20. Rumah Pohon Mereka.

164 56 16
                                    


"Agak kesitu nggak sih Gal? Kayaknya miring deh."

"Serina, nanti kalau saya geser sebelah sini, akan berat sebelah. Kamu mau kalau saat kita duduk lalu tiba-tiba ini rubuh?"

"Ya santai dong nggak usah ngegas!"

"Perempuan memang aneh, kita berbicara biasa mereka bilangnya pakai urat."

"Apa?! Ngomongin gue ya lo?!"

"Jangan kepedean, saya sedang bertanya pada burung kecil itu."

"Dasar Biskuit ngeselin!!"

"Kamu juga Wafer yang menyebalkan!!"

Yah, kira-kira seperti itu perdebatan Serina dan Regal di pagi menjelang siang ini.

Benar, minggu sedari pagi mereka sudah sibuk di bawah pohon mangga yang kemarin menjadi tempat mereka menyaksikan senja.

Keduanya kembali ke sini untuk apa? Jawabannya untuk memperbaiki rumah pohon itu agar menjadi lebih layak, karna baik Regal maupun Serina merasa sudah nyaman berada di tempat ini dan ingin menjadikannya 'Rumah' bagi mereka berdua.

Tadi saat mereka bertengkar kecil, Regal sedang membuat rumah pohon itu agar lebih luas dan juga lebih kokoh. Setidaknya untuk bisa menampung berat badan dia juga Serina ketika tidur nanti.

Iya, bahkan mereka sudah berencana untuk bermalam di rumah pohon ini jika benar-benar sudah jadi.

"Ini tangganya mau digunakan model bagaimana? Pakai tali atau tangga dengan kayu?" tanya Regal yang sudah turun dari atas pohon.

Rumah pohon itu sudah setengah jadi, bahkan hanya tinggal tangganya saja. Jika itu untuk Regal sendiri, tentu dia tidak butuh. Tapi Serina, ah sudah pasti dia akan ngotot untuk memasang tangga, bahkan jika boleh dia akan memasang eskalator saja agar lebih mudah.

"Tangga kayu aja nggak sih Gal? Agak ngeri kalau pake tali," jawab Serina atas pertanyaan Regal.

Regal terduduk dan bersandar pada pohon mangga sembari memejamkan matanya, Serina ikut berjongkok dan memperhatikan wajah Regal yang di penuhi keringat.

Ada desiran aneh di dadanya.

"Serina, tolong bernapas dan berkedip. saya tahu saya tampan. Bahkan kalau boleh sombong, ketampanan saya setara dengan Kim Taehyung."

Bugh!!

Serina meninju bahu Regal dengan brutal, membuat Regal mengaduh kesakitan.

"Sok ganteng lo!" kata Serina kesal.

Regal tertawa pelan. "Kamu juga cantik kok. Tampan dan Cantik jika dipersatukan akan menjadi sempurna bukan?"

"Diem Gal!" kata Serina kesal, perempuan itu mati-matian menyembunyikan semburan merah di pipinya karna ulah Regal.

Regal yang menyadari Serina sedang merona karna ulahnya, malah tertawa tanpa beban.

"Serina, Merona. Sangat lucu," gumam Regal sambil mencubit pelan pipi Serina.

Serina yang mendengar itu sontak membuat gestur ingin meninju Regal lagi, namun laki-laki itu buru-buru meminta maaf.

"Serina, saya haus."

"Minum," jawab Serina ketus.

"Tapi tidak ada air mineral disini."

Serina menunjuk hamparan laut yang berada beberapa meter dari tempat mereka. "Buta ya?"

Regal lagi-lagi tertawa mendengar jawaban ketus dari Serina. Ternyata membuat Serina kesal benar-benar menyenangkan.

"Serina," panggil Regal.

December to January [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang