36. Piala

1K 126 31
                                    

Kini giliran Alexa. Kedua orang tuanya sudah duduk di kursi yang sudah di sediakan, didalam kelas Alexa.

Banyak orang tua siswa menunggu di kelas itu. Ada yang berbincang-bincang dengan anak nya dan ada juga yang bercakap-cakap dengan orang di sebelah nya.

Tak butuh waktu yang lama, seorang guru datang dengan sebuah kertas di tangan nya. Diikuti oleh 4 siswa yang membawa tumbukan rapot.

"Buat di situ aja" Ucap guru itu pada murid yang membawa rapot tadi. Murid itu menurut dengan apa yang dikatakan guru nya itu.

Setelah selesai meletakkan rapor tadi, murid-murid itu langsung duduk di kursi mereka masing-masing.

"Baik, Selamat pagi bapak, ibu dan murid-murid sekalian. Bapak dan ibu, saya akan membagikan hasil dari kerja keras anak-anak kita selama kelas sebelas ini. Mungkin ada hasil yang tidak memuaskan, tetapi yakin lah anak-anak kita sudah berusaha semaksimal mungkin." Ucap guru itu.

"Jadi, buat para orangtua, jangan memarahi mereka jika mereka tidak mendapat nilai yang sempurna. Tetapi, berikan mereka dukungan dan motivasi. Mereka tidak memerlukan bentakan dari bapak dan ibu, mereka hanya butuh dukungan dan motivasi, jangan lupakan dengan kasih sayang dari orangtuanya." Sambung guru itu.

"Baik, kalau begitu saya akan membagikan rapot-rapot ini" Ucap guru itu sambil menunjuk tumpukan rapot itu.

"Saya panggil satu-satu. Nanti kalau sudah di panggil namanya, datang kesini bersama orangtua masing-masing, paham?" Guru itu menjelaskan.

"Paham bu" Ucap seluruh siswa bersamaan.

"Baik dimulai dari......"

Beberapa siswa sudah dipanggil, dan kini giliran Alexa.

"Alexa Eldavus Somesh" Panggil guru itu dan Alexa maju bersama dengan Bakkara dan Tiani.

"Tetap semangat dalam belajar ya Alexa" Ucap guru itu sambil tersenyum manis kearah Alexa.

"Baik bu, terima kasih" Ucap Alexa sambil menunduk sedikit.

"Silahkan tunggu di kursi nya." Ucap guru itu mengarahkan.

Alexa dan orangtuanya kembali duduk di kursi mereka tadi.

Sudah hampir satu jam, dan akhir nya semua nya selesai. Semua rapot sudah diberikan kepada pemilik nya masing-masing.

"Baik, dari sini saya akan membacakan, siapa saja yang mendapatkan, juara-juara kelas" Ucap sang guru.

"Juara ketiga jatuh kepada....." Guru itu membuat suasana menegang.

"Vinter Anwar" Sambung guru itu dan semua siswa bersorak sambil bertepuk tangan.

Vinter Anwar sang ketua kelas mendapat kan peringkat ketiga. Dia maju dan berdiri dan samping guru itu sambil tersenyum manis.

"Baik, juara kedua jatuh kepada......" sang guru mengulangi apa yang dilakukannya tadi.

"Sinta Ondres" Semua bertepuk tangan, Sinta maju ke depan.

"Itu anak nya pak Rakil bukan?" Bisik Bakkara pada Alexa yang ada disebelah nya.

"Iya pah" Bisik Alexa kembali dan Bakkara mengangguk.

"Sekarang saat nya mengumumkan peringkat pertama di kelas kita." Ucap guru itu.

"Peringkat pertama jatuh kepada......." Kini terulang, kelas itu hening, tak ada suara, semua menunggu guru itu berbicara.

"Nungguin yak?" Ucap guru itu sambil tertawa dan semua nya ikut tertawa.

"Sudah-sudah, sekarang serius okeh" Ucap guru itu.

"Peringkat pertama jatuh kepada......"

"Alexa Edward" Ucap guru itu dengan suara yang sedikit dikuatkan dan semua nya bersorak kecuali Alexa sendiri. Dia asik memainkan kukunya.

10 detik, tidak ada reaksi dari Alexa, hingga Bakkara menyadarkan nya.

"Hei, kamu tuh" Ucap Bakkara sambil memukul lengan Alexa.

"Ha? Kenapa?" Ucap Alexa bingung dan semua tertawa.

"Makanya sadar, kamu rangking satu tuh" Ucap Bakkara.

"HAH? SERIUS?" Teriak Alexa sambil terkejut mendengar ucapan sang papah.

"Iya" Ucap Bakkara sambil memutarkan bola mata nya malas.

Alexa maju kedepan dan guru nya memberikan piala kepada ketiga murid tadi.

Alexa tersenyum manis saat menerima piala itu.

Piala yang besar dan indah.

Ketiga murid itu menerima piala yang berbeda ukuran nya. Mulai dari yang kecil, sedang dan juga besar. Piala itu berwarna kuning keemasan bercampur dengan hijau muda dan juga hitam. Sangat elegan.








Hello pren:v
Jangan lupa vote dan komen ya


Maaf kalau banyak yang typo....»

Kenapa Harus Orgil(?)| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang