Chaera udah kaya mayat hidup saat ini. Hidupnya ga semangat, jadi pendiem, dan lebih sering ngelamun. Kesedihannya masih kerasa banget di hatinya. Bahkan jalan aja Chaera harus dibantu sama Chaewon karena anak itu ga fokus pas jalan.
Hari ini Chaera udah boleh pulang dari rumah sakit setelah tiga hari ada disana.
Chaera beserta Chaewon, Jisung, sama Jeongin lagi jalan menuju apartemen. Sebenernya ini Jisoo udah minta Chaera buat tinggal di rumah orangtuanya aja tapi itu anak gamau. Alhasil Jisung aja yang sekarang disuruh tinggal bareng Cheras buat jagain anak itu.
Saat ini tujuan Chaera hanya satu, dia mau ngasih pelajaran ke Jihyo. Demi Tuhan Chaera bener bener benci cewek cantik berhati iblis itu.
"Kak, lepas. Gue mau ke apartemen Om Chan dulu."
"Ra, serius? Gue—"
"Gue bisa sendiri."
Chaera jalan tertatih menuju pintu aprtemen Chan. Chaera neken tombol password sampai pintu kebuka dan masuk ke dalam. Sedangkan Jeongin, Jisung, sama Chaewon siaga di depan pintu. Jaga jaga semisal terjadi hal yang ga diinginkan.
Pemandangan pertama yang Chaera liht ada Chan sama Jihyo mesra mesraan di sofa. Ngelihat pemandangan itu bikin kemarahan dan kebencian Chaera membuncah.
Ngelihat Chaera Dateng, Chan langsung lepasin pelukannya sama Jihyo. Ini rasanya dia kaya ketangkep basah lagi selingkuh. Chan kaget ngelihat Chaera dateng dalam keadaan perban dimana mana. Beberapa hari lalu Jeongin emang sempet kabarin Chan tentang kondisi Chaera lewat chat. Sayangnya gak kebaca sama Chan karena Chan sibuk banget.
Chaera jalan menuju Jihyo kemudian narik kerah bajunya sampe Jihyo berdiri. Setelahnya Chaera ngedorong Jihyo kenceng. Jihyo ga sampe jatuh karena Chan nahan tubuhnya.
"ANAK GUE MATI, LO PUAS?!" teriak Chaera.
"Kamu apa apaan datang datang langsung kasarin Jihyo."
"CALON ISTRI KAMU INI BUNUH ANAK AKU, CHAN!"
Chaera begitu marah saat ini sampai dia berani manggil Chan hanya pake namanya. Ini kedua kalinya Chaera berani ngelakuin ini.
"Kamu lihat kondisiku sekarang? Aku hampir mati karena calon istri kamu yang gila ini. Anak aku jadi korban. Anak aku mati!" Teriak Chaera.
Chan natao Jihyo, minta penjelasan. Jihyo gelengin kepalanya.
"Aku ga ngelakuin itu, Chan! Dia cuma nuduh aku! Lagian gak ada bukti kalau aku yang ngelakuin itu."
"Bentar, saya—"
Ucapan Chan terhenti ketika Chaera jalan cepat kearah dapur. Ngebuka lemari dapur dimana ada banyak minuman berakohol disana. Chan emang nyimpen banyak minuman berakohol karena botolnya bagus. Buat pajangan aja gitu.
Setelah ngambil salah satu botol alkohol, Chaera nutup lemari dapur kenceng banget.
Prang!
Chaera pecahin salah satu botol itu sampe isinya berserakan kemana mana. Setelahnya Chaera nodongin botol yang bagian bawahnya udah pecah ke Jihyo sama Chan. Chaera bener bener marah saat ini.
"Kalian berdua iblis." Desis Chaera.
Chan sama Jihyo jelas aja kaget. Ini anak bawa beling di tangannya. Kalau kelempar terus kena Chan atau Jihyo ya wassalam. Nanti cod sama malaikat maut. Mana kilatan matanya keliatan banget lagi marah sama benci.
Di pintu, Chaewon sama Jisung ngelihatin dengan seksama drama didepan mereka. Gak berniat hentiin Chaera karena menurut mereka Chaera emang harus ngelakuin itu. Sedangkan Jeongin udah ketar ketir. Takut banget kalau Chaera luka lagi. Jeongin berniat masuk tapi tangannya ditahan sama Chaewon.
"Lo gak ada hak buat ikut campur, Je. Ini urusan mereka bertiga. Lo diem aja disini."
"Tapi—"
"Chaera bisa jaga dirinya sendiri, Jeongin. Untuk saat ini biarkan dia melampiaskan kemarahannya dulu. Jangan bikin suasana jadi tambah runyam."
Di dalam sana Chaera berjalan mendekat kearah Chan juga Jihyo. Masih sambil nodongin botol kaca yang dia pegang. Jihyo makin mundur sampai nabrak tembok. Jihyo takut banget sampe gemeteran.
"Ra, jangan gila kamu!" Teriak Chan pas liat Chaera makin deketin botol pecah yang dia bawa ke Jihyo
"Nyawa dibalas nyawa. Lo udah bunuh anak gue, Kak. Sekarang saatnya lo juga pergi nyusulin dia."
"Gue gak—"
Prang!
Chaera ngelempar gelas itu ke dinding. Tepat di samping Jihyo. Jihyo yang kaget juga takut cuma bisa mematung di tempat. Jihyo megangin dadanya karena kaget banget. Jantungnya udah mau copot rasanya.
"Ra, kamu apa apaan sih?!"
"Diam, Chan. Kamu gak tau gimana sakit yang aku rasakan. Anakku satu satunya alasan aku hidup juga bertahan. Tapi cewek iblis ini udah membunuh anak yang ga bersalah itu."
Chan diam mematung. Dadanya kerasa sesak entah karena apa. Mungkin ngelihat Chaera yang badannya banyak perban juga tatapan penuh kebencian dan kemarahan yang Chaera layangkan kedirinya. Chaera gak pernah natap Chan pake tatapan kaya gini.
"Aku berusaha pertahanin dia sendirian. Ngelewatin masa kehamilan sendirian tanpa kamu. Kamu gak akan ngerasain itu, Chan. Aku diem aja ketika kamu gak aggap anak ini. Tapi sekarang, aku udah ga bisa nahan diri lagi. Fisik dan hatiku kamu lukai secara gak langsung. Gara gara dia!" Chaera nunjuk Jihyo pake telunjuknya.
"Si iblis berkedok bidadari ini tiba tiba masuk ke hubungan kita. Mencuri kesempatan biar bisa kembali sama kamu ketika kamu amnesia. Juga membunuh anak aku. Dan kamu masih mau belain dia? KEMANA HATI NURANI KAMU, CHAN?!" Chaera teriak kenceng banget.
"Kamu gak ada bukti kalau Jihyo yang udah bikin kamu keguguran. Jangan terus nyalahin orang lain. Kita berakhir bukan karena Jihyo, tapi karena kita memang gak pernah memulai, Chaera."
Chaera ketawa hambar. Ah, semua usaha buat bertahan hancur lebur hari ini. Gak ada yang tersisa. Semua usaha Chaera sia sia. Chan kembali ke setelan pabrik.
"Dan lagi, kalau memang kamu istri saya, saya mau kita cerai. Saya mau menikahi Jihyo secepatnya."
Padahal baru beberapa hari lalu Chan bilang kalau dia mulai percaya bahwa Chaera iatrinya. Minta Chaera buat gak pergi. Eh sekarang malah minta cerai.
"Itu yang kamu mau? Oke, aku akan kabulkan."
Chaera ngelepas cincin pernikahan yang selama ini selalu melingkar di jari manisnya. Cincin yang tetap dipakai sama Chaera sebagai bukti bahwa dia ini istrinya Chan meski Chan gak pernah anggap dia. Cincin yang jadi bukti bahwa Chaera tetap setia sama Chan meski cowo itu memilih selingkuhannya.
Dilemparnya cincin itu sama Chaera dan tepat kena ke dada Chan. Cincin jatuh menggelinding entah kemana.
"Kita akhiri semuanya sampai disini. Nggak ada lagi yang namanya kita. Semua udah berakhir. Kisahku dan kamu berakhir. Terimakasih untuk semua rasa sakitnya. Terimakasih karena udah bikin hidup aku hancur sehancur hancurnya..." Chaera menjeda kalimatnya, ngambil nafas sejenak.
"...Untuk surat gugatan cerai, kamu gak perlu khawatir. Aku yang akan urus semuanya sendiri. Nikmati waktu waktu kamu sama selingkuhan ini karena kamu gak tahu apakah dia akan sama kamu terus atau enggak. Aku harap semuanya segera usai. Aku pergi, jangan pernah cari aku lagi. Aku anggap semua kisah kita selesai. Setelah ini silahkan urus diri kamu sendiri. Selamat tinggal."
Chaera berbalik kemudian pergi sambil banting pintu. Ninggalin Chan yang masih terpaku ditempat karena kejadian tadi.
Apakah kisah Chan sama Chaera bakal berakhir gitu aja?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life || Bangchan ✓
Fanfic[COMPLETED] Dinikahin sama cowo yang usianya terpaut 11 tahun lebih tua daripada gue itu rasanya nano nano gitu.