Harry Potter by J.K. Rowling
The Heir and Heiress of Hogwarts by Dragonreins
***Duduk di salah satu kompartemen dengan menyangga sebuah buku, Harry tersenyum tipis. Tangan kanannya yang bebas mengacak-acak rambut Rys yang mulai berantakan.
"Kita baru saja mau berangkat dan kau sudah mengantuk begini, huh?"
Rys menguap. Ia menampar tangan kakaknya yang mulai mencubiti pipinya. Mata zamrudnya menatap Harry jengah. "Hentikan itu, 'Ry. Biarkan aku tidur!" ujarnya dan menyamankan diri bersandar di bahu kiri Harry.
"Baiklah, tidurlah, Lady Potter."
Rys mencubit paha Harry sembari mencebik. Ia memejamkan mata, sepenuhnya mengabaikan Harry yang tersenyum geli. Harry memutuskan untuk kembali fokus pada bukunya. Buku ramuan tingkat lanjut itu menarik perhatiannya sejak dia berbelanja kebutuhan untuk Hogwarts.
Keheningan meraja selama beberapa waktu hingga pintu kompartemen bergeser terbuka. Harry mengalihkan pandangannya dan ia menaikkan sebelah alisnya begitu mengetahui siapa yang masuk.
"Bisa aku duduk bersama kalian?" tanya remaja berambut pirang platina itu. Wajah pemuda cilik itu tegas khas darah murni, memiliki rahang tinggi khas keturunan Black, dan Harry bisa merasakan inti sihir hitam yang sangat kuat melalui aliran sihir yang mengalir di udara.
"Ah, tentu saja," balas Harry sembari tersenyum tipis.
Pemuda cilik itu, Draco Malfoy, memandang Harry heran. Dia mencoba mengingat siapa remaja di depannya. Sikapnya begitu anggun khas darah murni. Draco seratus persen yakin bahwa senyuman tipis itu adalah topengnya. Ia mendengkus.
Draco mengulurkan tangan kanannya. "Aku Draco Lucius Malfoy, pewaris Keluarga Malfoy," ujarnya.
Harry menatapnya tertarik. Ia bisa mendengar nada sombong tersirat dari perkenalan itu. Tanpa pikir panjang, Harry menjabat tangan Draco. Aliran sihir keduanya memenuhi kompartemen, membuat pewaris Malfoy itu tersentak merasakan sihir yang menyengat.
"Salam kenal, Heir Malfoy. Aku Harry James Potter. Senang bertemu denganmu."
Harry berusaha menahan tawa melihat ekspresi Draco yang keluar dari karakternya. Mulut remaja itu menganga dengan mata melotot. Manik kelabu menatapnya dengan sorot tak percaya, terkejut, juga kagum.
"Kau Harry Potter?! Bagaimana kau bisa di sini? Ke mana saja kau selama ini? Bukankah kau menghilang?" Draco memberondong Harry dengan banyak pertanyaan sekaligus.
Harry tersenyum. "Yap, aku Harry Potter asli. Tukar jika palsu." Ia tertawa anggun. "Tentu saja aku ke sini untuk menghadiri Hogwarts, Malfoy," ujar Harry tanpa menjawab dua pertanyaan terakhir.
Draco kembali menormalkan ekspresinya. "Kau benar-benar berbeda dari yang dikatakan orang-orang."
Harry memutar bola matanya malas. "Oh, ayolah. Mereka tidak mengenalku. Bagaimana mereka bisa tahu bagaimana aku?" ujarnya sinis.
Draco menatap Harry takjub. Harry Potter benar-benar berbeda dengan yang selama ini dia dengar.
Seorang Gryffindor tulen, memakai kacamata dengan rambut cokelat berantakan, dan seorang penyihir cahaya sejati. Namun, apa yang Draco lihat. Pemuda yang tenang dengan sebuah buku di tangan, ekspresi kalem di wajah tanpa kacamata, dan yang paling membuatnya terkejut ialah sikapnya yang seperti darah murni mutlak!
Draco tidak bisa lebih terkejut daripada ini.
Mata kelabu itu beralih pada sesosok gadis yang tertidur lelap seraya bersandar di bahu Harry. Gadis itu seperti duplikat Harry, bisa dibilang Harry versi perempuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Heir and Heiress of Hogwarts
Fiksi Penggemar[Harry Potter Series 1] Ravenclaw!Harry, Bashing!Light, Grey!Harry. Harry Potter menghilang dari dunia sihir. Pada tahun 1991, sang Pahlawan kembali dengan seorang gadis cantik yang tak lain adalah adik kembarnya sendiri, Samarys Potter. Lebih meng...