━╍ 17 🦇

160 37 5
                                    

Wakasa dengan gerakan secepat kilat berusaha terbang menuju ke tempat gadisnya sekarang berada. Sekolahan.

Perasaannya kacau dan campur aduk. Takut jika gadis vampir itu berhasil menemukannya lalu kemudian membunuhnya. Wakasa tidak akan membiarkan semua itu terjadi. Ia tidak akan membiarkan gadisnya tergores sedikitpun oleh kekuatan musuh.

Mungkin untuk saat ini Wakasa tidak akan menang untuk melawannya. Namun ia tidak perlu melakukan itu. Ia hanya perlu kabur dan bersembunyi di tempat yang aman. Itu akan jauh lebih baik ketimbang melawan dan kalah.

Kekuatan Wakasa tidak seperti waktu itu. Ia tengah lemah. Oleh karena itu ia butuh darah.

Tapi itu tidak sekarang. Karena yang terpenting baginya saat ini adalah keselamatan (Name).

Kakinya meluncur dengan tinggi lalu mendarat pada sebuah tiang listrik yang tingginya melampaui gedung-gedung pencakar langit di sekitar sini.

Hendak meluncur untuk terbang lebih jauh, namun sebuah suara lebih dulu mencekatnya dan membuatnya berhenti melangkah.

Dengan tubuh sedikit bergetar, si tuan kemudian memutar tubuh kebelakang dan mendapati sesosok gadis dengan jubah hitam lengkap dengan gaun khas para kaum vampir.

"Senju,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senju,"

Balas Wakasa dengan raut wajah khasnya. Tanpa niat, berusaha bersikap biasa saja.

"Hisashiburi-ne, Wakasa~ penampilanmu udah makin berubah aja ya, tapi sayang banget, aku masih bisa ngenalin kamu~"

Ucapnya dengan nada manja namun mengerikan.

"Ngapain di sini?" tanya Wakasa kemudian walaupun sejujurnya ia sudah tau bahwa niat gadis ini sangat berbahaya.

"Kamu masih nanya Wakasa?"

Alis Wakasa terangkat sebelah.

"Ya buat jemput kamu lah! Ayo sekarang kita pulang ke kastil. Mereka semua lagi nyiapin pesta pernikahan buat kita,"

Mendengar itu Wakasa langsung tersenyum miring. "Pergi aja, aku gak minat."

Dan Senju pun merasa kesal setelahnya.

"Kamu tega Wakasa? Selama sebulan ini aku nyari kamu dan setelah ketemu, sikapmu malah acuh gini? Kamu gak kasihan sama aku?" rengek Senju berusaha meredam emosinya.

Sedangkan di sisi lain Wakasa hanya meringis pelan seraya menutup kedua telinganya sejenak. Merasa bahwa gadis ini hampir setara dengan pacarnya jika sudah menyangkut pasal obrollan.

"Usse. Mendokuse. Ini bukan sinetron, jadi pergilah. Lagi pula aku juga gak pernah setuju sama perjodohan ini. Jadi, silahkan pergi dan biarkan aku tinggal di sini dengan tenang."

"Ohh, aku tau Wakasa. Aku tau alasan kamu nolak ajakanku. Pasti ini gara-gara gadis manusia itu, iya kan?"

Mendengar nama kekasihnya disebut-sebut membuat manik lilac Wakasa melebar sejenak dan memicing tajam setelahnya.

𝗜𝗥𝗜𝗗𝗘𝗦𝗖𝗘𝗡𝗧╵ʷ.ⁱᵐᵃᵘˢʰⁱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang