Setelah usai dengan masalah foto itu, mereka berdua langsung kembali berkeliling untuk mencari wahana-wahana yang asik dinaiki. (Name) tak henti-hentinya tertawa girang bahkan sampai melompat-lompat layaknya seekor katak sangking merasa senangnya.
Wakasa kerap kali menasehati gadis itu untuk tetap bertingkah sewajarnya. Namun (Name) hanya meng-iyakan ucapan Wakasa tanpa berniat untuk mematuhinya.
Pria itu sampai dibuat geleng-geleng kepala tak percaya. Gadis ini tidak jauh dari seekor monyet lepas. Tertawa dan melompat sana-sini. Membuat Wakasa harus ekstra bersabar dalam menangani tingkah lakunya.
(Name) berhenti berlari dan menunuk ke sebuah wahana komedi putar yang banyak akan anak-anak. Alis Wakasa berkedut singkat dan entah kenapa perasaan malu seketika menjalar dalam dirinya.
"Waka! Ayo naik itu!"
Pekik (Name) masih setia menunjuk Wahana di sana.
"Gak. Gak dulu. Suer gak dulu." Tolak Waka membuat (Name) langsung cemberut lucu.
"Yaudah! Aku naik sendiri! Sama anak-anak! Kamu pergi aja sana! Nyari cewek!"
(Name) langsung berbalik pergi namun lagi-lagi tangannya segera di tahan oleh Wakasa. Membuat gadis itu berbalik seraya tersenyum manis sedangkan Wakasa nampak menghembuskan nafas lelah.
"Bocah banget. Ayo,"
Balas Wakasa lagi sembari menarik tangan gadis itu dan mereka pun naik ke atas Wahana komedi putar dengan sepasang kuda yang menjadi tumpangannya.
(Name) tetap tak henti-hentinya memekik senang sedangkan Wakasa hanya berdiam diri menahan malu.
Sangking girangnya (Name) sampai lupa berpegang pada tiang hingga membuat keseimbangannya hilang dan terjatuh ke samping. Namun sebelum tubuhnya berbenturan dengan tanah, tangannya lebih dulu di tarik Wakasa hingga membuat tubuhnya kembali normal seperti sedia kala.
(Name) terkejut dan reflek menatap pria yang juga tengah menatapnya. Hening sejenak,
Sebelum keduanya sama-sama dibuat tertawa dengan hal memalukan barusan.
"Udah ku bilang kan, jaga sikap."
Tutur Wakasa untuk yang kesekian kali. Dan (Name) pun menjawab iya seraya mengangguk patuh.
Tunggangan komedi putar telah berakhir. (Name) tersenyum puas dan Wakasa hanya dapat memasang raut datar seraya memandang wajah bahagia gadisnya dengan dalam.
Hingga telinganya mendengar suara teriakan yang menggelegar hingga memecah keramaian di tempat ini. Atensi Wakasa teralihkan pada sumber suara tersebut. Hingga netra lilacnya mendapati sebuah kereta yang berputar cepat melintasi tiap-tiap rel yang berliku.
Kedua mata pria itu membulat sempurna. Merasa tertarik dengan Wahana mematikan di sebelah sana. Lantas, ia pun menoleh ke arah (Name). Menatap gadis itu dengan tatapan sungguh-sungguh.
"(Name), aku mau naik itu."
Ucapnya yang mana langsung membuat (Name) seketika berjingit ngeri.
"K-kamu yakin Waka? Itu bahaya loh.."
(Name) takut sama hal-hal yang berbau mengerikan. Termasuk yang satu ini. Gadis itu sangat anti dengan hal beginian.
"Gapapa, aku bisa terbang. Gak bakal jatoh."
"T-tapi bukan itu masalahnya——"
"Takut?"
(Name) tersentak kaget. Ucapan Wakasa tepat sasaran.
"Tenang, ada aku. Sini aku gandeng,"
Cepat-cepat Wakasa menggandeng tangan kosong (Name) dan segera berlari ke tempat incarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗥𝗜𝗗𝗘𝗦𝗖𝗘𝗡𝗧╵ʷ.ⁱᵐᵃᵘˢʰⁱ
Vampire❱ 𝗶𝗺𝗮𝘂𝘀𝗵𝗶 𝘄𝗮𝗸𝗮𝘀𝗮 ⩩ 𝗶𝗿𝗶𝗱𝗲𝘀𝗰𝗲𝗻𝘁 ──; ✰, bahwasanya dunia kita berbeda. lantas, salahkah jika aku ingin bersama? .... apapun keadaannya, aku mohon, jangan pergi, waka...