Setelah mengahalau semua rasa takut, (Name) akhirnya memutuskan untuk mencari Wakasa untuk mengajak pria itu kembali ke apartemennya. Gadis itu tidak tahu apa yang tengah terjadi, mangkanya ia akan melakukan apa yang bisa ia lakukan. Mencari Wakasa contohnya.
Dimana pria itu berada sekarang (Name) tidak tahu. Tapi feelling-nya mengatakan bahwa Wakasa saat ini tengah berada di tempat gelap dan jauh dari jangkauan manusia ketika malam.
Maka dari itu kaki ringkih (Name) membawanya masuk ke dalam hutan dekat dengan perbatasan sungai di jembatan jalan raya.
Hutan yang ditumbuhi berbagai pohon besar nan rimbun, juga beragam serangga serta makhluk-makhluk buas gadis itu datangi demi mencari sosok pria yang ia cintai.
Kaki (Name) terus melangkah menyusuri jalanan setapak dimana di samping kanan dan kiri hanya ada semak belukar dan pohon-pohon rimbun.
Sayup-sayup telinga (Name) mendengar suara rintihan dan rantai yang saling bergesekan. Raungan demi raungan mengerikan juga gadis itu dapatkan dan nampaknya berada di satu tempat yang sama.
Tubuh (Name) bergetar hebat karena takut. Suara itu begitu mengerikan hingga membuat sekujur tubuhnya meremang tegang.
Namun karena ia merasa penasaran dan siapa tau Wakasa berada di sana, akhirnya ia mendatangi sumber suara tersebut walau harus melewati beberapa semak belukar dan terasa gatal saat bersentuhan dengan kulit.
Sedikit kualahan namun (Name) berhasil melakukannya. Saat ia berusaha menangkap sosok yang berada di antara kegelapan dengan bermodalkan cahaya siluet dari bulan, kedua netranya membulat sempurna dan segera berlari mendekati sosok itu.
"Waka!!"
Pekiknya kemudian.
Belum juga berhasil menyentuh sosok itu, (Name) lebih dulu dikejutkan dengan kondisi Wakasa saat ini.
Kedua pergelangan tangannya terikat dengan rantai miliknya sendiri dimana ujungnya nampak melilit batang-batang pohon yang ada di sekitar sana.
Sepertinya pria itu memang sengaja melakukan ini. Ia sengaja mengikat dirinya sendiri karena suatu alasan yang pasti.
"W-waka? Kamu kenapa Waka?"
Kepala si pria yang semula menunduk kini dengan perlahan terangkat ke atas. Netra lilac yang menyala di gelapnya malam menatap (Name) penuh dengan aura nafsu dan perasaan ingin menerkam.
"Nga— ngapain kau ke sini?!"
Tanya Wakasa terbata. Nafas pria itu terlihat lebih memburu dari biasanya.
"Aku mau jemput kamu Waka! Aku mau ajak kamu pulang! Aku khawatir Waka!"
Bukannya senang karena dikhawatirkan oleh (Name), pria itu malah meraung kuat hingga membuat sekujur tubuh (Name) seketika begidik takut.
Wakasa nampak meronta hebat dalam ikatannya.
"Pergi! Pergi sekarang! Jangan dekati aku! Pergi (Name) pergi!!"
"T-tapi Waka aku——"
"Pergi ku bilang!!"
Tubuh (Name) tersentak kaget saat Wakasa tiba-tiba membentaknya dengan kuat.
"Kau gak tau apa-apa!! Mending pulang sekarang atau aku bakal tikam tubuhmu sampe mati sekarang juga!! HAHAHAHA!!"
(Name) rasanya hendak menangis. Tubuhnya bergetar hebat. Entah kenapa hatinya terasa sesak dan juga sakit. Pria itu bukan Wakasa. Bukan Wakasa yang selama ini ia kenal. Dia orang lain.
"Darahhh... Aku butuh darah..." Wakasa tetap meronta pada ikatannya. Netra lilac itu tetap menyala terang dalam gelapnya malam. Seolah tak peduli dengan kehadiran gadis yang saat ini tengah menahan tangis di ujung sana.
Perasaan (Name) kacau. Dan memutuskan untuk berlari pergi saat itu juga. Membiarkan Wakasa yang masih tetap meronta hebat dalam kesakitannya sendiri.
(Name) terus berlari seraya membawa perasaan hancur ini. Tangisnya pecah di jalan sedangkan otaknya tetap berkelana memikirkan bagaimana keadaan Wakasa.
Saat (Name) sudah berhasil keluar hutan, tiba-tiba ia dikagetkan dengan kehadiran Senju di dekat pinggiran sungai. Tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.
Gadis itu menghentikan larinya saat Senju berbalik badan dan menatap dirinya penuh nafsu juga aura menerkam. Kondisinya sama persis dengan yang tengah Wakasa alami saat ini.
Tubuh (Name) tercekat hebat dan rasa takut menjalar dalam dirinya. Ia tak tahu harus berbuat seperti apa. Senju terlalu kuat baginya yang hanya sebatas manusia biasa. Bahkan Wakasa pun tidak bisa untuk mengalahkan dirinya.
(Name) tidak bisa berlindung. Tidak ada yang akan menolongnya jika situasi sudah seperti ini.
Saat (Name) mengambil ancang-ancang untuk berlari ke arah jembatan dimana satu-satunya jalan baginya untuk sampai ke sebrang, tiba-tiba saja Senju terbang mendekat dengan cepat dan mengeluarkan cakar panjangnya berniat ingin menikam gadis itu.
Namun beberapa centi sebelum aksinya mengenai si gadis ayu, tubuhnya lebih dulu terpental jauh kebelakang dan serangannya gagal.
(Name) terkejut. Namun segera sadar bahwa yang barusan itu adalah kekuatan dari gelang pemberian Wakasa.
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, gadis itu segera berlari pergi untuk menuju ke apartemen tempat tinggalnya.
Namun sayang Senju tak menyerah sampai di situ, ia bangkit berdiri dan terbang menyusul gadis yang keberadaannya sudah cukup jauh dari dirinya.
Beberapa kali (Name) berhasil ditemukan dan sayangnya gelang itu melakukan tugasnya dengan sangat baik.
Yaitu melindungi (Name) dari serangan-serangan makhluk jahat.
(Name) terus berlari sekuat tenaga. Berkali-kali pula ia terjatuh dan mengakibatkan lututnya tergores hingga berdarah.
Memicu keagresifan si Senju dan untung saja sebelun itu terjadi (Name) sudah lebih dulu sampai di dalam apartemennya.
Selamat. (Name) masih bisa selamat dari maut.
Tubuh (Name) merosot lemas di punggung sofa dan meraup udara dengan rakus. Nafasnya memburu juga jantungnya berdetak sangat kuat. Tubuhnya lelah, sakit sekali. Lututnya perih karena luka goresan yang ia dapat.
Sungguh! Malam ini begitu mengerikan ketimbang malam-malam yang sebelumnya. Gadis itu takut dan hanya bisa menangis sembari memeluk lutut guna menghalau perasaan kalut.
Otaknya tak kunjung berhenti memikirkan kondisi Wakasa. Ia takut jika tidak bisa bertemu dengan pria itu lagi. (Name) belum siap kehilangannya.
Netra darah (Name) melihat ke arah luar jendela dimana pemandangan bulan purnama merah dapat ia lihat dari dalam sini. Indah sekali. Begitu bulat. Dan cahanya begitu menyingsing hingga menerangi seisi rumahnya yang gelap dan juga sunyi.
Tunggu——
Bulan purnama?
(Name) jadi teringat sesuatu.
Saat bulan purnama yang hanya terjadi selama tiga kali dalam sebulan tiba, para vampire akan berubah menjadi agresif dan sangat liar. Mereka meraung karena dahaga hingga tak segan-segan menghisap dan meraup rakus darah vampire yang sejenis dengannya.
Itu adalah kutipan yang ia ingat pernah Mikey katakan saat bercerita tentang dunia vampir.
Dan itu bertepatan dengan malam ini? Kenapa (Name) tidak menyadarinya.
Itu artinya apa yang dilakukan Wakasa tadi adalah demi melindunginya? Ia tidak ingin dirinya menyerang dan melukai tubuh gadis itu? Waka rela membiarkan tubuhnya tersiksa dan menahan dahaga hanya demi melindungi gadis itu?
(Name) tak habis pikir. Ia begitu bodoh dalam memahami sesuatu! Dan disaat Wakasa tengah mati-matian menahan sakit, ia malah dengan bodohnya merasa sakit hati hanya karena bentakan yang pria itu berikan?
(Name) kembali menangis. Memeluk lututnya kuat dan berharap bahwa semua akan baik-baik saja.
"Waka.. Aku khawatir.. Maaffin aku..."
_TBC_
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗥𝗜𝗗𝗘𝗦𝗖𝗘𝗡𝗧╵ʷ.ⁱᵐᵃᵘˢʰⁱ
Vampire❱ 𝗶𝗺𝗮𝘂𝘀𝗵𝗶 𝘄𝗮𝗸𝗮𝘀𝗮 ⩩ 𝗶𝗿𝗶𝗱𝗲𝘀𝗰𝗲𝗻𝘁 ──; ✰, bahwasanya dunia kita berbeda. lantas, salahkah jika aku ingin bersama? .... apapun keadaannya, aku mohon, jangan pergi, waka...