Keadaan semakin tegang saat seorang dokter keluar dari ruangan Alexa. Semua orang mengalihkan pandangan kearah dokter itu.
"Bagaimana keadaan adik saya dok?" Tanya Geral dengan raut wajah khawatir.
"Sebenarnya ada masalah yang sangat serius dibagian perut nya" Ucap dokter itu.
"Masalah apa dok?" Tanya Aldoni dengan nada sedikit ditinggikan.
"Karena peluru yang menembus perut nya, dan tepat mengarah ke rahim nya" Ucap dokter itu.
"Ngak usah digantung-gantung dok, katakan langsung masalah serius nya" Ucap Otong yang tak sabaran.
"Jadi keadaan pasien sudah membaik tetapi karna peluru yang menembus rahim nya, dia tidak bisa mengandung dan melahirkan dari saat ini, hingga seterusnya" Ucap dokter itu.
Deg
Deg
DegSeketika semua terdiam mematung, seakan waktu berhenti bekerja.
Sesuatu menyadarkan mereka semua, dan waktu seakan kembali beroperasi. Sebuah teriakan terdengar dari dalam ruangan Alexa, membuat semua nya panik, dan masuk kedalam ruangan itu.
"AAAAAAA" Teriakan yang sangat kuat dari dalam ruangan Alexa. Semua nya berlari memasuki ruangan itu.
"Kenapa?! kenapa?!" Tanya Aldoni dengan raut wajah yang panik.
"Heh, bang Aldoni bukan?" Tanya Alexa yang kini sudah sadar.
"Iya, ini abang, kenapa? Ada yang sakit? Butuh apa?" Aldoni melontarkan pertanyaan-pertanyan kepada Alexa.
"Enggak butuh apa-apa, kecuali kaca" Ucap Alexa.
"Untuk apa?" Tanya Geral.
"Siapa tau kan, Alexa transmigrasi lagi ke tubuh orang lain" Ucap Alexa.
"Enggak lah, kamu tetap kamu" Ucap Geral.
"Oh gitu ya, jadi gimana perasaan Alexa bang?" Tanya Alexa.
"Astaga, abang yang harus nya nanya, bukan nya kamu" Ucap Geral.
"Oh iya yah, dah geser dikit ini" Ucap Alexa sambil menunjuk dahi nya, yang berarti otak nya.
"Ada-ada aja kamu" Ucap Giral.
"Queen" Sebuah suara mengalihkan pandangan Alexa.
"Siapa?" Tanya Alexa bingung.
"Lo, kan lo queen Syarin" Ucap Otong.
"Dah tau?" Tanya Alexa dan semua nya mengangguk.
"Mommy? Daddy? Mamah? Papah?" Tanya Alexa lagi dan lagi.
"Belum" Ucap Aldoni.
"Mereka udah tau kalau Alexa sakit?" Tanya Alexa lagi.
"Udah, mamah sama papah udah jalan kesini" Ucap Geral.
"Mommy sama daddy juga udah dijalan" Ucap Aldoni.
"Oh, jadi sekarang Alexa enggak kenapa-kenapa kan?" Tanya Alexa lagi dan lagi, tetapi pertanyaan itu membuat semua terdiam, termasuk Angga.
"Lah kok diam? Angga, Alexa ngak kenapa-kenapa kan?" Tanya Alexa lagi.
"Em anu itu" Aldoni gugup menjawabnya.
"Aku tanya Angga bukan abang" Ucap Alexa.
"Alexa baik-baik aja kok, hanya luka kecil" Ucap Angga berbohong.
"Nah kan, Alexa sehat" Ucap Alexa.
Sesuatu mengalihkan pandangan mereka, kearah pintu yang sudah terbuka. Terlihat seorang pria paru baya dan wanita disamping nya.
"Alexa, sayang gpp kan?" Tanya wanita yang baru masuk itu.
"Alexa sehat kok mah" Ucap Alexa sambil tersenyum. Ya, wanita dan pria tadi adalah mamah dan papah Alexa.
"Kenapa tadi kamu ikut? Kenapa harus kamu yang berhadapan dengan mereka?" Tanya Bakkara secara bersamaan.
"Satu-satu kali pah" Ucap Alexa.
"Ya udah jawab" Tegas Bakkara.
"Kalau Alexa ngak ikut kan pah, pasti akan brabe urusan" Ucap Alexa.
"Ini aja udah brabe, sampe kamu kaya gini" Ucap Tiani.
"Alexa sehat kok" Ucap Alexa sambil membusungkan sedikit dada nya, bertanda kalau dia kuat.
"Nanti mati nanges" Kini Otong membuka suaranya.
"Heh lo, siape?" Tanya Alexa.
"Manusia lah" Ucap Otong.
"Kirain hewan" Ucap Alexa.
"Astaga kamu ini berdosa banget" Ucap Otong dengan nada dramatis.
"Lebay leee" Ucap Alexa.
"Kamu istirahat dulu, biar cepat pulih" Ucap Bakkara dan mereka semua pergi dari sana.
"Lebih baik tidur gw" Ucap Alexa saat dia sendiri diruangan itu.
Dia memejamkan mata nya dan pergi kealam mimpi nya.
*****
Selang beberapa jam, Alexa terbangun dari tidur nya. Dia melihat sekelilingnya, tidak ada orang, hanya dia seorang. Bahkan suster yang memeriksanya setiap saat tidak ada di situ.
"Berasa kaya di kuburan gw" Ucap Alexa.
"BANG, MAH, PAH!!!" Alexa berteriak hingga sekumpulan manusia memasuki ruangan nya. Dengan raut wajah cemas.
"Kenapa?" Tanya Tiani yang sudah masuk.
"Enggak mah, hehehe" Alexa menjawab sambil terkekeh.
"Mommy" Ucap Alexa, melihat seorang wanita yang sangat ia kenal.
"Sayang" Ucap wanita itu. Ya, wanita itu adalah ibu dari Syarin, yang bernama Dania.
"Mommy udah lama?" Tanya Alexa.
"Udah, tadi pas mommy sama daddy datang, kamu nya lagi tidur, ngak bagus kalau dibangunkan" Ucap Dania.
"Oh, bang" Alexa kini memanggil ketiga abang nya itu.
"Ya?" Jawab Aldoni, Geral dan Giral bersamaan.
"Udah tau?" Tanya Alexa.
"Udah, tadi" Ucap Geral.
"Mommy, daddy, papah, mamah, percaya?" Tanya Alexa lagi pada keempat orang tua nya.
"Sulit untuk dipercaya, tetapi kalau memang sudah takdir, apa boleh buat" Ucap Bakkara.
"Menerima orang baru memang sulit, tetapi kalau sudah begini, harus terbiasa dengan itu" Ucap Candra.
"Tak ada kata tidak percaya, yang ada hanya sedikit keragu-raguan, tetapi harus keraguan itu harus dihilangkan" Ucap Dania.
"Harus percaya, karna ini sudah di takdir kan, mungkin dengan kamu seperti ini, kita semua mendapatkan kasih sayang lebih dari orang yang kita sayang" Ucap Tiani.
"Makasih semua nya" Ucap Alexa sambil menitikkan air mata nya.
"Jangan nangis dong, anak daddy kan enggak mudah nangis" Ucap Candra sambil mengusap air mata Alexa.
Mereka semua berbincang bincang didalam ruangan itu. Jangan lupakan kalau Alexa sudah dipindahkan ke ruang inap. Dengan kondisi yang mulai membaik.
Hello pren:v
Jangan lupa vote dan komen ya prenSelamat hari natal bagi umat kristiani:)
Salam toleransi🙏
Maaf kalau banyak yang typo....»
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Orgil(?)| END
Ciencia FicciónSaat Orgil menjadi pemeran utama, apakah yang akan terjadi? Syarin yang memiliki nama panjang Syarin Eldavus Somesh. Seorang wanita, tetapi memiliki kepribadian yang tidak sama seperti wanita-wanita lainnya. Yang menjadi seorang pemimpin di sebuah k...