🖊 Epilog

301 37 2
                                    


Januari, bagaimana ini begitu berarti?
Tentang takdir Tuhan yang tergores tanpa terprediksi sama sekali.

Januari, apa yang membuat kamu tetap disini?
Menunggu raga yang terbaring tanpa harapan pasti.

Januari, apa Tuhan memang sengaja mengirim kamu kesini?
Sebagai perantara bahwa dia memang menyayangi.

Januari, kamu seperti mimpi!
Mimpi yang membuat Raga ini bertaruh pada ego demi bertemu kamu lagi.

Januari, tiap detik bersamamu sangat berarti.
Bahkan helaan napas dan sapaan senja membuat segalanya lebih dari senyum frustasi.

Aku terteguh, bagaimana Januari menghilangkan semua perasaan semu.
Aku terpesona, bagaimana Januari memancarkan sinarnya.
Aku terbayang, bagaimana Januari merengkuhku dengan kasih sayang.
Dan aku menghamba, pada setiap kenangan yang tercipta bersama dia.

Indah, Januari memang indah. Tertawa bersamaku guna menghilangkan putus asa.
Indah, Januar memang indah. Tempat aku menangis kala tumpuan tidak lagi mampu menampung duka.
Indah, Januari memang indah. Terbukti dengan bagaimana dia tetap setia menunggu redanya sang luka.

Januar, ayo tetap bersamaku. Kali ini harus benar-benar tetap, menua bersama seperti janji yang diucapkan pada dia.

Januari, terima kasih. Hadirmu benar-benar menjadi penyelamat akhir cerita ini. Cerita yang sepertinya akan menjadi ending yang bahagia.

Januari, aku mencintai. Mencintai kamu sebesar semesta.

Januariku satu, dan itu hanya kamu.










"Terima kasih telah menjadi pelampung kala banjir menghadang, Regal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih telah menjadi pelampung kala banjir menghadang, Regal. Biskuit Ngeselin tapi ku sayang." - Serina kepada Regal.

December to January [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang