Serina termenung menatap Ponselnya, sudah tiga hari William tidak memberi kabar, padahal biasanya William masih sempat mengabari Serina sesibuk apapun dia walau hanya sepatah kata.
"Positif thinking aja Erin, mungkin kali ini bener-bener sibuk," kata salah satu teman Serina. Sahutan dari temannya itu sedikit menenangkannya.
"Iya kali yaa?"
"Iya!"
Serina tersenyum, mencoba melupakan rasa risaunya karna William tidak kunjung mengabari.
"Ayo buruan, katanya mau nyari kado buat cowo lo. Ultahnya minggu depan 'kan?"
Serina mengangguk. "Heem, semoga dia udah balik yaa sebelum hari itu."
Entah Serina yang terlalu lugu, atau semesta memang sedang bermain-main kepadanya, yang jelas fakta yang terjadi sebenarnya cukup membuat hati seorang yang benar-benar mencintai, sangat hancur.
***
Di Amsterdam sendiri, sepasang muda mudi masih terbaring dengan pulas di atas kasur. Tidak ada yang ingin beranjak dari sana, hangatnya selimut juga pelukan dari masing-masing membuat semakin nyaman berlama-lama.
Namun beberapa saat kemudian, sang Adam dengan terpaksa membuka matanya terlebih dulu dikarenakan sinar matahari pagi menyeruak hingga membuatnya merasa silau.
Menoleh ke samping, maniknya menatap perempuan cantik yang terlihat pulas bersandar di bahunya.
"Good Morning, Baby. Wake, Up!" bisiknya pelan. Si perempuan menggeliat karna geli.
"Willie, aku masih ngantuk."
William tersenyum hangat, mengecup lama dahi Willona lalu beranjak dari tempat tidur untuk membuatkan sarapan mereka. William memang sering melakukan ini, membuatkan makan untuk Willona agar perempuan yang mengaku sudah bisa memasak itu tidak makan makanan cepat saji terus.
William berjalan ke arah meja, menyambar ponselnya yang sejak tadi malam tidak dia sentuh, terlalu sibuk menghabiskan waktu bersama Willona hingga rasanya tidak ada yang harus di pikirkan lagi selain kebahagian Willonanya.
Deretan pesan dari satu nomer berhasil menyita perhatian William, berhasil juga membuatnya merasa bersalah, dan membuat dia merasa sebagai manusia paling bodoh di Dunia.
Namun, dia bisa apa?
Serina : Willie, di Belanda masih pagi 'kan?
Serina : Willienya Erin udah bangun belum?
Serina : Belum yaa? Yaudah deh nanti pasti di baca juga 'kan?
Serina : Sesibuk apapun kamu, jangan lupa sarapan yaa, Jaga kesehatan juga.
Serina : Tetep semangat Sayangnya Erin💪💛***
Serina tersenyum sangat menatap ponselnya, dengan semangat menunjukkan benda pipih itu kepada temannya untuk melihat apa yang dia lihat.
"Liat deh, balasan William."
Beberapa gadis yang memang menjadi sahabat dekat Serina, mendekat dan melihat apa yang ingin Serina tunjukkan.
"Oww, So Sweet banget sih William," kata salah satu diantara mereka.
"Bucin sih kalo kata gue," sambung temannya yang lain.
Serina tersenyum manis. "Sia-sia berarti gue curiga, dia aja sebucin ini sama gue."
"Kan, apa gue bilang. William itu anak baik Erin, nggak mungkin selingkuh. Apalagi selingkuhin cewe sebaik dan secantik elo. Udah deh, percaya aja sama William."
"Ah kalian bener, gue harusnya lebih bisa percaya sama William 'kan yaa. Dia aja percaya banget sama gue, oke mulai sekarang pikiran hal-hal baik aja tentang William, William 'kan emang anak baik." Serina mengepalkan tangannya memberi semangat pada diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
December to January [✓]
FanfictionMengapa Perpisahan yang terjadi di Desember, membawa dampak besar pada hari-hari di Januari? Start : 111221 Finish : 280122