09- BAGAS AGRA BRATADIKARA

900 164 9
                                    

"Hebatnya mental ku masih bisa bertahan ditengah lingkup yang masih menghakimi proses orang. Memaksa untuk begini. Harus begitu. I also want to!! Tapi dengan cara ku sendiri"

_Revanza Arfandy Bratadikara

_Revanza Arfandy Bratadikara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cukup puas. Lebih puas lagi kalo Lo mati" ucapnya , setelah itu bara tersenyum miring dan beranjak dari ruang tamu menuju kamarnya.

"Kalian pikir gue sedih di usir? Haha salah besar . Justru gue sangat bahagia" gumamnya.

Revan berjalan menuju kamarnya , dia menaiki anak tangga satu persatu. Dengan segera ia mengambil semua barang barangnya dan menata di koper miliknya.

"Pastikan tak ada barang barang sampah mu yang tertinggal"

Revan terkejut , ia mendongakkan kepalanya dan menatap orang yang berbicara itu . Disana sudah terdapat Fero yang sedang bersedikap dada.

"Apa papah yakin mau mengusir Revan?" Revan menaikan sebelah alisnya

"Saya sangat yakin mengusir kamu! Percuma kamu disini , kamu hanya bisa menyusahkan saya!" Fero tersenyum miring

"Terus bara? , Nggak diusir juga?" Revan berjalan mendekati Fero

"Sampai kapanpun saya tidak akan mengusir Bara. Dia anak saya , dia selalu menuruti perintah saya . Dia anak kebanggaan saya" Fero menatap tajam revan

"Tapi bara hanya ANAK TIRI" Ucapnya penuh penekanan pada kata 'anak tiri'

Plakkk

Satu tamparan keras kembali mendarat di pipi Revan

"Kenapa pah?" Revan tersenyum menyeringai

"Bener kan Bara cuma anak tiri papah? Kenapa papah harus marah?"

"DIAM KAMU!!!" sentaknya

"BARA MEMANG ANAK TIRI SAYA . TAPI SAYA SUDAH MENGANGGAP DIA SEBAGAI ANAK KANDUNG SAYA!!!"

"Terus , papah anggap Revan apa?" Revan menatap sendu papahnya

"KAMU? SAYA ANGGAP KAMU SEBAGAI PEMBAWA SIAL!!! SAYA SAMA SEKALI TIDAK PERNAH MENGANGGAP KAMU SEBAGAI ANAK SAYA!!!" Fero tertawa puas

Deg!
Jantung Revan seakan berhenti , ia tidak menyangka papahnya akan berkata seperti itu. Hanya gara gara harta , sikap papahnya berubah 180° .

"Oh gitu ya pah. Menurut papah Revan cuma anak pembawa sial?" Revan tersenyum miris

"IYA . SAYA HANYA MENGANGGAP KAMU SEBAGAI PEMBAWA SIAL. KAMU HANYA BISA MENYUSAHKAN SAYA!!! KAMU TIDAK PANTAS BERADA DI GARIS KETURUNAN BRATADIKARA!! KAMU ITU SAMPAH!!" Fero terus membentaknya , seakan mata dan hati nya telah tertutupi oleh harta dan kekuasaan , ia sangat membenci revan hanya gara gara ayahnya tidak memberi warisan kepada Bara.

REVANZA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang