22. Belum lupa.

159 52 12
                                    

"Bagaimana, saya tampan tidak?"

"Nggak."

"Tolong yang serius, Wafer. Saya mau terlihat sempurna ketika mendampingi kamu."

"Ya ampun Biskuit Regall, lo ribet banget kayak cewe, lagian yang nikah William sama Willona. Kita mah jadi tamu undangan aja."

"Tidak bisa begitu Serina, saya harus tampil dengan sangat tampan. Agar ketika teman-teman kamu dan William melihat kita, mereka akan yakin kalau kamu sudah bahagia."

"Gal, gue sama lo itu udah bahagia banget dengan cara kita. Nggak perlu buktiin ke orang-orang buat ngubah cara pandang mereka. Di hubungan kita, kalau lo sama gue sama-sama nyaman, nggak ada yang perlu di pikirin lagi."

Serina menghampiri Regal yang masih sibuk dengan dirinya di depan cermin, padahal Serina yang perempuan, tapi Regal yang dandannya paling lama.

Menggapai tangan Regal untuk di genggam, Serina berjinjit dan mengecup pipi Regal dengan pelan.

"Ganteng banget sih pacar gueeee," kata Serina sambil memeluk Regal.

Regal mematung, terlalu terkejut dengan kecupan Serina dan terkejut lagi dengan pelukan mendadak itu.

Ya tuhan, jantungnya tidak terkontrol.

"S-serina, bisa lepas pelukan kita dulu? Rasanya saya akan pingsan."

Serina spontan melepas pelukan mereka, lalu melihat Regal memegang dadanya.

"Kenapa lo? Sakit? Kita kerumah sakit aja apa gimana?"

Regal memghela napas. "Ini itu ulah kamu, jantung saya berdetak serta pipi saya yang memerah itu karna kamu. Dasar wafer Serena."

"Yeuu sialan, nama gue Serina btw!"

***

"Sini gandengan," minta Serina. Regal hanya mengangguk dan menerima uluran tangan Serina.

Keduanya sudah tiba di Gedung tempat William dan Willona melaksanakan Resepsi pernikahan. Banyak sekali tamu undangan, bahkan ada beberapa yang terlihat seperti wajah orang asing.

"Erinnnn, Mama kira Erin nggak dateng!!"

Seruan itu membuat keduanya menoleh, ada Mama William serta Wildan yang berjalan menghampiri mereka.

"Maaf telat Ma, tadi macet," bohong Serina. Padahal mereka terlambat karna Regal yang terlalu lama berdandan.

"Yaudah nggak papa. Sekarang kamu sama Regal makan sana, banyak makanan enak. Ada makanan kesukaan kamu juga," pinta Mama William.

"Ngomong-ngomong, kalian serasi banget tau Kak," sahut Wildan yang membuat Serina tersipu.

Lalu setelah itu Mama William dan Wildan berjalan untuk menyambut tamu lagi, Regal tiba-tiba membisikkan sesuatu pada Serina, membuat Serina spontan menyikut bahunya.

Tidak, kalian tidak perlu tahu apa yang Regal katakan.

"Langsung ke pengantinnya atau mau makan dulu?" tanya Serina.

"Kamu mau berlama-lama disini?" Bukannya menjawab pertanyaan Serina, Regal malah bertanya kembali.

"Gapapa sih kalo lama, kalo enggak juga nggak papa. Lo nggak mau lama-lama disini?"

Regal mengangguk. "Sebenarnya dari tadi banyak yang menatap ke arah kita. Saya tidak mengerti entah itu karna ketampanan saya, atau karna melihat kamu yang datang ke pernikahan mantan."

Serina memasang wajah datar mendengar perkataan Regal, sang pacar yang terlalu pede.

"Bacot banget Biskuit!"

December to January [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang