“Mengenal mu adalah hal terindah sepanjang hidupku”
-Revanza Arfandy Bratadikara
03- Kelicikan Bara Elvano
"Apa alesan Lo pindah ke sini, Sa?" Tanya Gilang, akan tetapi sebelum Salsa menjawab Revan terlebih dahulu buka suara.
"Kalian nggak liat? dia lagi makan. Jangan ganggu dulu!" geram Revan, sementara Salsa hanya tertawa menanggapi itu semua.
"Ya maaf," ucap mereka bersamaan.
"Hahaha, nggak apa-apa mereka cuma pengen tau kok, setiap mereka tanya pasti bakal gue jawab." Salsa tersenyum manis.
"Alesan gue pindah kesini tuh sebenernya dulu gue janji sama papah gue sekolah di London cuma 4 tahun, dan sekarang udah hampir 4 tahun gue sekolah disana, papah gue nagih janji ke gue katanya cuma 4 tahun sekolah disana. Akhirnya gue pulang ke indo dan terpaksa pindah sekolah disini" jelas Salsa.
Gilang menganggukkan kepalanya paham. "Oh gitu."
"Iya" jawab salsa sembari tersenyum.
Arbi melirik makanan Salsa sekilas. "Yaudah lanjutin makannya, ntar dingin tuh nasi" ucapnya.
"Iya hehe" salsa mulai mengambil sesendok nasi kuning lalu melahapnya.
"Gara gara Lo Van, gue tadi hampir stres tau nggak sih, itu soal bikin otak gue ngebul banget, bangsat emang" Gilang mendengus kesal saat kembali mengingat dia sangat pusing karena mengerjakan soal-soal matematika beberapa menit yang lalu.
"Salah sendiri nggak mau belajar" ucap Revan sambil menyeruput es teh nya.
"Lo kalo sama temen sendiri nggak usah pelit anjir, berbagai dikit lah. Kan berbagi itu indah iya nggak, Bi" Gilang menaik turunkan alisnya ke arah Arbi.
"Gagitu konsepnya setan!!" Sarkas Revan.
Salsa Hanya menyimak pembicaraan mereka yang penuh ke toxic an. Kalau kalian bertanya tentang, mengapa salsa boleh duduk dan bergabung bersama mereka sedangkan yang lainnya tidak boleh, itu karena sebelumnya salsa telah meminta izin kepada Revan dan ia di izinkan untuk duduk disana. Otomatis arbi dan Gilang pun juga mengizinkan, karena mereka hanya mengikuti Revan.
"Awas aja kalo nanti nilai gue telur ceplok, gue abisin Lo Van" ancam Arbi dengan menatap Revan penuh aura permusuhan.
"Lo berani sama gue?" Revan menatap tajam Arbi.
Nyali Arbi langsung menciut seketika. Ia tertawa kecil dan mengakar jarinya membentuk peace. "Sorry becanda, ampun suhuu" arbi bergidik ngeri melihatnya, sementara Gilang hanya tertawa terbahak-bahak.
"Mampus Lo" Gilang mengejek arbi
Memang diantara mereka bertiga, Revan adalah orang yang paling hebat tentang bela diri. Revan pernah berkelahi dengan salah satu siswa di sini, dan akibatnya lawan Revan sampai terbaring di rumah sakit selama seminggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA (END)
Ficção Adolescente"Jangan membenci takdir karena kita hanya manusia yang tidak tau apa-apa tentang apa yang akan terjadi selanjutnya" -Revanza Ini cerita tentang Revan si anak broken home yang selalu disiksa ayahnya. Perjalanan hidupnya tak selalu mulus, dia harus ke...