Chaera sekali lagi natap sendu kearah layar handphone nya. Disana ada foto Jeongin sama dirinya yang lagi senyum bahagia waktu di Dufan kemarin. Eh taunya itu jadi foto terakhir keduanya.
Ingatan tentang Jeongin yang dulu selalu ada buat Chaera kembali berputar. Chaera pasti bakal rindu banget sama momen itu.
"Saya pulang."
Chaera ngusap air matanya waktu denger suara Chan.
"Padahal tadi saya nyuruh kamu dateng ke acara farewell party-nya Jeongin di kantor. Eh kamu malah gak dateng." Kata Chan yang kemudian ngelepas jas kantor sama dasinya.
"Aku gak bisa, Om. Takutnya nanti aku nangis disana dan bikin Kak Jeongin gak jadi pergi."
Chan senyum bentar kemudian ngambil sebuah kotak yang dia bawa. Sebuah kotak berukuran sedang yang entah apa isinya.
"Ini dari Jeongin. Dia sebenernya mau ngasih langsung ke kamu. Cuma karena tadi kamu gak hadir akhirnya dititipin ke saya." Chan kemudian ngasih kotak itu ke Chaera.
"Ini ada ucapannya juga." Kata Chan dan ngasih secarik kertas ke Chaera.
Chaera memilih buat ngebuka secarik kertas itu dulu.
Untuk kamu, perempuan paling cantik yang pernah aku temui.
Aku belajar dari sang rembulan. Yang selalu setia menyinari langit malam dengan cahayanya walau awan menyapa kelam walau bintang terlihat suram.
Seperti aku yang mencintaimu dari balik kegelapan. Menjagamu di balik bayangan
Aku akan tetap menjagamu dalam bentangan sayapkuSemua tak seperti yang diharapkan. Cinta hanya ada dalam mimpi, cinta hanya ada dalam hati, cinta hanya terungkap dari tulisan ini.
Kali ini pagi menceritakan tentang dingin malam, tentang kopi yang begadang, dan doa-doa sisa air mata.
Ternyata aku masih terlalu mentah untuk mekar bersamamu, aku masih terlalu kanak-kanak untuk mengiringi langkahmu. Untuk lembar-lembar berikutnya, tulislah kisah barumu.
Hari kemarin atau esok sama saja dengan hari ini. Duka dan suka menjadi seirama lagu, matahari di luar, matahari dalam hati menyatu dalam kepiluan sukmaku.
Ada yang meleleh di ujung kedua mataku, begitu goretan-goretan pena itu selesai kubaca. Ternyata bendungan air mataku tidak terlalu kuat sehingga jebol lagi, meski baru sedikit
Maafkan untuk setiap silap kata yang kuucap. Maafkan untuk setiap salah sikap yang kuperbuat. Kini, aku hanya ingin kamu percaya, hatiku masih tetap milikmu, satu-satunya.
Selamat tinggal insan yang kucintai. Aku akan berlayar di atas aliran air mataku. Semoga kau bahagia, begitu pula denganku. Terimakasih untuk segalanya. Aku doakan semoga kamu selalu bahagia.
— dari seseorang yang mencintaimu.
Tangan Chaera gemetaran setelah ngebaca surat yang Jeongin tulis buat dirinya. Di mata Chaera Jeongin adalah sosok yang ceria, tapi ternyata bisa nulis rangkaian kata yang menyayat hati gini.
"Hei, katanya janji gak akan sedih lagi. Kok malah nangis?" Tanya Chan yang kemudian duduk di samping Chaera.
Chan ngusap pelan air mata istrinya sambil senyum manis.
"Ya gimana ya, waktu Om lagi sama Kak Jihyo kan yang jagain aku Kak Jeongin. Aku terbiasa sama kehadirannya. Kak Jeongin perginya tiba tiba banget, Om. Kan aku belum siap ditinggal begini." Kata Chaera sambil ngambil tangan Chan yang tadi ada di pipinya kemudian digenggam erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life || Bangchan ✓
Fanfic[COMPLETED] Dinikahin sama cowo yang usianya terpaut 11 tahun lebih tua daripada gue itu rasanya nano nano gitu.