8. Persiapan Kejutan William.

157 36 4
                                    

Part 8 ini ngeselin banget dari kemarin anjir. Btw aku lagi benerin bab ini ya guys, bukan lagi update!



"Gue udah ngomong sama Mamanya William, katanya boleh bikin kejutan di rumahnya."

Lusa adalah hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh Serina, karna besok adalah ulang tahun William.

Serina saat ini sedang berkumpul bersama teman-temannya, tanpa William. Mereka sedang membuat rencana untuk kejutan Ulang Tahun William yang mana teman-teman William juga kebetulan teman-teman Serina.

Jika kalian bertanya apakah Serina sudah bisa melupakan prasangka buruk yang kemarin melanda dia, jawabab Belum. Perempuan berkulit putih itu hanya sedang menyibukkan diri agar tidak terlalu kepikiran, dia berusaha yakin bahwa semua tentang William dan Willona adalah kebetulan.

"Kalo lo mau, kita bisa sewa pemain piano atau biola gitu. Biar suasananya makin romantis." Saran dari salah satu temannya membuat Serina tersenyum malu.

"Nggak terlalu berlebihan?" tanya Serina.

"Enggak. Lagian lo berdua udah dewasa, ldr juga yang artinya jarang ketemu. Momen kayak begini tuh harus dibikin se-memoriable mungkin, biar senyum-senyum sendiri kalau inget."

Serina kali ini tertawa. "Hahahah, yaudah deh boleh. Kalo bisa yang satu paket gitu aja Jun, yang ada Biola, Piano, gitar akustik gitu. Gue malah pengen nyanyi nih."

"Nah bener, mending lo nyanyi deh Rin. Jarang-jarang cewe nyanyi buat Cowo, pasti jadi momen paling berkesan tuh."

Serina memasukkan band ke dalam list persiapan ulang tahun William.

"Abis itu, makanan jangan lupa Rin. Gue request, yang asin-asin kayak Sate gitu dong. Hehehhe."

"Dih, acara ulang tahun mana makan sate, yang ada kue manis-manis gitu anjir Chi! Norak lo!"

"Ya suka-suka gue dong, gue 'kan cuma request. Kalo di terima ya syukur."

Perdebatan dari dua orang sahabat dekat itu kembali membuat Serina tergelitik, mereka memang tidak berubah sedari dulu. Masih suka bertengkar namun di suatu waktu akan sangat kompak, mereka tergolong sangat dekat dengan William. Bisa dibilang sebagai perkumpulan yang isinya William serta tiga orang ini.

"Yaudah sih nggak usah berantem, nanti gue pesen makanan yang banyak deh."

Setelah itu percakapan masih terus berlanjut, mulai dari membahas dekorasi sederhana sampai cara mengejutkan William.

***

"Ini pesanannya, atas Nama Serina, Betul?"

Serina mengangguk dan memberikan kartu debitnya kepada kasir untuk membayar kue yang sekarang sudah ada di dalam genggamannya.

Kue ini milik William, kue sederhana dengan motif bunga Daisy berwarna putih, kesukaan William. Serina juga meminta di tuliskan kalimat seperti 'Happy Birthday, My Lovely December!'

"Ini kartunya, Mbak. Terima kasih, silahkan datang kembali."

"Iya, sama-sama Mbak." Serina berjalan keluar dari toko kue itu setelah menerima kembali kartunya.

Di perjalanan Serina tersenyum, membayangkan ekspresi bahagia William nanti sudah sangat menyenangkan baginya.

Kue sudah, sekarang tinggal mengambil kado pesanan Serina.

Kado yang Serina pesan, sebetulnya sangat sederhana. Hanya lukisan Bunga Daisy yang selalu menjadi Favorit William, Serina sudah memikirkan Kado ini sejak kemarin-kemarin. Awalnya, dia ingin memberi William Barang-barang keperluan seperti Pakaian atau Jam tangan, tapi karna ulang tahun sebelumnya sudah, tahun ini Serina ingin mencoba suasana baru.

"Semoga Willie suka."

***

Willona menatap tiket pesawat di genggamannya, besok ulang tahun William dan Willona berencana untuk membuat kejutan dengan datang ke Indonesia dan mempersiapkan Ulang tahun William secara diam-diam.

Namun, ada perasaan ragu di hatinya. Trauma akan Indonesia karna orang tuanya membuat Willona terbebani bahkan hingga saat ini.

"Gapapa, demi William aku rela ngelawan trauma ini."

Sampai jumpa di Indonesia Willona, dan entah apa yang akan terjadi jika kau sampai disana.

***

Tibalah hari dimana Serina akan mempersiapkan semuanya. William juga sengaja teman-temannya ajak untuk merayakan ulang tahun bersama.

Tadi sempat mengajak Serina, namun Serina menolak dengan beralasan sedang tidak enak badan. Padahal, tanpa sepengetahuan William, Serina sudah ada di rumahnya bersama keluarga William yang lain, sedang mempersiapkan kejutan untuknya.

Jika kalian bertanya apakah Serina dekat dengan keluarga William, jawabannya iya. Bahkan Mama William sangat menyayangi Serina layaknya anak Sendiri. Apalagi semenjak Ibu Serina meninggal, Mama William semakin menyayangi pacar anaknya itu.

Kadang-kadang, jika Serina butuh tempat bersandar ketika tidak ada William di sampingnya, Serina akan pergi ke rumah William dan mengadu kepada Mamanya.

Bahkan Serina sering di ajak untuk menemani beliau ke acara pernikahan jika sedang butuh teman. William itu punya Adik, laki-laki juga. Makanya Mamanya William senang di dekat Serina dan juga pacar Adik William karna sedari dulu wanita paruh baya itu ingin anak perempuan.

"Gimana camping kemarin, sayang?" tanya Mama William.

Serina yang saat itu sedang sibuk meniup balon, menoleh sesaat. "Seru, Ma."

"Ada kissing ngga?" tanya Mama William lagi sambil menaik-naikkan alisnya, menggoda Serina.

"Ya tuhan, Mama. Nggak ada tauuu." Serina menutup mukanya yang memerah.

Memang Mama William ini sangat frontal jika berbicara mengenai hubungan Serina dan William. Bahkan beliau tidak segan-segan menyuruh William cepat-cepat menikahi Serina.

"Ma... Serina Boleh jujur nggak?" tanya Serina pada Mama William.

"Ada masalah, Sayang?"

Serina bimbang, antara memberi tahu Mama William atau tidak. Namun dia butuh tempat curhat sekarang, masalah ini selalu di pendamnya sendirian.

"Nak, ada masalah?" tanya Mama William lagi, melihat Serina yang hanya melamun membuat dia yakin ini persoalan serius.

"Serina ngerasa, William punya pacar selain Serina Ma."

Mama William membulatkan mata. "Yang bener Nak?"

"Serina nggak tau pasti sih Ma, Serina nggak punya banyak bukti juga. Cuma dari foto yang William tunjukkin kemarin, Serina ngerasa ada yang janggal."

"Cewe itu cantik, namanya Willona."

Serina membuka aplikasi media sosialnya dan mengetik username Willona lagi, lalu menunjukkannya kepada Mama William.

"Liat deh Ma, bionya mengarah ke William."

"Kamu yakin, Sayang?"

Serina menggeleng bingung. "Serina nggak punya bukti, tapi semoga aja ini cuma kebetulan Ma."

Mama William mengusap pelan bahu Serina, memberi kekuatan pada pacar anaknya.

"Semoga bener itu cuma kebetulan, karna Mama bakalan marah banget kalau sampe William bener ngelakuin itu."

Mama William, sebenarnya sudah cerai dengan suaminnya alias Papa William. Keduanya berpisah karna Papa William selingkuh. Membayangkan putranya akan melakukan hal yang sama, sudah sangat membuatnya kecewa. Apalagi, Jika dia tau bahwa William benar-benar mencintai dua wanita.

"Mama dukung Erin sepenuhnya, tapi mari kita lupain masalah ini dulu hari ini. Kita nggak sepenuhnya bisa nuduh William tanpa bukti yang jelas 'kan? Nanti Mama bakal coba ngomongin ke dia."

Serina mengangguk. "Erin masih tetep berharap itu bener-bener kebetulan Ma."

"Mama Juga, sayang."

William, kau akan mengecewakan 3 wanita jika kedokmu terbongkar.

December to January [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang