"Sekakmat!"
"Huah! Kau mengalahkanku lagi, Rigel! Aku tidak terima!"
Leo Regulus Chrystal memekik karena lagi-lagi ia kalah main catur dengan sang sepupu. Sulung Chrystal itu mengacak-acak rambut merahnya. Manik kelabunya yang menurun dari Regulus menatap Rigel memelas.
"Kau jenius sekali, Sepupu. Sungguh, jika kau mengajukan diri untuk mengikuti turnamen catur sihir internasional, pasti kau akan menjadi juara bertahan."
Rigel tersenyum tipis. "Kau berlebihan, Leo." Manik biru tajam sang bungsu Black—ah, bukan lagi anak bungsu, melainkan putra ketiga keluarga Black, mengedar. "Oh, ya. Di mana Paman Regulus?" tanya Rigel kemudian.
Leo menggeleng. Ia menjentikkan tongkatnya, membersihkan kumpulan catur penyihir yang mereka mainkan tadi. "Entahlah." Mata kelabunya berubah datar. "Kau tahu sendiri kalau Father itu menyebalkan! Dia tidak seperti Paman Siri yang menyenangkan, Rigel!"
Mata biru Rigel melebar. Ekspresi wajahnya berubah cengo yang tak lama berubah horor. "Huh? Kau bilang Father menyenangkan? Hell! Jangan sembarangan! Father adalah orang paling kejam kalau sudah melatih kami di Grimmauld's Place!" timpalnya dengan nada horor.
Kini, gantian Leo yang merasakan rahangnya hampir jatuh. Ia menepuk dahinya. "Sepertinya para Black selalu mengejutkan, ya."
Rigel mengangguk. Ia beralih mengambil buku tentang aritmatika di rak di sampingnya. Saat ini, ia dan Leo sedang menghabiskan waktu di ruang santai Chrystal Manor. Sementara sepupu mereka yang lain berjalan-jalan mengelilingi Santorini. Para orang tua sendiri sedang berbincang di paviliun khusus perjamuan dengan pemandangan laut yang indah.
Keheningan nyaman yang mereka rasakan tak berlangsung lama ketika teriakan dua gadis membahana, disusul dengan lemparan krim kue yang mendarat manis di wajah Leo dan Rigel yang malang.
"Hahaha. Tidak kena, Virgo! Kau payah!" Rys tertawa. Ia menggoyang-goyangkan jari telunjuk tangan kanannya dengan ekspresi wajah sombong. Gadis berambut merah di sampingnya tertawa terbahak-bahak. "Karena kami yang menang, kau harus mentraktir kami cokelat belgia dan pizza limited edition di Paris' Sweet and Cake!"
Virgo menatap keduanya memelas. "Aku akan mengabulkan permintaan kalian asalkan jangan itu, Rys! Memesan kedua makanan itu akan menghabiskan jatah galleon-ku selama satu bulan!" ujarnya frustrasi.
Rys menggeleng. "Aku tidak mau tahu!" Ia menatap gadis di sampingnya. "Lyra, kau setuju denganku, kan?"
Lyra Qamra Chrystal, adik kembar dari Leo. Seperti keturunan keluarga Chrystal pada umumnya, Lyra memiliki rambut merah dan mata hijau. Dibandingkan dengan Rys, ia lebih mirip dengan Leandra Potter (Lily Potter) dibanding si pewaris Potter itu sendiri.
"Kau menyakiti kami, Virgo." Lyra memegang dadanya dramatis. "Seorang laki-laki harus mau menepati janjinya, kan? Apalagi untuk gadis cantik seperti kami," ujarnya.
Virgo menepuk dahinya. Ia mengembuskan napas frustrasi. Melirik dari sudut mata, emosi sulung Black itu kembali naik. "Libra! Kenapa kau malah makan di sana? Bantu aku!" teriaknya frustrasi.
Libra yang sejak tadi asyik memakan kudapan khas Yunani hampir tersedak. Ia tak menyangka kalau saudara kembarnya itu menyadari kelakuannya. Padahal ia sudah berhati-hati agar Virgo tak mengetahuinya. Ia sendiri menghindar sejak Virgo membuat pertaruhan dengan dua gadis itu, karena Libra tahu kalau ia akan kalah dengan pengacau cilik yang tak lain sepupunya sendiri!
Lyra Chrystal adalah mimpi buruk bagi mereka! Level gadis itu terlalu tinggi!
Libra menelan makanannya bulat-bulat karena terkejut. Tak lama ia terbatuk-batuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heir and Heiress of Hogwarts
Fanfic[Harry Potter Series 1] Ravenclaw!Harry, Bashing!Light, Grey!Harry. Harry Potter menghilang dari dunia sihir. Pada tahun 1991, sang Pahlawan kembali dengan seorang gadis cantik yang tak lain adalah adik kembarnya sendiri, Samarys Potter. Lebih meng...