terkepal , nafasnya memburu , dan rahangnya mengeras. Arbi berjalan mendekati bara dan menarik kerah baju nya.
"Gausah cari masalah sama kita bangsat!!!" Arbi berbicara Sangat lantang. Matanya mendelik menyusuri setiap inchi wajah bara.
"Wehh santai bro haha Lo bukan lawan gue. Percuma" arbi yang mendengar itu semakin marah. Dia mengangkat bara dan membantingnya ke tembok. Akibatnya bara meringkuk kesakitan.
"Aaaaaaaa!!!!!" Seluruh siswi berteriak ketakutan melihat itu.
"Argghhhh bangsat Lo" bara berusaha berdiri namun Gilang lebih dulu menendang perutnya. Ia kembali tersungkur.
"Sini lawan gue anjing!!" Reno Hendak melayangkan pukulan ke wajah Gilang akan tetapi Revan lebih dulu mencekal tangannya.
"Lo bukan lawannya. Sini sama gue" ucapnya datar. Ia mundur beberapa langkah agar para siswi tidak terkena pukulannya.
Reno mengambil ancang-ancang dan mengangkat tangannya siap untuk memberi hantaman kuat diwajah tampan revan. Akan tetapi lagi lagi Revan berhasil mencekalnya.
Reno terus menyerang Revan tanpa henti akan tetapi tak satupun pukulannya mengenai Revan.
"Gausah ngomong sembarangan tentang temen gue! Lo itu lemah! Nggak usah sok jagoan bangsat!!!" Arbi memukuli wajah bara bertubi-tubi. Ia memang tidak bisa mengontrol emosinya ketika marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA (END)
Teen Fiction"Jangan membenci takdir karena kita hanya manusia yang tidak tau apa-apa tentang apa yang akan terjadi selanjutnya" -Revanza Ini cerita tentang Revan si anak broken home yang selalu disiksa ayahnya. Perjalanan hidupnya tak selalu mulus, dia harus ke...