11. Terbongkar semua.

180 41 10
                                    


Suasana pesta mulai sunyi, orang-orang yang datang mulai kembali ke rumah masing-masing. Sekarang juga sudah hampir tengah malam.

"Erin nginep aja disini yaa, tidur sama Mama."

Serina menimbang-nimang tawaran dari Mama William. Sejujurnya, dia ingin pulang dan bergalau ria di rumah, bahkan Serina sudah membuat Playlist lagu-lagu galau yang bercerita tentang perselingkuhan.

"Erin pulang aja ya Ma," bujuk Serina.

Mama William menggeleng keras. "No, Kamu disini aja. Pulang besok, biar Maa yang anter. Jam segini nggak baik perempuan pulang sendirian."

William ingin mengajuhkan diri untuk mengantar Serina setelah mendengar perkataan sang Mama, namun lisannya seperti sulit berkata. Benar, dari tadi dia ada di sekitar Serina dan Mamanya, hanya berjarak beberapa meter, namun rasanya seperti sangat jauh.

"Yaudah, Erin nginep." Wanita paruh baya itu bersorak kecil mendengar jawaban Serina.

"Kalo gitu, kamu mandi dulu terus pake baju Mama. Abis itu kita nonton film, Kamu belum ngantukkan?"

Serina mengangguk dan mengikuti langkah Mama William menuju kamar beliau. Meninggalkan William yang sekarang menghela napas cerah.

"Gue harus gimana sekarang?" gumamnya.

***

Sesuai perkataan Mama William tadi, dia beserta Serina benar-benar menonton drama korea di ruang keluarga. Drama yang sama-sama mereka ikuti. Di temani cemilan berupa keripik kentang, suasana semakin mendukung. Ada juga Adik William yang bernama Wildan ikut menonton sambil tidur di pangkuan Mamanya.

William keluar dari kamar, melihat pemandangan itu rasanya William ingin sekali bergabung, namun dia urungkan karna takut merusak suasana Indah mereka.

Tungkainya membawa dia ke arah kamar tamu, kamar yang di tempati Willona sejak tadi.

Baru saja William ingin mengetuk pintu, Willona lebih dulu muncul di hadapannya.

"Eh Willie," sapa Willona dengan senyuman.

William ikut tersenyum. "Mau kemana?"

"Mau ambil Minum Will, boleh nggak?"

"Boleh, yuk."

William berjalan duluan di ikuti Willona, ketika melewati ruang keluarga, Serina dan Mama William sempat menoleh sebentar, lalu kembali fokus pada drama yang ada di TV.

"Itu tadi Mama Kamu, sama Adik kamu?" tanya Willona. William mengangguk sambil tersenyum.

"Adik kamu yang cewe, baik deh. Dia yang pertama ngajak ngomong aku tadi," lanjut Willona.

"Iya, dia emang baik. Baik banget."

Hati William terenyuh, Willona mengira kalau Serina adalah adiknya. Mendengarnya saja cukup membuat William sakit hati, apalagi jika Serina mengetahui. Pasti, luka hatinya bertambah parah.

"Btw Willie, aku masih punya satu hadiah lagi. Aku rasa kamu bakalan seneng sama Hadiah yang ini." William menautkan alis bingung.

"Hadiah? Hadiah apa kali ini?"

"Nanti aja aku tunjukkin di kamarrrrr," kata Willona dengan nada ceria.

William tertawa melihat Willona yang menggemaskan seperti ini.

Keduanya berjalan lagi meninggalkan dapur, ketika melewati ruang keluarga lagi, Wildan menahan mereka.

"Bang, itu temennya nggak mau di kenalin?" tanya Wildan.

December to January [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang