(Name) dan Wakasa lebih dulu sampai di tempat yang sudah dijanjikan. Mereka menunggu kedatangan teman-temannya di pintu masuk sembari melakukan obrollan ringan. Bukannya membalas celotehan yang (Name) berikan, pria itu malah sibuk mengamati raut wajah gadisnya yang terlihat lebih menggemaskan dari biasanya.
Hingga sebuah cubitan kecil mendarat mulus di pinggang Wakasa, membuat si korban mengaduh pelan lalu melempar tatapan tak senang pada si pelaku kekerasan.
"Kamu dengerin aku ngomong nggak si Waka!!" sebuah omelan diikuti dengan raut wajah merah dan kedua pipi yang menggembung lucu.
"Denger," balasnya kemudian tanpa niat.
"Denger kok gak dibales si! Aku cape tau ngomongnya!"
"Yaudah gak usah ngomong. Repot banget,"
"Ihh!! WAKAAA!!!"
"Oyaa, kek-nya lagi ada yang seneng-seneng nihh~"
Atensi keduanya kemudian teralih saat sebuah suara diiringi derapan langkah kaki terdengar menghampiri mereka.
"Emma? Hina? takemichi? Draken juga?!"
"Oi! Kok aku gak dipanggil?!"
"Hah? Siapa lo?"
"Bangsatttt!!!"
Dan mereka semua pun terkecuali Wakasa langsung saja terkekeh pelan saat melihat (Name) dan Mikey lagi-lagi berdebat hanya karena masalah sepele.
"Jadi kamu ya pacarnya (Name)-chan? Imaushi-san, kan? Kenalin aku Hina! Sahabatnya (Name)-chan!"
Hina to the point langsung mengulurkan tangannya dan disambut pula oleh Wakasa. Tatapan pria itu masih saja sama seperti yang sebelumnya. Sangat tidak ramah. Membuat atmosfer sekitar mendadak berubah dingin.
"Salam kenal," balas si tuan vampir akhirnya.
Hina menarik tangannya kembali. Lalu memperkenalkan mereka semua dan Wakasa menanggapi itu dengan baik. Hingga mereka memutuskan untuk masuk ke dalam dan memilih tempat duduk di lantai paling atas. Lantai tiga.
Mereka semua duduk di kursi panjang dekat dengan jendela. Memulai obrollan ringan dan ditemani dengan beberapa minuman dingin serta makanan manis.
Jika boleh jujur Wakasa sedikit risih dengan hal ini. Vampir hikikomori seperti dirinya harusnya tidur dan menonton acara TV di dalam rumah saja. Bergaul dengan orang-orang tak penting seperti ini hanya malah membuat otaknya semakin bertambah pusing.
Mereka tak henti-hentinya menghujani pria itu dengan puluhan pertanyaan tanya. Dimana ia berasal? Dimana rumahnya? Bagaimana hubungannya dengan (Name) saat ini? Dan begitu terus hingga membuat Wakasa harus terpaksa berbohong dan terus berkata bohong.
Hingga sampailah mereka di titik dimana mereka mulai sibuk dengan obrollan masing-masing. Waka, Mikey, Draken, dan Takemichi mulai sibuk membicarakan hal-hal tak berguna sedangkan (Name), Hina, dan Emma malah sibuk membicarakan masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗥𝗜𝗗𝗘𝗦𝗖𝗘𝗡𝗧╵ʷ.ⁱᵐᵃᵘˢʰⁱ
Vampire❱ 𝗶𝗺𝗮𝘂𝘀𝗵𝗶 𝘄𝗮𝗸𝗮𝘀𝗮 ⩩ 𝗶𝗿𝗶𝗱𝗲𝘀𝗰𝗲𝗻𝘁 ──; ✰, bahwasanya dunia kita berbeda. lantas, salahkah jika aku ingin bersama? .... apapun keadaannya, aku mohon, jangan pergi, waka...