10. Sesakit ini.

183 42 11
                                    


Suasana menghening kala William berpelukan dengan Gadis asing yang mereka tidak tahu siapa, Mama William merasakan sakit yang luar biasa melihat putranya melakukan hal yang paling dia benci.

Tentu saja beliau masih ingat muka Willona saat tadi Serina memperlihatkan fotonya, gadis ini memang cantik bahkan ketika di lihat secara langsung.

"Aku bikin kejutan dengan datang kesini, seneng nggak?" William mengangguk sambil tersenyum.

Serina hanya diam menatap mereka.

"Kado buat kamu, sekali lagi selamat ulang tahun William."

William mengangguk dan mengusap pelan kepala Willona, tepat di depan Serina. Garis bawahi, Di Depan Serina.

Serina hanya mampu tertawa pelan menertawakan dirinya, rasanya lebih sakit dari yang dibayangkan.

Mengalihkan pandangan, Serina mendapati banyak pasang mata yang menatap William aneh. Tidak, Serina tidak boleh mempermalukan William walau dia sangat tersakiti di sini.

"K-kamu dari Belanda yaa?" tanya Serina pelan.

Willona langsung menoleh ketika merasa pertanyaan itu untuknya. "Iya, hehehe."

Hehehe, hati Serina sakit.

"M-mau istirahat dulu nggak? Pasti capek di perjalanan, biar William antar kamu ke kamar tamu."

Serina menoleh ke arah William, memegang bahunya dan berkata, "Anterin dia Will."

William, sejenak dia sadar bahwa selain Willona disini, masih ada Serina yang bahkan kehadirannya lebih awal. William cemas takut-takut Serina tahu siapa Willona yang sebenarnya, tapi mungkin tidak karna William sudah menjelaskan kalau Willona hanya temannya pada Serina.

Mungkin karna fakta itu, Serina menyuruh William mengantar Willona untuk istirahat?

Jika iya, William bisa lega karna Serina belum mengetahui yang sebenarnya.

"Ayo Willo, Kamu istirahat dulu."

William menggenggam tangan Willona lalu menariknya pelan dan pergi dari sana. Serina menghela napas lelah, bertepatan dengan itu, Mama William mendekat ke arahnya.

"Sssttt... Erin!" seru Ochi teman William dan Serina yang sekarang sudah mendekat.

"Tadi itu siapanya William?"

Serina tersentak, jawaban apa yang harus dia berikan? Yang tadi itu, Selingkuhan William!

"T-temennya dari Belanda," jawab Serina terbata. Terpaksa berbohong demi nama baik William.

"Temen kok deket banget gitu sih, sampe pelukan terus usep-usep kepala. Depan elo malah!"

Serina tertawa santai. "Biasa aja kok, mereka emang deket."

"Udah sana lanjutin pesta lagi, gue mau ke dalam bentar."

Pesta kembali berjalan, Serina akhirnya memilih masuk ke dalam sebentar. Ada sesuatu di dalam dirinya yang ingin dia keluarkan.

"Sayang.. " Serina menoleh, menatap Mama William yang seperti tahu perasaanya.

Wanita paruh baya itu menarik tangan Serina, membawa pacar anaknya itu masuk ke dalam rumah.

"Keluarin semuanya sekarang, Mama dengerin Erin," kata Mama William kala mereka sudah sampai di dalam kamar.

Serina memeluk Mama William dan langsung menumpahkan air matanya. Serina benar-benar menangis tersedu-sedu, Mama William ikut meneteskan air mata. Sungguh, kedua peremluan ini sedang merasakan sakit yang luar biasa karna William.

December to January [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang