━╍ 16 🦇

164 37 1
                                    

Singkat cerita jam istirahat pun tiba. Bukannya pergi ke kanti untuk membeli makanan, (Name) malah asik senyam-senyum sendiri seraya melihat ke arah luar jendela. Seolah melihat bagaimana ia saat di gendong si pria vampir bernamakan Imaushi Wakasa.

Hal itu tentu saja mengundang rasa penasaran bagi para Mikey the CS. Mereka pun memutuskan untuk menghampiri gadis yang tengah kasmaran itu.

"Ciee, keknya ada yang habis jadian nihh, pj dong!"

Celetuk Emma seraya merangkul bahu mungil (Name). Gadis itu menimpalinya dengan senyum kaget namun juga mengandung kebenaran.

"Apaan si! Sok tau deh!" kilahnya dengan nada bercanda.

"Jadi bener ya? Duhh, pj dong! Gak pernah dapet pacar, sekali dapet pangkatnya ketua osis! Gilak, keren banget lo (Name)!" puji Mikey kemudian.

"Hah? Kok Mitsuya-senpai si? Ya bukan lah!"

Ucapan (Name) itu berhasil mengundang tatapan bingung dari semua teman-temannya.

"Hah? Gimana si maksudnya?" balas Emma mewakili.

"Iya aku udah ada pacar. Tapi bukan Mitsuya-senpai," jelas (Name) belum pada intinya.

"Lah? Bukannya (Name)-chan jalannya sama Mitsuya-senpai ya? Kok jadi belok ke orang lain?" timpal Hina.

"Soal itu, ternyata Senpai udah pacaran sama Yuzuha-senpai. Aku gatau kapan, tapi kemaren aku liat mereka jalan bareng. Terus obrolan mereka juga gak jauh dari aku. Katanya Mitsuya-senpai nge-iyain ajakan ku karena kasihan." jelas (Name) membuat mereka mangut-mangut sedikit mengerti.

"Terus lanjutannya gimana?" Tanya Draken kemudian.

"Jadi sebenarnya, selama ini aku punya temen deket cowok. Belum lama kenal, baru sekitar semingguan."

Mereka semua menyimak.

"Dia tipikal orang cuek, dingin, gak pedulian, trus mudah bosen. Pemalas juga."

"Tapi dia baikkk banget! Aku gatau dia suka bener gak sama aku, tapi kemaren pas liat aku dicampakkin gitu aja, dia ngajak aku pergi terus nenangin aku,"

"Tau gak si? Aku kaget banget waktu tiba-tiba dia jongkok di depanku sambil bilang 'Biar aku aja yang jadi pacarmu' gitu!"

Mereka semua terkejut. Bahkan Emma dan Hina sampai teriak.

"Mukaknya datar banget! Lucu tau gak!"

"Terus semenjak itu aku sama dia pacaran, hehe~"

Penjelasan panjang (Name) akhirnya membuat semua temannya merasa puas dan juga senang karena pada akhirnya teman malangnya ini berhasil menemukan seorang pacar.

"Kamu yakin? Ntar dia tiba-tiba nyampakkin kamu juga gimana? Bisa aja dia kayak gitu karena ngerasa kasihan juga, jadi terpaksa biar kamu gak nangis lagi." perkataan Mikey seketika membuat (Name) langsung berpikir keras.

"Kasihan, ya?"

Melihat perubahan wajah (Name) yang seperti itu langsung membuat semuanya gelagapan setengah mati.

"T-tapi sekalipun benar kan dia lakuin itu demi (Name)-chan! Jadi gak apa kok! Toh cinta bakal tumbuh seiring waktu berjalan! Jadi jangan nyerah ya, tetep semangat!" ucap Hina berusaha menenangkan.

"A-ah, iya.."

Dan mereka pun seketika tersenyum lega.

"Btw, siapa namanya?" Draken ambil alih. Membuat (Name) langsung saja tersenyum cerah.

"Wakasa! Imaushi Wakasa!"

"Hoo, Imaushi-san ya? Jadi penasaran orangnya gimana? Eh, tapi kenapa (Name)-chan rahasiain orang ini dari kami?" Pertanyaan Hina ini tentu saja membuat gadis itu gelagapan dan bingung harus menjawab seperti apa.

Kedok Wakasa sebagai vampir tidak boleh sampai ada yang tahu. Termasuk temannya sekalipun.

"A-ah, Waka ini orangnya benci dipublic sama disorot, jadi katanya cukup aku dan dia gitu yang tau. Dan pas kita udah pacaran, aku minta izin sama dia buat dipamerin, dan syukurlah dia ngizinin, hehe~"

Sedikit tak masuk akal, namun berhasil membuat teman-temannya percaya dan mangut-mangut tanda paham.

"Temuin kita sama dia dong! Aku penasaran sama orangnya, ya ya ya!" Kali ini Emma yang memohon.

"A-ah gimana ya,"

"Iya, ayolah (Name)-chan.. Kami juga pengen tau pacarmu," bujuk Hina.

"Iya, sapa tau bisa ketularan yekan?" tambah Mikey.

Dan dengan rasa yang terpaksa, (Name) pun akhirnya meng-iyakan ajakan itu dengan harapan Wakasa akan menyetujuinya.

"Nahh gitu dong!!"

"Ahahaha.. Duhh, gimana nihh??" gumamnya dalam hati.


——————————

Seperti biasa, kerjaan Wakasa hanya rebahan santuy di atas sofa panjang ruang tengah. Menonton acara TV dan sesekali menengok jam untuk memastikan sudah jam berapa ini.

Untuk hari ini, banyak sekali hal yang ia pikirkan.

Mulai dari status hubungannya dengan (Name), keberadaannya, hingga bahaya yang sepertinya tengah mengancam dirinya dan gadis itu saat ini.

Bahkan jujur saja ia bingung, kenapa dirinya bisa dengan mudahnya mengajak gadis itu berpacaran yang mana dirinya saja tidak terlalu paham terhadap perasaannya yang sebenarnya.

Ia tidak tahu apa itu cinta dan bagaimana rasanya. Namun jika boleh jujur, setiap kali ia dekat dengan gadis itu, jantungnya berdetak sangat kuat dan suhu tubuhnya yang dingin seketika memanas.

Selalu ada rasa ingin melindungi dan menenangkan setiap kali si gadis merasa ketakutan. Sentuhan dan senyum cerah yang selalu ia lihat membuatnya ingin terus tetap seperti itu tanpa harus ada kata tangis dalam dirinya.

Lalu, apakah ini yang sebenarnya dinamakan cinta?

Dan ya, sepertinya memang benar. Ia mencintai (Name). Ia mencintai gadis itu.

Tapi masalahnya, entah sampai kapan Wakasa harus bersembunyi di balik bayang-bayang dunia manusia. Ia tidak akan bisa bertahan lama jika penyetok darah saja ia tidak punya. Ia akan mati. Mati karena haus dahaga yang ia rasa.

Dan lagi, manusia dan vampir itu sangat mustahil untuk bersatu. Dunia mereka berbeda. Dan sangat dilarang bagi keduanya untuk menjalin sebuah hubungan asmara.

Itu sangat berbahaya. Dan sangat dilarang.

Toh sepertinya para kawanan dunia bawah dan gadis 'itu' nampak sudah menemukannya. Jadi tak ada lagi alasan baginya untuk lari dan bersembunyi lagi.

Jika ia pergi sekarang, maka semuanya akan berujung kepada (Name). Gadis itu pastilah akan menjadi penebus segala dosa-dosanya dan berakhir pada kematian.

Ia tidak ingin itu.

Maka, sudah diputuskan, bagaimana pun kondisinya nanti, Wakasa akan melindungi gadis itu sampai titik darah penghabisannya.

Mungkin,

"Mendokuse.. Makin ke sini makin repot aja,"

Keluhnya pelan. Sebelum kemudian tubuhnya tercekat dan netranya menajam.

Entah kenapa perasaannya berubah menjadi tidak enak. Hatinya gelisah. Seperti tengah ada sesuatu yang akan menimpa dirinya atau seseorang yang berharga baginya sebentar lagi.

"Gawat! (Name)!"













•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝗜𝗥𝗜𝗗𝗘𝗦𝗖𝗘𝗡𝗧╵ʷ.ⁱᵐᵃᵘˢʰⁱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang