"Erin, kamu dimana?"
"Pake lo aja, nggak usah kamu. Kita udah nggak punya hubungan apa-apa lagi."
"Ah iya, maafin ak-- gue."
"Ngapain lo nelfon?"
"Mau ngasih tau kalau bentar lagi gue mau----"
"Nikah? Iya udah tau."
"A-ah gitu."
"Itu doang 'kan? Kalo udah, gue matiin ya telfonnya."
"T-tunggu!"
"Apa lagi sih?"
"M-mama pengen lo dateng, bukan sebagai tamu tapi sebagai keluarga gue."
"Udah tau juga. Btw, Mama nggak bilang tuh kalau gue harus datang sebagai apa."
"Tapi gue pengen lo ada di sana sebagai kelu---"
"Nggak mau Will. Gue dateng bareng Regal, kita sebagai tamu aja."
"Tapi Rin---"
"Udah yaa, gue sibuk nih mau jalan sama Regal!"
Pip!
Serina mematikan telfon sepihak, setelah itu menghela napas kasar. Dalam hati mengumpat atas kelakuan Willian yang bisa di bilang sangat tidak punya hati itu.
"Lihat wajahmu, memerah seperti tomat rebus."
Serina menatap Regal kesal. "Gue tuh lagi emosi, Gal. Masa lo mau bikin gue tambah kesel?"
"Iya-iya bercanda. Ya sudah, ini es-krim pesananmu. Segera dimakan karna kamu tampak sangaaaat kepanasan."
Tidak terlalu memperdulikan Regal di hadapannya, Serina menikmati es-krim itu dengan hati yang panas.
Tolong jangan bilang Serina kepanasan karna William akan menikah, tidak. Serina menjadi kesal karna William dengan tidak tahu dirinya meminta Serina datang sebagai keluarga. Orang gila mana yang menyuruh mantannya menjadi keluarga yang mengiringinya saat menikah?
"Ya sudah, jangan terlalu di pikirkan. Lagi pula kamu memang tidak ingin datang sebagai keluarganya 'kan? Jadilah diri sendiri, dan saya akan tetap menemani kamu datang."
Regal berkata begitu sembari menggenggam tangan Serina, menyalurkan rasa hangat dengan bumbu senyuman manis serta kata-kata indahnya.
"Regal, lo nyantet gue yaa?"
Bugh!
"Aww, sakit biskuit!!" Serina mengusap bahunya yang baru saja di tinju Regal, pelan kok.
"Mohon maaf Serina, tapi apakah di kepalamu itu ada otak? Jika ada, coba tolong gunakan untuk berpikir, bagaimana bisa saya yang tampan ini kamu tuduh menyantet kamu."
"Ya abis gue kayak candu banget sama senyum lo sekarang Regaaaaal!!!" seru Serina frustasi.
Regal mengangkat bahu bingung. "Saya kira itu sudah bekerja."
"JADI LO NYANTET GUE BENERAN?!"
"Hahahaha santai Serina, Saya bercanda."
"Hihihi sintii Sirini, siyi bircindi BACOT BISKUIT JELEK!!" teriakan Serina tepat pada telinga kiri Regal, sekaligus membuat atensi orang-orang di sekitar mereka menoleh ke arah keduanya.
Jangan lupa kalau mereka masih ada di tempat penjual es-krim.
Regal memperhatikan Serina yang langsung murung sehabis berteriak. Hei, apakah gadisnya ini punya masalah lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
December to January [✓]
FanfictionMengapa Perpisahan yang terjadi di Desember, membawa dampak besar pada hari-hari di Januari? Start : 111221 Finish : 280122