Tujuan pertama (Name) adalah game center yang terletak di akihabara.
Tak butuh waktu lama bagi mereka berdua untuk meluncur ke pusat kota wibu itu. (Name) dan Wakasa langsung saja masuk ke dalam dan memilih untuk berkeliling sembari mencari permainan yang ingin mereka mainkan.
Sepanjang jalan gadis itu tak henti-hentinya untuk memekik senang. Tangannya begitu erat menggenggam tangan Wakasa seolah ia takut jika pria itu tersesat mengingat ini adalah kali pertamanya ia ke sini.
Mereka berdua akhirnya meluncur pada permainan pertama. Yaitu 'Taiko no Tatsujin'.
Kali ini Wakasa lah yang memilih. Pria itu penasaran dan berakhir meminta (Name) untuk menemaninya bermain game memukul gendang sesuai irama musik itu.
Koin pun dimasukkan. Dan Wakasa mulai memukul-mukul gendang menggunakan stik drum dengan begitu lincah hingga membuat para pelintas jalan dibuat terkagum karenanya. Tak terkecuali dengan (Name) sendiri. Sangking merasa kagumnya, ia sampai tak sadar bahwa ia menonton dengan mulut yang menganga lebar.
Wakasa menawari (Name) untuk main bergiliran dengannya. Namun gadis itu menolak karena ia tidak mahir dan tidak sehebat Wakasa.
Wakasa memaksa namun (Name) tetap bersikukuh menolaknya. Hingga akhirnya Wakasa malas berdebat dan menyudahi permainan asik tersebut. Pria itu mendapat poin tinggi dan mereka pun melanjutkan ke permainan berikutnya.
Yaitu pukul tikus.
Kali ini adalah game pilihan (Name).
Wakasa sempat tertawa karena merasa permainan ini terlalu kekanak-kanakan. Namun setelah ia melihat betapa gigihnya gadis itu dalam memukul-mukul setiap tikus yang muncul, ia sadar bahwa permainan ini cukup menarik untuk di coba.
Lagi-lagi keduanya mendapatkan poin tinggi. Dan langsung bergegas menuju permainan selanjutnya.
Shooting game.
Permainan tembak-menembak ini dipilih oleh mereka berdua. Terlihat asik, katanya.
Tanpa pikir panjang lagi, keduanya langsung saja menempatkan diri di posisi dan memegang pistol masing-masing.
Mereka mulai menembak musuh yang terdapat pada layar. Beberapa teka-teki dan strategi mereka dapati dalam game tersebut. (Name) kerap kali menjerit kesal saat musuh berhasil mengalahkan avatar miliknya. Sedangkan Wakasa nampak menikmati kelincahannya sendiri.
Mereka bermain cukup lama di shooting game, dan menyudahinya saat mereka puas. Keduanya kemudian menjelajah ke dalam game center lagi seraya memainkan permainan yang lain seperti arcade game, UFO catcher, purikura, gachapon, dan berbagai permainan seru lainnya.
Hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. (Name) mengajak Wakasa keluar dari game center untuk pergi jalan-jalan ke sebuah taman di pinggir kota.
Keduanya asik mengobrol dan berceloteh ria layaknya sepasang kekasih pada umumnya. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di salah satu bangku di bawah naungan pohon rindang.
Wakasa meninggalkan (Name) sebentar dengan alasan ingin membeli ice cream di dekat sini. (Name) mengangguk dan pria itupun pergi dengan membawa uang pemberian (Name).
Maklum lah, Wakasa tidak bekerja dan dia tidak punya uang. Jadi bukan hal lazim jika ia harus meminta uang kepada (Name).
Wakasa pergi cukup lama. Dan (Name) mulai jenuh menunggu. Gadis itu memilih untuk memejamkan mata sebentar sembari menyandarkan tubuh di sandaran bangku guna merehatkan diri.
"Hari ini asik banget. Aku sama Waka benar-benar kencan!" celotehannya pelan dan diiringi kekehan pelan setelahnya.
"Hahh, bahagia banget deh! Selagi sama Waka aku pasti bahagia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗥𝗜𝗗𝗘𝗦𝗖𝗘𝗡𝗧╵ʷ.ⁱᵐᵃᵘˢʰⁱ
Vampire❱ 𝗶𝗺𝗮𝘂𝘀𝗵𝗶 𝘄𝗮𝗸𝗮𝘀𝗮 ⩩ 𝗶𝗿𝗶𝗱𝗲𝘀𝗰𝗲𝗻𝘁 ──; ✰, bahwasanya dunia kita berbeda. lantas, salahkah jika aku ingin bersama? .... apapun keadaannya, aku mohon, jangan pergi, waka...