“Kembali dipertemukan dengan orang yang kita sayangi setelah dia pergi is another level of happiness”
—Revanza story
51- Mengulang semuanya
Fira duduk dikantin dengan sangat tidak bersemangat. Dia disini hanya sendiri, dia tak memiliki sahabat ataupun teman bercerita karena menurutnya sangat sulit mencari teman yang benar-benar tulus dan bisa dipercaya seperti Salsa.
Fira bukan tipe siswi pendiam. Biasanya dia lebih banyak berbicara jika sudah merasa cocok dengan lawan bicaranya. Kalian ingat saat Fira terlibat aksi jambak-menjambak rambut dengan Nabilla? Jika iya, kalian pasti bisa menebak jika sikap Fira juga terbilang akan berubah menyeramkan saat marah. Sebenarnya jika Nabilla tak membuat masalah, dia tak akan bertindak kelewat batas seperti itu.
Derap langkah kaki seseorang terdengar ditelinga Fira. Dia yang semula sedang mengaduk jus jeruknya menggunakan sedotan kini mendongak menatap seseorang yang sedang berjalan mendekati mejanya.
"Arbi, Gilang? Ngapain Lo berdua kesini?" Tanya Fira sinis.
Gilang menarik kursi yang ada didepan Fira. Dengan tak berdosanya laki-laki itu justru duduk dan menyeruput jus jeruk yang sama sekali belum dia minum.
Fira membulatkan matanya sempurna melihat aksi Gilang itu. Dia memukul tangan Gilang dengan keras. "Eh anjrit! Itu jus jeruk gue bangsat!" Sentak Fira dengan ekspresi terkejut bercampur marahnya.
"Santai dong, Ra. Gue cuma minum dikit doang kok. Haus banget dari tadi nggak minum" Gilang tersenyum lebar sehingga menampakkan deretan gigi putih yang berjejer rapi digusi mulutnya.
"Tapi kenapa harus minum minuman gue anjir? Kan Lo bisa pesen sendiri! Nggak punya duit Lo?" Tanya Fira dengan nada terkesan meledek. Memang cowok modelan Gilang halal banget buat diledek kalau bisa sih tampol sekalian.
"Kalem dong, Ra. Galak banget Lo sekarang, jadi takut gue." Bukan, bukan Gilang yang menjawab melainkan seseorang yang sedang berjalan beriringan dengan Revan.
Pandangan Fira beralih menatap perempuan yang menggunakan Hoodie Lilac oversize disamping Revan. Dia menggunakan masker, kacamata fashion berwarna hitam serta tudung hoodie yang menutupi kepalanya sehingga Fira tidak bisa melihat wajah gadis itu. Tapi suara itu ....., mengapa sangat familiar ditelinga Fira?
Fira menatap Revan dengan tatapan seolah bertanya-tanya. Kemudian ia mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya siapa?
Revan hanya terkekeh kecil seraya mengedikkan bahunya acuh. Laki-laki itu berjalan dan menarik kursi yang berada disamping Gilang dan mendudukinya.
"Lo siapa?" Tanya Fira penasaran.
Salsa berjalan mendekati Fira. Kini dia sudah berada tepat didepan sahabatnya itu. "Lo nggak kenal sama gue?"
"Gue nggak pernah liat Lo dan gue juga nggak kenal sama lo, maybe" sahut Fira dengan santai.
"Ikut gue!" Salsa memegang pergelangan tangan Fira dan menariknya menuju rooftop sekolah. Sepanjang perjalanan Fira terus memberontak dan mengancam akan memukul Salsa jika dia tidak melepaskan tangannya. Tapi Salsa hanya mengacuhkan itu dan tetap menarik Fira dengan paksa.
"Lo apa-apaan si anjir! Kenal juga kagak main tarik-tarik aja, Lo kira gue sapi bisa Lo tarik seenaknya gitu?! Nggak sopan banget jadi orang!" Omel Fira. Gadis itu mendengus ke arahnya dengan bersedikap dada. Dia terus menatap Salsa dengan tatapan tak bersahabat.
"Ehm, udara disini sejuk juga ya?" Ucap Salsa seraya melepaskan kacamata hitamnya. Untuk sesaat Fira tertegun melihat manik mata yang sangat ia kenali itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANZA (END)
Novela Juvenil"Jangan membenci takdir karena kita hanya manusia yang tidak tau apa-apa tentang apa yang akan terjadi selanjutnya" -Revanza Ini cerita tentang Revan si anak broken home yang selalu disiksa ayahnya. Perjalanan hidupnya tak selalu mulus, dia harus ke...