"Bagaimana Mrs. Norris bisa tergantung di sana? Itu jelas bukan ulah siswa!"
Sembari mengaduk ramuan di depannya, Susan mendengarkan celotehan Rys yang sejak tadi menemaninya. Kedua Lady Asrama itu saat ini sedang berada di Jantung Hogwarts, dengan Susan yang sibuk dengan ramuan dan Rys yang mengelus kepala Aspro yang bersandar di bahunya. Wajah cantik dengan garis tajam milik Lady Slytherin terdistorsi dengan ekspresi cemberut yang jarang ia perlihatkan.
"Apa menurutmu ini rencana Dumbledore lagi, Susan?" tanyanya.
"Hm?" Susan menghentikan gerakannya. Ia menoleh ke arah Rys yang duduk di sofa di belakangnya. "Bagaimana menurutmu?" Bukannya menjawab, Lady Hufflepuff balik bertanya.
Mengembuskan napas lelah, Rys menatap mata cokelat Susan yang menenangkan. Berbeda dengan mata hijau Harry yang cerdas, mata cokelat Neville yang penuh tekad, dan mata hijaunya sendiri yang tajam, mata Susan mengantarkan kelembutan dan ketenangan. Lady Hufflepuff selalu menjadi jangkar agar para lord dan lady asrama tidak 'berlebihan' dalam rencana mereka.
"Aku tidak tahu." Rys menjawab selirih bisikan. "Jujur saja semua kejadian ini begitu aneh. Seperti ... ada sesuatu yang bergerak dan mengintai. Di sini, di Hogwarts."
Seakan mengamini ucapan Rys, embusan sihir kuno Hogwarts mengalir di Jantung Hogwarts. Sihir yang pekat dan hangat itu berdetak serasi dengan inti magis kedua gadis pewaris kedua rumah bangsawan Inggris. Namun, ada sesuatu yang salah. Di untaian magis Hogwarts, terasa ada setitik untaian yang salah. Untaian yang tidak seharusnya ada di sana.
Sihir hitam yang sangat gelap.
Rys menyeringai. "Menjijikkan," ujarnya dengan nada jijik yang tak disembunyikan. Susan bersenandung menyetujui.
Aspro yang sejak tadi bersandar di bahu Rys merayap turun. Ular putih itu merayap ke pangkuan Rys dan kepalanya berdiri tegak. Mata hijau serupa kutukan pembunuh menatap Rys dan menjentikkan lidahnya ke hidung sang Lady Slytherin.
"Apakah kau ingin aku memeriksanya untuk kalian?" Aspro menatap Rys sembari mendesis. "Kau terlihat sangat gelisah beberapa hari ini, Little Flower. Sihirmu sedikit berantakan."
Rys tersentak. Tangannya mengusap kepala Aspro lembut. "Maafkan aku, Aspro. Beberapa hal cukup menggangguku." Ia membalas dalam Parseltongue. "Jika itu tidak merepotkanmu, tolong lakukan. Kita butuh informasi segera."
Aspro menganggukkan kepalanya sekali sebelum menjentikkan lidahnya. Ular eksotis itu merayap turun ke lantai batu Hogwarts, sebelum merayap untuk melaksanakan tugasnya.
"Aku selalu iri bagaimana kau bisa mendapatkan familiar seperti Aspro dan Nare. Terlepas dari mereka yang menjadi bagian dari pelindung Keluarga Potter, rasanya masih tidak adil."
Rys tertawa mendengar itu. Nada rajukan terdengar jelas dari ucapan Susan.
"Oh, ayolah, Susan. Familiarmu juga sangat eksotis, kan?"
Susan tersenyum lembut. Menghentikan adukannya pada ramuan di sisinya, Susan meraih tongkat dan menjentikkannya, memasang mantra khusus pada kuali ramuan. Setelahnya ia berbalik pada Rys.
"Yah, begitulah. Familiarku merupakan hadiah dari Paman Sirius." Senyuman Susan tak luntur. Di depannya, Rys memasang sebuah seringai ketika mata cokelat hangat Susan bergeser pada rak tinggi berisi berbagai macam buku. "Familiar yang sempurna untuk seorang Hufflepuff sepertiku."
Seekor ermine putih menegakkan badannya mendengar ucapan Susan. Hidungnya berkedut sekilas dengan mata biru tak biasa. Mata biru cerdas yang seharusnya tak dimiliki oleh seekor hewan.
***
Jemari tangan menyusuri setiap buku di sepanjang rak di sampingnya. Mata cokelat memandang dengan awas setiap judul buku tanpa melewatkan satu pun. Satu embusan napas lelah terdengar dari Neville. Ini sudah rak terakhir yang ia jelajahi tetapi ia masih tak bisa menemukan buku yang ia cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heir and Heiress of Hogwarts
Hayran Kurgu[Harry Potter Series 1] Ravenclaw!Harry, Bashing!Light, Grey!Harry. Harry Potter menghilang dari dunia sihir. Pada tahun 1991, sang Pahlawan kembali dengan seorang gadis cantik yang tak lain adalah adik kembarnya sendiri, Samarys Potter. Lebih meng...