3 - Diagon Alley

2.9K 391 26
                                    

Harry Potter by J.K. Rowling
The Heir and Heiress of Hogwarts by Dragonreins

***

"Jadi, aku adalah pewaris Keluarga Potter?"

Rys mengangguk. Mata zamrudnya menatap Harry yang duduk di depannya. Dahi remaja itu mengerut, tanda kebingungan.

"Rys, bisakah kau ceritakan semuanya? Benar-benar semuanya," pinta Harry.

Rys terdiam. Keheningan kembali meraja di ruang santai Potter Manor. Harry sendiri memandangnya harap-harap cemas.

Ekspresi Rys menyendu. "Kau yakin?" tanyanya.

Harry mengangguk mantap.

Mengembuskan napas pasrah, Rys akhirnya menuruti keinginan kakak kembarnya.

"Hallowen tahun 1981, itu adalah tahun di mana kita kehilangan Mum dan Dad." Rys memulai. Mata zamrudnya melirik potret James dan Lily yang saat ini mengangguk padanya. "Saat itu, dunia sihir sedang dalam masa krisis Harry. Seorang penyihir hitam yang menyebut dirinya Dark Lord Voldemort memulai teror di mana-mana. Mum dan Dad termasuk orang-orang yang melawannya."

Harry mengambil teh di meja dengan malu-malu. Rys menatapnya geli.

"Karena satu dua hal, keluarga kita diincar, terutama ... kau." Mata Harry melebar. "Saat itu, aku yang masih berusia satu tahun ditinggalkan di manor bersama para peri rumah dan potret leluhur Potter. Sementara Dad dan Mum membawamu bersembunyi di Godric's Hollow. Tak kusangka itu pertemuan terakhir kita, Harry."

Setetes air mata mengalir dari mata Rys. Harry yang melihatnya tercekat. Ia menaruh cangkir di atas meja dan berjalan mendekat ke arah Rys. Kedua tangannya mendekap tubuh adik kembarnya yang terisak.

"Malam itu, Mum dan Dad terbunuh oleh Voldemort sedangkan kau dibawa oleh Dumbledore ke saudari Muggle Mum." Rys membalas pelukan Harry. Suaranya serak ketika ia terus bercerita. "Aku kesepian, Harry. Saat aku berusia tiga tahun, mereka muncul. Granpa Godric, Granpa Salazar, Granma Helga, dan Granma Rowena. Merekalah yang merawatku selama ini."

Harry melepaskan pelukannya. Ia memiringkan kepala dengan ekspresi bingung. "Aku hanya bertemu Granma Helga."

Rys tertawa. "Yang memelukmu sebelum pingsan tadi Granpa Salazar." Tawa Rys semakin keras ketika melihat wajah Harry yang berubah horor.

"Dia menakutkan, Rys."

"Hei! Walau seperti itu, Granpa Salazar adalah orang yang baik. Errr, katakanlah mukanya menyeramkan seperti basilisk, tapi hatinya selembut ular sawah."

Keduanya tertawa.

Harry menggaruk tengkuknya. Ia menatap Rys dengan pandangan berbinar. Sebuah kehangatan menyusup ke dalam hatinya yang selama ini dingin. Akhirnya ia memiliki keluarga yang menyayanginya. Setelah perlakuan buruk Dursley yang membuatnya melarikan diri, ia akhirnya bisa menemukan kebahagiaannya sendiri.

Ia menarik Rys yang masih duduk dan memeluk pinggangnya erat. "Rys, ajari aku semuanya. Kenalkan aku dengan duniaku yang sebenarnya, dunia sihir."

Mata zamrud Rys berkaca-kaca. "Tentu, tentu saja." Ia menepuk dada Harry pelan. "Kau adalah pewaris Keluarga Potter, calon Lord Potter. Tunjukkan pada dunia sihir bahwa tak ada yang bisa mengendalikanmu, Harry. Tunjukkan pada dunia sihir, bahwa Anak Yang Bertahan Hidup tidak seperti yang mereka pikirkan."

Mata zamrud Harry yang selama ini polos dan jernih berkilat berbahaya. "Tentu saja."

***

Tiga tahun kemudian.

The Heir and Heiress of HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang