15. Rasa Regal.

201 58 25
                                    

Nggak boleh kecewa ya liat visualisasi Regal versi aku😂 okeee?👌






Bau Petrichor memasuki indra penciuman, beberapa menit lalu hujan turun. Bersyukur Serina dan Regal sudah lebih dulu tiba di cafe ice-cream sebelum rintik itu membasahi mereka.

"Lo bayarin 'kan?" tanya Serina memastikan.

Laki-laki yang baru di kenalnya beberapa menit yang lalu itu menghela napas. "Iya Serina, saya yang bayar."

"Oke sip, Mbak ice-creamnya versi Jumbo yaa."

Serina langsung duduk tanpa menunggu Regal yang masih memesan, gadis yang suasana hatinya sudah lebih baik itu memandang hujan dari jendela cafe. Banyak orang-orang yang berlarian menghindari hujan, banyak juga yang memilih menerobos.

"Suka Hujan?"

Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Serina menolehkan kepalanya kaget, sementara Regal hanya tertawa melihat ekspresi Serina.

"Kaget anjir," kata Serina spontan.

Regal tertawa. "Yang kaget kamu atau anjir?"

Serina melirik sinis, lalu kemudian tersenyum kecil. "Pertanyaan dari lo tadi, gue suka hujan? Biasa aja sih."

"Sama, saya juga. Biasa saja," jawab Regal.

"Terus kenapa nanya, Regaaal."

"Iseng saja, Serinaaa."

Serina kembali tertawa. Ah padahal tidak lucu, tapi entah kenapa kotak tertawa Serina berfungsi terus sedari tadi. Padahal sedari pagi Serina tidak berhenti menangis.

"Orang-orang pasti lagi bahagia banget sekarang, rayain Natal bareng keluarganya. Pasti seru," kata Serina tiba-tiba. Netranya masih menatap jalanan di luar.

Regal menghela napas, memandang Serina yang bersiap akan kembali sedih. "Memang seru dan harusnya memang di rayakan bersama keluarga. Tapi kalau tidak punya keluarga, ya sudah sendiri saja. Jangan khawatir, Tuhan masih ada bersama kita."

Serina tidak menanggapi perkataan Regal, gadis itu terdiam memandang hujan. Sampai pelayan membawakan ice cream pesanan mereka.

"Selamat menikmati Kak."

Serina serta Regal tersenyum ramah. "Terima kasih, Mbak."

Serina berbinar menatap makanan dingin di hadapannya, obat paling ampuh untuk mengurangi kesedihan.

"Kamu suka ice-cream?" tanya Regal.

Serina mengangguk dengan semangat. "Suka, banget."

"Syukurlah, saya lega."

Serina menatap mangkuk ice-cream milik Regal. "Lo makan yang rasa diri lo sendiri?"

"Diri Sendiri?" tanya Regal kebingungan.

Serina menunjuk remahan-remahan biskuit di atas ice-cream milik Regal. "Ini, rasa Regal."

"Ah, jadi maksud kamu ini biskuit Regal, dan saya makan rasa diri saya sendiri karna saya Regal?"

Serina bertepuk tangan sekali. "Bener banget!!"

Regal menyendokan ice-cream tersebut dan mencicipinya. "Rasa diri saya, enak?"

"Kamu tidak ingin mencoba saya?"

Serina mengernyit. "Gimana-gimana?"

"Ah, maksud saya mencoba rasa Regal."

Serina tertawa dan memukul bahu Regal yang ada di hadapannya. "Ngelawak mulu lo."

"Serina, saya tidak menghibur orang. Tadi itu saya bertanya."

December to January [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang